in

Lewat Kolaborasi Antardaerah Perbatasan Kendalikan Inflasi

Oleh : Pudjo Rahayu Risan

SEUSAI  menerima kunjungan Sekretariat Kerja Kunci Bersama, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (23/9), Ganjar Pranowo memutuskan ambil langkah bahwa daerah perlu berkolaborasi kabupaten/kota di wilayah perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat, untuk bekerja sama dalam mengendalikan inflasi. Khususnya terkait komoditas yang bisa mendorong inflasi, seperti volatile food. Pertimbangan Ganjar masih ada PR dari Presiden untuk mengendalikan inflasi.

Volatile food merupakan inflasi komponen bergejolak (Volatile Food). Inflasi ini didominasi atau dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.

Inflasi Volatile Goods adalah inflasi barang/jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak. Berdasarkan tahun 2002, inflasi volatile goods masih didominasi bahan makanan, sehingga sering disebut juga sebagai volatile foods.

Kolaborasi antar daerah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah, masih bisa dikembangkan dengan harapan muincul efektivitas, syukur – syukur menjadi efisien. Pada tahap ini, pilihannya diawali dengan langkah kolaborasi daerah yang berpatasan dengan Jawa Barat.

“Area ini menjadi penting untuk mereka saling support, agar mereka yang berdagang di wilayah itu, berbagai komoditas yang bisa mendorong inflasi, bisa dikendalikan bersama,” kata Ganjar. Kolaborasi itu penting untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah yang rumit. untuk mengendalikan inflasi didaerah merupakan alternative pilihan yang cerdas.

Baca Juga:Indonesia Juara Ketiga di AFF Beach Soccer Championship 2022

Konsep kolaborasi adalah proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama. Di sebuah organisasi yang saling tergantung, kolaborasi menjadi kunci pemikiran kreatif.

Setidaknya, ada sembilan kabupaten/kota di wilayah Jateng – Jabar yang tergabung dalam Sekretariat Kerja Kunci Bersama. Kesembilan daerah itu terdiri atas dua kabupaten di sisi paling barat Jawa Tengah, yaitu Brebes dan Cilacap, serta tujuh kabupaten/kota di sisi paling timur Jawa Barat. Daerah-daerah itu diharapkan dapat menyampaikan potensi masing-masing, agar kemudian dapat direspons oleh masing-masing kabupaten/kota.

Apalagi beberapa wilayah di daerah perbatasan itu memiliki banyak kemiripan secara etnis. Wilayah Jateng sisi barat masih ada yang secara etnis dekat dengan Sunda, dan sisi bagian timur Jabar juga masih ada etnis Jawa.

Bahkan tidak sekadar kolaborasi, tapi perlu sinergitas. Sinergi berasal dari bahasa Yunani synergos yang berarti bekerja bersama-sama. Sinergi adalah suatu bentuk dari sebuah proses atau interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimum.

Karakter meraka hampir mirip, diberi ruang untuk mengurus wilayah yang ada di perbatasan Jabar – Jateng, karena banyak secara etnis kemiripannya. Sundanya, yang agak ke timur ada Jawanya, dan mereka saling hidup bersama. Maka kerja sama di area itu mendorong penyelesaian banyak hal infrastruktur, perhubungan, lingkungan, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan budaya.
Sebetulnya contoh konkret kolaborasi dan sinergitas sudah terjadi ketika daerah di wilayah perbatasan itu juga ditunjukkan saat penanganan Covid-19. Masing-masing daerah memiliki kesadaran untuk menyelesaikan masalah kemasyarakatan, tanpa banyak mempertimbangkan kedaerahannya.

Ketika kemarin pada pandemi, mereka bisa mengurus masyarakat yang ada di wilayah itu dengan baik, tanpa harus banyak mempertimbangkan soal perbatasannya. Maka yang di Kuningan ke Brebes oke, di Brebes ke Kuningan oke, atau Jawa Barat ke daerah Banjarnegara oke, atau sebaliknya, tidak masalah karena ini urusannya kemanusiaan.

Mengendalikan Inflasi.
Sekarang yang dibutuhkan dan mendesak, adalah penangaan inflasi. Bupati Kuningan sekaligus Ketua Serker Kunci Bersama, Acep Purnama, mengatakan, permintaan Ganjar agar daerah di wilayah perbatasan itu bekerja sama dalam mengendalikan inflasi merupakan gagasan yang bagus. Melalui Kunci Bersama ini, setiap daerah akan memanfaatkan ruang-ruang yang bisa menurunkan inflasi.

Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus. Dengan inflasi mengakibatkan kenaikan harga barang atau jasa, yang menyebabkan daya beli uang menurun.

Inflasi dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti turunnya nilai mata uang, kenaikan harga barang dan jasa, meningkatnya pengangguran, menurunnya kesejahteraan masyarakat, hilangnya investasi, dan masih banyak lagi.

Meningkatnya inflasi dapat menyebabkan harga input atau bahan baku yang tinggi, pendapatan dan laba menurun, daya beli konsumen rendah, dan perekonomian melambat. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut, terutama terjadi pada pengusaha kecil.

Hal inilah yang menjadi pematik munculnya kolaborasi dan sinergitas antar daerah diawali dari daerah perbatasan yang secara kulrural sudah menyatu. Banyak contoh yang bisa menjadi rujukan, misalnya, dengan pemanfaatan produk-produk daerah. Contoh, di Kuningan ada pabrik tape ketan, tapi untuk beras ketan diambil dari Brebes. Pada saat yang sama di Brebes ada lahan dan produksi bawang merah, sedangkan di Kuningan ada pabrik bawang goreng.

Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang tidak dapat dihilangkan dengan tuntas, usaha-usaha yang dilakukan biasanya hanya sebatas mengurangi dan mengendalikannya. Usaha yang dilakukan pemerintah dan bank sentral untuk mengendalikan inflasi adalah melalui kebijakan moneter, fiskal, dan non moneter.

Kerja sama antardaerah itu, juga mendorong peningkatan perekonomian daerah. Setiap komoditas yang dimiliki, daerah, akan dibantu pemasarannya di daerah lain. Lalu bidang sosial dan kesehatan, pihaknya juga sedang mencoba membangun rumah sakit di dekat perbatasan.

Tujuannya mempermudah pelayanan bagi masyarakat di wilayah perbatasan. Seperti permasalahan yang harus diselesaikan adalah soal JKN, jadi orang sakit asal Brebes bisa dirawat di Kuningan dan sebaliknya.

Pudjo Rahayu Risan, Pengamat Kebijakan Publik, pengajar tidak tetap STIE Semarang-Jatengdaily.com-st

Written by Jatengdaily.com

Tragedi Mengerikan di Kanjuruhan

Kemenag Ingatkan Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama bagi Guru PAI