SEMARANG (Jatengdaily.com) – Sedekah tidak akan mengurangi harta. Ia akan memberikan keberkahan dan kemuliaan bagi yang melakukannya. Hal itu disampaikan oleh Dr. Ir. Mohammad Agung Ridlo, M.T., dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), pada kultum di Masjid Baitussalam Ngaliyan, Semarang, Selasa malam, 25 Maret 2025. Dalam kultum kali ini Agung mengangkat tema tentang pentingnya membantu sesama dengan sedekah.
Mohammad Agung mengisahkan keajaiban jubah Rasulullah Muhammad.
Rasulullah pernah menerima hadiah berupa sebuah jubah dari seseorang. Setelah menerimanya beliau meminta isterinya Sayyidah Aisyah untuk menyimpannya.
Aisyah pun segera menyimpan jubah tersebut ke dalam almari. Tak lama kemudian ada seseorang mengetuk pintu rumah Rasulullah. Ternyata yang datang seorang pengemis yang meminta sedekah. Pengemis itu berkata: “Saya pengemis ingin meminta sedekah dari Rasulullah.”

Mendengar hal itu, demikian Agung, Nabi Muhammad bertanya ke istrinya, “Wahai Aisyah apakah ada sesuatu yang bisa disedekahkan? Apakah ada gandum di rumah ini?”
Aisyah pun menjawab, “Ya Rasulullah, bahkan sebutir gandumpun tidak ada di rumah ini.”
Rasulullah pun lalu meminta Aisyah untuk mengambilkan jubah yang baru saja diberikan kepadanya. Setelah jubah itu dibawa, Rasulullah melipatnya dan menyerahkannya kepada pengemis tersebut sebagai sedekah.
Pengemis itu sangat bahagia menerima jubah dari Rasulullah. Dengan penuh rasa bangga, ia pergi ke pasar dan berteriak “siapa yang ingin membeli jubah Rasulullah?” Orang-orang pun berkerumun, menanyakan harga jubah yang penuh berkah itu. Para sahabat juga tertarik untuk memilikinya.
Di antara mereka, ada seorang pria buta yang mendengar tentang jubah tersebut. Ia segera memerintahkan budaknya, “Pergilah ke pasar dan belilah jubah itu, berapapun harganya”. Pria buta itu bahkan berjanji, “jika engkau berhasil membelinya aku akan memerdekakanmu di jalan Allah.”
Sang budak pun pergi ke pasar dan berkata kepada penjual jubah, ”Majikanku ingin membeli jubah ini, berapapun harganya, aku akan membayarnya.” Setelah kesepakatan harga, jubah itu pun dibeli dan dibawa kepada tuannya.
Pria buta itu menerima jubah Rasulullah dengan penuh harap. Ia mengusap-usapkan jubah tersebut ke matanya yang buta seraya berdoa, “ya Allah, dengan kemuliaan Rasulullah dan keberkahan jubahnya, kembalikanah penglihatanku.” Subhanallah, seketika matanya kembali melihat, bahkan lebih terang daripada sebelumnya.
Dengan penuh syukur, ia segera membawa jubah itu kembali kepada Rasulullah. Setibanya di rumah Rasulullah, ia berkata, “Ya Rasulullah, penglihatanku telah kembali. Aku ingin mengembalikan jubah ini sebagai hadiah untukmu.” Kemudian, ia menceritakan bagaimana jubah itu berpindah tangan. Hingga akhirnya kembali kepada Rasulullah.
Mendengar kisah tersebut, Rasulullah tersenyum hingga terlihat gigi gerahamnya. Beliau pun berkata kepada Aisyah, “Perhatikanlah jubah ini, wahai Aisyah. Ia telah mengayakan seorang miskin, menyembuhkan orang yang buta, memerdekakan seorang budak, dan kini kembali lagi kepada kita.
Kisah ini mengajarkan bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta, justru membawa keberkahan yang luar biasa. Keikhlasan dalam memberi akan membuka pintu rezeki, menyembuhkan luka, dan mendatangkan keajaiban yang tidak terduga.
Agung menambahkan, sedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, karena manfaatnya yang luas. Selain membantu meringankan beban sesama, sedekah juga menjadi sarana peningkatan keimanan, ketakwaan, dan pembuka pintu keberkahan bagi yang melakukannya.
Agung menunjukkan contoh Abu Hurairah ebagai teladan nyata dari semangat sedekah dan berbagi. Sebagai seorang yang pernah hidup dalam kemiskinan, ia memahami betapa pentingnya membantu sesama. Betapa besarnya pengaruh sedekah dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita diingatkan untuk selalu bersedekah dan berbagi dengan sesama, baik kepada keluarga maupun kepada mereka yang membutuhkan,” ujar Fungsionaris ICMI Jawa Tengah ini . St