MUI Prihatin Maraknya Seks Bebas di Jepara, Ulama Diajak Jadi Lokomotif Umat

Ketua Umum MUI Jepara Dr KH Mashudi foto bersama dengan para narasumber Dr KH Fadlolan Musyaffa Lc MA, Dr KH Agus Fathuddin Yusuf MA, Dr KH Andi Purwono MSi dan KH Eman Sulaeman SH MH dalam Halaqah Ulama se-Eks Karesidenan Pati di di Hall Ono Joglo Resort Bandengan, Kabupaten Jepara, Minggu (14/9). Foto:dok
JEPARA (Jatengdaily.com) – Suasana hangat menyelimuti Hall Ono Joglo Resort, Bandengan, Jepara, Minggu (14/9), ketika para ulama se-Eks Karesidenan Pati berkumpul dalam Halaqah Ulama dan Rapat Koordinasi MUI.
Namun di balik keakraban itu, terselip keprihatinan mendalam dari Ketua Umum MUI Kabupaten Jepara, Dr KH Mashudi MAg, atas persoalan moral yang kian merebak di tengah masyarakat.
Dengan nada lirih sekaligus tegas, Kiai Mashudi menyampaikan kegelisahannya tentang maraknya seks bebas, kumpul kebo, serta pornografi yang tak hanya melanda generasi muda, tapi juga orang dewasa.
“Untung Alhamdulillah di Jepara tidak jadi berdiri peternakan babi. Tetapi kami masih prihatin merebaknya seks bebas, kumpul kebo, pornografi pornoaksi yang melanda anak-anak, pemuda dan orang tua,” ucapnya di hadapan ratusan peserta.
Kegelisahan itu semakin nyata ketika ia menyinggung angka perceraian yang terus meningkat. Tahun 2024 tercatat ada 2.015 kasus perceraian, sementara hingga Agustus 2025 jumlahnya sudah menembus seribu kasus.
“Mari para ulama bangkit menyampaikan nasihat kepada umat, pemerintah dan para pemangku kepentingan. Jangan ada lagi arogansi dan sikap sok kuasa dalam hubungan sosial kita,” pesannya.
Dalam forum tersebut, para ketua MUI dari Kudus, Pati, Rembang, hingga Blora juga berbagi persoalan sosial aktual di daerah masing-masing.
Suara-suara itu memperlihatkan bahwa tantangan moral dan sosial tak hanya terjadi di Jepara, melainkan juga merata di berbagai wilayah.
Ketua Umum MUI Jawa Tengah, Dr KH Ahmad Darodji MSi, dalam pidato pembukaan menegaskan peran ulama sebagai “lokomotif umat”.
“Karena panjenengan semua lokomotif, maka di belakang anda ada gerbong dan umat yang menjadi penumpang di dalamnya,” ungkapnya, memberi gambaran betapa strategis posisi ulama dalam mengarahkan kehidupan masyarakat.
Sementara itu, Staf Ahli Bupati Jepara, Muh Tahsin, menyampaikan sambutan mewakili Bupati. Dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Plt Kepala Badan Kesbangpol, Pradana Agung Nugraha, mengingatkan pentingnya peran ulama di era digital.
“Media sosial telah menjadi ruang publik baru. Dakwah perlu hadir di sana, di tengah tantangan hoaks, ujaran kebencian, fitnah, hingga provokasi yang bisa memecah belah masyarakat,” katanya.
Ia menekankan, MUI bukan hanya lembaga keagamaan, melainkan juga khadimul ummah (pelayan umat) dan shadiqul hukumah (mitra pemerintah). Melalui fatwa, dakwah, dan bimbingannya, MUI diharapkan mampu menjaga moralitas publik sekaligus mendukung pemerintah menciptakan masyarakat yang damai dan berkeadilan.
Halaqah yang berlangsung dua hari itu menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Sekretaris MUI Jateng Dr KH Agus Fathuddin Yusuf MA, Ketua Komisi Fatwa Dr KH Fadlolan Musyaffa Lc MA, Ketua Komisi Hukum KH Eman Sulaiman SH MH, serta Dr KH Andi Purwono MIP dari Komisi Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan MUI.
Di ujung acara, seruan Kiai Mashudi terasa membekas: ulama bukan hanya pewaris nabi, tapi juga penuntun jalan bagi umat. Di tengah derasnya arus modernisasi, pesan moral itu menjadi pengingat agar masyarakat tak kehilangan arah. St