in ,

Dari Guru SD dan SMP, Dosen FKIP Unissula Imam Kusmaryono Kini Raih Gelar Profesor

Dari kiri: Ketua Pembina YBWSA Drs H Azhar Combo, Prof Imam Kusmaryono, Wakil Rektor 1 Unissula Andre Sugiyono ST MM PhD, Ketua YBWSA Prof Bambang Tri Bawono. Foto: Siti KH

SEMARANG (Jatengdaily.com)- Kisah inspiratif datang dari dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang,  Imam Kusmaryono yang dikukuhkan menjadi Guru Besar (Profesor), pada Rabu (13/8/2025) dalam rapat senat terbuka.

Imam Kusmaryono yang kini menyandang galer  Prof Dr Imam Kusmaryono SPd MPd ini merupakan Profesor atau Guru Besar pertama di FKIP Unissula.

Tetapi siapa sangka, jika dosen Prodi S1 Matematikan FKIP Unissula itu, dulunya adalah seorang guru. Ya, Prof Imam Kuswaryono, yang sempat mengajar di SD dan SMP selama 21 tahun dan mengajar di FKIP Unissula Semarang ini, akhirnya mencapai pencapaian tertinggi dalam gelar bagi seorang pengajar, yakni Profesor atau Guru Besar.

”Awal karier saya adalah guru SD Islam Sultan Agung 2 pada tahun 1990 sampai 2002, kemudian kepala sekolah di SD Islam Sultan Agung 1-3 tahun 2003 – 2009. Selanjutnya saya mengabdikan diri dengan mengajar di SMP Islam Sultan Agung 4 di tahun 2010-2011,” jelasnya.

Pria kelahiran tahun 1970 ini mengatakan, kiprahnya menjadi dosen, dimulai tahun 2011, dimana saat itu Unissula mendirikan prodi baru, yakni FKIP. Maka, oleh Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) dirinya diminta untuk turut membidani prodi baru tersebut.

”Karena memang saat masih mengajar di SD saya mengambil S2, jadi saya ikut bergabung di FKIP,” jelas Imam Kusmaryono yang juga pernah menjadi Dekan FKIP Unissula tahun 2017-2019 dan kini menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unissula untuk tahun 2022 – 2027 ini.

Dalam pengukuhannya, Imam Kusmaryono membacakan pidato pengukuhan berjudul ”Mathematical Power dalam Perspektif Reformasi Pendidikan Matematika Modern.” Mathematical power dalam pendidikan matematika modern, menurutnya memainkan peran penting (kunci sukses) dalam mengubah pendidikan matematika.

Secara keseluruhan, konsep mathematical power muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kemampuan berpikir kritis terkait teknologi dan pemecahan masalah, dan pemahaman matematika yang mendalam, yang semuanya penting untuk menghadapi tantangan dunia modern ini.

Menurutnya, di era digital sekarang ini butuh reformasi. Dimana implikasi reformasi pendidikan matematika ini menuntut adanya perubahan yaitu guru berperan sebagai fasilitator dan pemandu dalam proses pembelajaran, bukan hanya sebagai penyampai informasi, pembelajaran matematika beralih dari pendekatan tradisional yang berfokus pada hafalan, menjadi pendekatan yang lebih aktif, konstruktif, dan berpusat pada siswa.

Selain itu, peningkatan kualitas pembelajaran matematika dengan fokus pada pengembangan mathematical power, sehingga dapat menghasilkan (terwujud) siswa yang lebih kompeten, percaya diri, dan mampu menggunakan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.

Rektor Unissula Prof Dr Gunarto SH MH mengatakan, menjadi guru besar atau menyandang gelar profesor tidaklah mudah. Sebab, harus terus melakukan tri dharma perguruan tinggi, diantaranya berperan dalam menyelesaikan masalah bangsa.

Sehingga selalu menghasilkan gagasan yang berguna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan tentunya menyelesaikan persoalan bangsa yang ada.

”Termasuk juga membimbing dan mengajar mahasiswa, terus melakukan penelitian, dan juga membimbing teman sejawat untuk meraih gelar profesor. Kami mendukung dan mendorong para dosen untuk mencapai profesor, dan diharapkan sampai tahun 2027 akan tercapai jumlah 100 profesor di Unissula,” jelasnya. she

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

SBI Umumkan Jajaran Pengurus Perseroan Baru, Perkuat Fokus Pertumbuhan

Sekda Demak Bagikan Ribuan Bendera untuk Sambut HUT ke-80 RI