SEMARANG (Jatengdaily.com)- Tim peneliti dari Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (SV Undip) mengembangkan teknologi mirip Kapal Selam Mini atau bisa disebut Remotely Operated Vehicle (ROV) yang berguna untuk survey di lautan.
Saat ini alat yang dirancang untuk membantu kegiatan penelitian khususnya dalam bidang eksplorasi, observasi, survey dan inspeksi di bawah air secara real time sudah diserahkan ke Sekolah Vokasi Undip agar bisa didayagunakan.
Tim penelitian ini diprakarsai oleh Mitha Asyita Rahmawaty ST MT beranggotakan Muhammad Sawal Baital ST MT dan Fakhruddin Mangkusasmito ST MT yang bertindak melaksanakan perakitan prototipenya.
Pencetus ide ROV, Mitha Asyita Rahmawaty mengatakan pembuatan alat ini dilatarbelakangi masih mahalnya alat kapal selam mini sekarang ini. Padahal peralatan tersebut menjadi alat bantu penting untuk kebutuhan survei di bawah air laut.
“Karena itu jarang sekali baik dosen maupun mahasiswa menggunakan alat tersebut sebagai alat bantu survei untuk melihat kondisi di bawah air laut. Masih terasa mahal. Untuk itu kami terpanggil untuk membuat alat bantu yang terjangkau untuk mendukung penelitian dan kegiatan di laut,” kata Mitha Asyita Rahmawaty kepada Tim Komunikasi SV Undip, Kamis (12/5/2022).
Menurut dia, seperti halnya pengalaman pada tahun 2020 bersama para mahasiswa saat melakukan tugas pengabdian di Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Untuk melakukan survei di bawah air laut harus dengan cara manual.
Dari situlah muncul ide untuk membuat alat ROV yang lebih ekonomis sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan survei terutama di daerah pesisir maritim.
“Dari situlah saya meminta tolong kepada dua teman saya untuk merakit ROV ini. Kebetulan Pak Sawal ini ahli dalam bidang perkapalan. Untuk Pak Fakhrudin ahli dalam perakitan mesin. Dari kolaborasi inilah selama satu tahun 2021, ROV ini akhirnya kita uji cobakan dan berhasil. Setelah itu, kemudian kami serahkan kepada pihak fakultas dengan harapan dapat membantu penelitian baik dosen maupun mahasiswa untuk kegiatan survei khususnya untuk melihat kondisi di dalam air laut,” kata Mitha, dosen di Prodi Sarjana Terapan (D4) Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan (PTRP) SV Undip.
Mitha menambahkan, agar dapat berfungsi secara maksimal, ROV ini dirancang dengan spesifikasi tertentu. Sehingga alat ini mampu melakukan pekerjaan teknis seperti membawa objek tertentu dari dasar laut untuk keperluan penelitian.
Rancang bangun ROV ini dirancang dengan kemampuan manuver tinggi yang bertujuan untuk membantu kegiatan di bawah air seperti eksplorasi, observasi, survey dan inspeksi.
ROV ini ke depan juga akan diintegrasikan dengan video transmitter sehingga dapat mentransmisikan gambar dan video secara real-time.
ROV ini juga diharapkan akan terus dikembangkan ke arah yang lebih baik, sehingga mampu melakukan berbagai jenis kegiatan di bawah air, termasuk mampu membawa peralatan-peralatan tertentu yang mampu mendukung berbagai jenis pekerjaan di bawah air.
Rancang bangun ROV, lanjut Mifta, ditekankan pada dua hal. Yaitu mengintegrasikan kamera bawah air dengan bantuan video transmitter sehingga operator ROV yang berada pada dry-platform dapat menerima tangkapan gambar serta video secara real-time saat melakukan kegiatan bawah air dan mengintegrasikan echo sounder.
Sehingga ROV mampu memberikan peringatan dini atau early warning tentang adanya pengahalang atau obstacle yang berada didepan ROV pada radius sudut 450.
“Dengan pengembangan tersebut diharapkan ROV ini mampu menjadi peralatan atau robot standar yang digunakan dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan bawah air,” harapnya.
Tentang pengembangan lebih lanjut, diharapkan ROV ini nantinya dapat dimanfaatkan secara luas, seperti industri minyak dan gas, rekreasi dan penemuan, akuakultur, biologi kelautan, dan industri militer. Beberapa pengujian melibatkan peran serta mahasiswa sebagai aplikasi dari PBL (Project Based Learning) dan diharapkan kedepan dapat dimanfaatkan dalam Survey Pemetaan, Observasi Kelautan, dan Eksplorasi Bawah Laut sebagai salah satu langkah Geopolitik dan Geostrategis Indonesia.
“Sambil menunggu hak paten yang sudah kami ajukan, alat ini terus kami kembangkan dengan melengkapi pemasangan alat GPS dan pemantul sinyal sehingga kedepannya alat ini semakin komplek fungsi dan manfaatkan. Ke depan alat ini juga akan kami kerjasamakan pihak lain seperti pihak swasta melalui pemasangan pipa atau kabel di bawah air laut dan lainnya,” jelasnya dalam rilisnya.
Sebagai informasi penelitian ini digagas pada tahun 2021 dilatar belakangi oleh 3 bidang keilmuan Survey Pertanahan, Perkapalan, dan Rekayasa Otomasi.
Dimana Pekerjaan survey atau In-water Survey (IWS) di bawah air merupakan profesi yang di lakukan oleh penyelam atau diver yang sudah di sertifikasi oleh lembaga yang berwenang, dan sudah cukup memiliki pengalaman bekerja sebagai penyelam untuk melakukan survey batimetri (Bathymetric surveys) atau inspeksi kapal di bawah air. she