BOYOLALI (Jatengdaily.com) – Puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2022 pada hari Selasa (26/4/2022) digelar dengan simulasi evakuasi mandiri warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah menyikapi letusan Gunung Merapi.
Sebanyak 200 orang dan 30 hewan ternak yang turut serta dalam latihan evakuasi mandiri yang diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, PMI, TNI, Polri, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa Tlogolele, yang didukung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dunia usaha serta para relawan.
Baca Juga:Puncak Peringatan HKB di Klaten, Semangat Tangguh Bencana
Wahyudi dan Windarsih, dua warga Dusun Stabelan sangat antusias mengikuti simulasi evakuasi ini. Mereka berharap melalui kegiatan tersebut maka kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana dapat ditingkatkan lagi, baik untuk diri sendiri maupun orang-orang terdekat.
“Saya berharap melalui kegiatan ini dapat menyelamatkan diri dan keluarga. Kalau ada tanda peringatan dari pemerintah maka sudah tahu harus berbuat seperti apa,” ungkap Wahyudi.
“Semoga kita semua terhindar dari bencana. Kita bisa selamat semua,” ungkap Windarsih.
Desa Tlogolele khususnya Dusun Stabelan merupakan wilayah terdekat dengan puncak merapi. Jika ditarik garis lurus, jarak antara dusun yang berada di ketinggian 1.555 mdpl itu hanya 3 kilometer saja dari puncak. Menurut rekomendasi BPPTKG, wilayah Desa Tlogolele masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, oleh sebab itu simulasi evakuasi mandiri dari potensi ancaman bencana Gunung Merapi mutlak dilakukan.
Dalam simulasi itu, ada tiga hal yang menjadi prioritas dan harus diutamakan. Pertama adalah kelompok rentan yang meliputi ibu hamil, anak-anak, lansia dan disabilitas. Selanjutnya hewan ternak juga menjadi prioritas yang utama disusul oleh masyarakat pada umumnya.
Setibanya di TPPS Desa Tlogolele, hewan ternak ditambatkan ke tempat yang telah disediakan kemudian didata oleh tim TSD Tlogolele agar tidak tertukar kepemilikannya. Selanjutnya untuk warga kelompok rentan diarahkan memasuki posko pengungsian dan didata lebih lanjut. Apabila terdapat warga yang memiliki keluhan penyakit atau kurang sehat, tim dari PMI setempat akan memberikan pelayananan kesehatan.
Desa Tlogolele menjadi salah satu desa yang telah memiliki perangkat dan sistem penanganan bencana terstruktur serta terencana dengan baik, khususnya untuk mengantisipasi potensi ancaman bencana gunungapi Merapi. Sejak tahun 2006, Desa Tlogolele telah membentuk Tim Siaga Desa (TDS) khusus untuk penanganan bencana Gunung Merapi. Hingga hari ini sudah ada 60 personel aktif TSD yang terdiri dari 45 masyarakat umum, 10 personel dari perangkat desa setempat dan 5 dari BPD Tlogolele.
Setiap tahun sekali dan dalam beberapa kesempatan tertentu, tim TSD Tlogolele rutin melaksanakan simulasi evakuasi mandiri bersama warga Tlogolele yang didampingi oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Kabupaten Boyolali dan lembaga terkait lainnya. yds