Oleh: Ns. Intan Rismatul Azizah, S.Kep
KANKER payudara menjadi masalah kesehatan dengan angka kejadian yang kian meningkat pada setiap tahunya. Kanker payudara merupakan penyakit yang paling sering terjadi, dengan tingkat prevalensi diperkirakan oleh WHO sebesar 2,26 juta kasus pada tahun 2020 (Csuka et al., 2023). Selaras dengan yang terjadi di Dunia menurut data dari Kemenkes RI, (2018) yang menunjukan di Indonesia memiliki angka kejadian sebesar 42,1/100.000 penduduk .
Pencegahan menjadi upaya kunci pengendalian sehingga menjadi sangat penting dalam pengendalian kanker payudara adalah deteksi secara dini atau skrining dapat dilakukan melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), sehingga program ini harus digencarkan. Namun, tindakan SADARI masih rendah dilakukan.
Melihat fenomena ini kita sebagai manusia yang berakal untuk berfikir kritis mengapa program SADARI yang menjadi program unggulan dalam mendeteksi dini kanker payudaya masih belum secara signifikan merubah perilaku masyarakat. Keresahan atau kekhawatiran dalam penalaran ilmu ini dapat dilakukan telaah melalui pendekatan filsafat ilmu secara komprehensif melalui analisis logika, hipotesa, dan verifikasi dengan pendekatan ontology, epistemiologi, dan axiologi.
Logika. Telaah tentang pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang SADARI ini harus menggunakan logika agar dapat dianalisis secara kritis dengan alur pikir ilmiah untuk menemukan jawaban tentang fenomena ini.
Hipotesa. Sebelum dilakukan pengupasan secara sistematis langkah pertama adalah dirumuskan hipotesis tentang penyebab pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang SADARI. Hipotesis dalam melihat fenomena ini adalah metode atau cara memberikan edukasi dan media yang digunakan dalam memberikan edukasi masih belum relevan dengan perkembangan zaman dan usia sasaran edukasi, karena mengingat perkembangan zaman yang begitu pesat di era digita ini rasa-rasanya metode edukasi yang hanya menggunakan ceramah sudah tidak relevan.
Telaah tentang pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang SADARI harus diawali dengan refleksi filosofis yang dilakukan secara mendalam dan menyeluruh, maka diperlukan pendekatan filosofis yang melibatkan ontology, epistemology, dan axiology untuk memberikan konfirmasi pertanyaan- pertanyaan pada topic ini.
Pendekatan ontologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hakikat keberadaan suatu objek atau fenomena. Penerapan pendekatan ontologi fenomena ini dapat membantu kita memahami bahwa kanker payudara adalah suatu kenyataan yang ada dan dapat terjadi pada siapa saja, termasuk remaja. Sehingga kita dapat memahami pentingnya pengetahuan SADARI dalam mencegah dan mendeteksi kanker payudara sejak dini.
Pendekatan epistemologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang pengetahuan dan bagaimana kita memperoleh pengetahuan tersebut. Penerapan pendekatan epistemiologi dapat membantu kita memahami tentang;
1. Bagaimana remaja memperoleh pengetahuan tentang SADARI?
2. Apakah remaja telah diberikan dan informasi yang cukup dan dapat dipercaya tentang SADARI?
Sehingga dengan memahami bagaimana remaja memperoleh pengetahuan tentang SADARI, maka kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan mereka.
Pendekatan aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai dan moral. Sehigga penerapan dalam konteks ini,dapat membantu kita memahami nilai-nilai yang terkait dengan kesehatan dan kehidupan. Kita dapat mempertanyakan diantara lain sebagai berikut: Apakah remaja memahami nilai-nilai tersebut? ; Apakah mereka memandang penting nilai untuk menjaga kesehatan dalam kehidupan mereka?
Verifikasi. Penegakan hipotesis yang ditarik dalam hipotesa tersebut harus diteruskan kedalam verifikasi atau lanjutan proses setelah menegakan hipotesis maka analisis ilmiah harus dilanjutkan dengan melakukan verifikasi apakah hipotesis yang ditegakan sudah benar secara alur pikir ilmiah dengan data yang empiris.
Melihat bahwa metode ceramah dengan media hanya menggunakan power poin biasa saat memberikan edukasi tentang kanker payudara ini membuat kita sebagai tenaga kesehatan harus memiliki metode terobosan baru yang harus diterapkan salah satunya dapat menggunakan metode dan media audiovisual atau video demonstrasi yang dapat ditampilkan melalui media sosial. Ini terbukti efektif meningkatkan pengetahuan remaja tentang SADARI, hal ini dibuktikan dalam studi yang dilakukan oleh yang menunjukan bahwa media audio visual atau video dan demonstrasi efektif meningkatkan ketrampilan praktik sadari siswa SMA. Hal ini menunjukan bahwa solusi yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang SADARI dapat dilakukan melalui media audio visual atau vide disertai denga demonstrasi.
Mengapa media audio visual atau video yang disertai demonstrasi efektif meningkatkan pengetahuan? Hal ini karena media video dapat memberikan pengalaman belajar menyenangkan, menarik, tidak membosankan karena adanya suara dan gambar sehingga lebih mudah dipahami, lebih menarik, penyajian atau pemutaran dapat dikendalikan sehingga dapat diulang-ulang, hal inilah yang membuat media audiovisual yang disertai demontrasi atau praktik nyata lebih efektif meningkatkan pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara dengan Pemeriksaan sendiri atau SADARI. ***skh
Penulis, Mahasiswa Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga