in

Kota Tegal Mengalami Deflasi 0,07 Persen

Oleh: Harimurti SST

Statistisi  Ahli Muda BPS Kota Tegal

Pergantian tahun 2023 ke Tahun 2024, tentu saja banyak hal yang sudah terjadi pada Tahun 2023 di Kota Tegal, baik terkait sosial, maupun ekonomi. Bulan Januari adalah bulan pertama dalam kalender Gregorian yang umum digunakan secara internasional.

Secara etimologis, nama “Januari” berasal dari bahasa Latin “Januarius,” yang diambil dari dewa Romawi kuno, Janus, yang merupakan dewa pintu, langit, dan awal. Janus digambarkan memiliki dua wajah yang menghadap ke depan dan ke belakang, melambangkan masa lalu dan masa depan, yang sering diinterpretasikan sebagai simbol peralihan dari tahun yang lalu ke yang baru. Sebagai bulan pertama dalam tahun, Januari sering dihubungkan dengan pemulihan, kebangkitan, dan resolusi baru.

Bulan baru tentu membawa harapan baru apalagi bulan Januari merupakan bulan baru penanda tahun baru, sehingga harapan baru yang besar ada pada bulan Januari. Memasuki bulan Januari di Kota Tegal telah terjadi deflasi atau penurunan harga sebesar 0.07 persen.

Banyak hal yang menyebabkan deflasi secara umum yaitu, pertama berlebihannya penawaran barang dan jasa, ketika pasokan barang dan jasa melebihi permintaan konsumen, produsen mungkin terpaksa menurunkan harga mereka untuk menjual barang, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan harga secara umum.

Kedua penurunan permintaan konsumen, penurunan daya beli konsumen karena faktor ekonomi seperti pengangguran, penurunan pendapatan, atau ketidakpastian masa depan, dapat menyebabkan permintaan terhadap barang dan jasa menurun, yang bisa menyebabkan deflasi. Ketiga teknologi dan efisiensi produksi, kemajuan dalam teknologi dan efisiensi produksi bisa mengakibatkan biaya produksi turun. Jika produsen menurunkan harga mereka untuk merefleksikan biaya produksi yang lebih rendah, ini bisa menghasilkan deflasi.

Penyebab defkasi secara umum keempat yaitu utang yang terlalu tinggi, jika individu, perusahaan, atau pemerintah mengalami beban utang yang terlalu tinggi, mereka mungkin mengurangi pengeluaran mereka untuk membayar utang, yang dapat mengurangi permintaan agregat dan menyebabkan deflasi.

Kelima terjadi penyusutan nilai aset, jika nilai aset seperti properti atau investasi finansial mengalami penurunan secara signifikan, hal ini bisa mempengaruhi kekayaan individu dan perusahaan, yang pada gilirannya dapat mengurangi belanja konsumen dan investasi, menyebabkan deflasi. Penyebab deflasi berikutnya yaitu karena kebijakan moneter, kebijakan moneter yang ketat dari bank sentral, termasuk kenaikan suku bunga, dapat mengurangi ketersediaan uang dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan deflasi.

Di Kota Tegal Deflasi terjadi karena terjadi penurunan harga pada kelompok komoditas Makanan, Minuman, dan tembakau   serta transportasi, adapun besarnya perubahan harga pada kelompok komoditas secara umum yaitu, Makanan, Minuman, dan Tembakau   -0,28, Pakaian dan Alas Kaki  0,03, perumahan, air, listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga 0,02, Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,16, Kesehatan  0,08, Transportasi   -0,11, Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan   0,00, Rekreasi, Olahraga, dan Budaya  -0,02, Pendidikan  0,00, Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran  0,00, Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya  0,21.

Deflasi tidak boleh berkelanjutan karena dapat menimbulkan efek untuk kehidupan sosial dan ekonomi yaitu, pertama terjadinya penundaan pembelian, Konsumen mungkin menunda pembelian barang dan jasa karena mereka mengharapkan harga akan turun lebih lanjut di masa depan. Ini dapat mengakibatkan penurunan permintaan agregat yang lebih lanjut dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Kedua pengurangan investasi, Perusahaan mungkin menunda atau mengurangi investasi karena prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dan ekspektasi penurunan harga. Hal ini dapat mengurangi produktivitas, inovasi, dan penciptaan lapangan kerja baru.

Efek deflasi berikutnya meningkatkan beban utang dalam hal nilai riil, karena pendapatan dan harga turun sementara beban utang tetap sama atau bahkan meningkat. Ini dapat menyebabkan kesulitan keuangan bagi individu, perusahaan, dan bahkan pemerintah. Keempat terjadi potensi spiral deflasi, Jika deflasi berlanjut dan menjadi lebih dalam, ini dapat memicu spiral deflasi di mana penurunan harga menyebabkan penurunan permintaan lebih lanjut, yang kemudian mendorong penurunan harga lebih lanjut. Ini dapat menjadi siklus yang sulit untuk dihentikan dan dapat berdampak jangka panjang pada perekonomian.

Kemudian efek deflasi mendorong kebijakan kebijakan moneter ekspansif, Bank sentral mungkin perlu mengadopsi kebijakan moneter yang lebih longgar, seperti menurunkan suku bunga atau meluncurkan program stimulus moneter, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencegah deflasi yang lebih dalam. Namun, ini juga bisa meningkatkan risiko inflasi di masa depan. Juga menimbulkan dampak Psikologis, deflasi bisa memicu kekhawatiran dan ketidakpastian di antara konsumen dan bisnis, yang dapat memperburuk penurunan permintaan dan investasi. Jatengdaily.com-st

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

Pepsodent Selengggarakan Pelatihan dan Edukasi Kesehatan Santri PPTQ Al Hikmah Semarang

Indosat Ooredoo Hutchison Bantu Masyarakat Terdampak Banjir Bandang di Demak