Oleh: Erna Sunarti
PEMBELAJARAN daring adalah metode pendidikan dimana siswa sepenuhnya belajar dalam lingkungan virtual.
Secara global, pembelajaran daring pertama kali diperkenalkan pada 1990-an, beriringan dengan penciptaan dan perkembangan internet.
Pembelajaran daring yang juga dikenal sebagai e-learning paling umum digunakan dalam pembelajaran jarak jauh (distance learning) di pendidikan tinggi, memungkinkan siswa dari wilayah geografis yang berbeda dengan latar belakang yang beragam untuk terlibat dengan lembaga akademik dan siswa lain secara daring, dan belajar dengan fleksibel dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.
Perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat pesat, ditambah hantaman pandemi global Covid-19 yang memaksa kita untuk membatasi interaksi langsung dengan orang lain telah membawa perkembangan dan penerapan pembelajaran daring ke level berikutnya.
Di seluruh dunia, termasuk Indonesia, institusi pendidikan mencari platform pembelajaran online untuk melanjutkan proses mendidik siswa.
Di Indonesia, salah satu istilah yang paling sering digunakan setelah pandemi adalah new normal.
Kenormalan baru dalam pendidikan adalah meningkatnya penggunaan perangkat pembelajaran online.
Beberapa tahun yang lalu, pembelajaran daring dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai metode yang inferior, namun sekarang pembelajaran daring muncul sebagai sumber daya yang diperlukan bagi siswa dan sekolah di seluruh dunia.
Bagi banyak lembaga pendidikan, pembelajaran daring adalah metode pendidikan yang sama sekali baru dan harus mereka adopsi.
Selain itu, pembelajaran daring saat ini tidak hanya berlaku untuk pembelajaran akademik tetapi juga merambah pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa.
Maka dari itu, seperti metode pengajaran yang lain, pembelajaran daring juga memiliki sisi positif dan negatifnya sendiri.
Menguraikan dan memahami hal positif dan negatif ini akan membantu sekolah dan institusi pendidikan lainnya dalam menciptakan strategi untuk menyampaikan pelajaran secara lebih efisien, memastikan perjalanan belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Salah satu kelebihan utama pembelajaran daring adalah efisiensi dan kepraktisan.
Pembelajaran daring memberikan guru opsi untuk tetap bisa menyampaikan pelajaran kepada siswa di era pandemi seperti sekarang ini, dimana interaksi langsung sangat dibatasi.
Pembelajaran online menawarkan sejumlah alat seperti video, PDF, dan podcast yang dapat guru gunakan sebagai bagian dari rencana pelajaran mereka.
Dengan memperluas rencana pelajaran di luar buku teks tradisional dan memasukkan sumber daya online, guru dapat menjadi pendidik yang lebih efisien.
Sebagai tambahan, pembelajaran daring dapat direkam, diarsipkan, dan dibagikan untuk referensi di masa mendatang, memungkinkan siswa untuk mengakses materi pembelajaran kapan pun dan di mana pun.
Dengan demikian pembelajaran daring menawarkan siswa aksesibilitas yang fleksibel.
Bagi banyak siswa, salah satu tantangan terbesar dari pembelajaran online adalah perasaan terisolasi.
Siswa dapat belajar banyak dan cenderung merasa lebih nyaman dengan berada di tengah teman-teman mereka.
Namun, dalam kelas daring, interaksi fisik baik antara siswa maupun dengan guru sangat minim sehingga sering menimbulkan rasa terisolasi bagi siswa.
Dalam situasi ini, sekolah harus bisa menawarkan bentuk komunikasi lain antara siswa, teman, dan guru.
Ini dapat mencakup pesan online, email, dan konferensi video yang memungkinkan interaksi tatap muka dan mengurangi rasa terisolasi.
Kendala lainnya adalah upaya untuk bisa fokus pada layar dalam jangka waktu yang lama.
Dalam pembelajaran daring, peluang siswa untuk mudah teralihkan oleh media sosial atau situs lain juga lebih besar.
Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk membuat kelas online mereka menarik dan interaktif supaya bisa membantu siswa tetap fokus pada pelajaran.
Tantangan lain dari pembelajaran daring adalah konektivitas internet. Meskipun penyebaran internet telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, koneksi yang konsisten dengan kecepatan yang layak di kota-kota kecil masih merupakan suatu masalah.
Tanpa koneksi internet yang konsisten untuk siswa atau guru dapat mengakibatkan kurangnya kontinuitas dalam pembelajaran yang tentunya sangat merugikan.
Selain itu, pembelajaran daring menuntut guru untuk memiliki pemahaman dasar tentang penggunaan bentuk pembelajaran digital.
Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Sangat sering, guru hanya memiliki pemahaman yang sangat mendasar tentang teknologi.
Terkadang, mereka bahkan tidak memiliki sumber daya dan alat yang diperlukan untuk menyelenggarakan kelas online.
Untuk mengatasi hal ini, penting bagi sekolah berinvestasi dalam melatih guru dengan pembaruan teknologi terbaru sehingga mereka dapat melakukan pembelajaran daring dengan lancar dan efektif.
Kesimpulan yang bisa diambil adalah pembelajaran daring bisa diterapkan dengan efektif dan menawarkan siswa aksesibilitas yang fleksibel, serta telah sangat membantu proses pendidikan tetap berjalan di era pandemi lalu.
Namun pembelajaran daring harus juga dilihat sebagai pelengkap dan perluasan dari bentuk pembelajaran tradisional.
Bahkan pembelajaran daring terbaik pun tidak dapat sepenuhnya menggantikan interaksi langsung dengan guru dan sesama siswa, atau hubungan, sikap, sifat, dan kepribadian yang bisa tumbuh dan berkembang dalam kelompok dan pertemanan di sekolah.
Karena itu, pembelajaran hybrid (luring dan daring) masih manjadi solusi terbaik saat ini.
Cara hybrid ini memberikan ruang cukup luas bagi terdistribusikannya pembelajaran yang merata bagi semua siswa. ***
Penulis adalah Erna Sunarti, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Bahasa Unnes (Jatengdaily.com-she)