
SEMARANG (Jatengdaily.com) — Upaya mengatasi banjir di kawasan Kaligawe Semarang mendapat angin segar. Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) bersama Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) menghibahkan sebagian tanahnya kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna pembangunan sodetan baru dari Jalan Kaligawe menuju kolam retensi di area belakang kampus Unissula.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menyampaikan apresiasi tinggi atas langkah kolaboratif tersebut, yang dinilainya sebagai bentuk nyata sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat.
Menurutnya, kolaborasi ini menjadi salah satu kunci dalam mencari solusi berkelanjutan untuk permasalahan banjir yang kerap melanda kawasan Kaligawe.“Kawasan Kaligawe selama ini menjadi titik genangan terparah, terlebih saat hujan deras datang bersamaan dengan air dari timur. Dengan adanya sodetan ini, air tidak perlu lagi menumpuk di jalur utama, bisa langsung dialirkan ke kolam retensi Unissula,” ujar Agustina usai meninjau lokasi, Jumat (31/10).
Wali Kota memastikan sodetan sepanjang 50 meter dengan lebar sekitar 4 meter tersebut telah terbentuk dengan baik. Pemerintah berharap jalur baru ini mampu mempercepat aliran air Sungai Sringin menuju kolam retensi, sehingga mengurangi risiko banjir di sepanjang Jalur Pantura Kaligawe.
Tak hanya hibah lahan, Unissula juga mendapat apresiasi berkat inisiatifnya membangun kolam retensi dan menyediakan pompa air mandiri di lingkungan kampusnya. Menurut Agustina, langkah tersebut menunjukkan komitmen perguruan tinggi itu dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan ketahanan bencana.
“Unissula ini luar biasa. Selain menghibahkan tanah, mereka juga menyiapkan kolam retensi besar dan pompa untuk membantu mengatasi banjir di sekitar kampus. Ini contoh baik yang harus ditiru,” tambahnya.
Pemkot Semarang bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR juga berencana menyusun rencana induk pengelolaan air terpadu pasca-penanganan banjir ini. Langkah tersebut diambil untuk memastikan setiap kawasan di timur Semarang terhubung dalam satu sistem pembuangan air yang efektif dan terkendali.
“Kolaborasi ini bukan sekadar proyek fisik, tapi juga langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan kota. Kami akan duduk bersama semua pihak untuk memperkuat pengelolaan air ke depan,” pungkas Agustina.
Dengan terealisasinya sodetan baru ini, pemerintah optimistis masalah banjir di Jalur Pantura Kaligawe akan terurai, sekaligus membuka babak baru dalam upaya kolaboratif membangun infrastruktur tangguh demi kemaslahatan bersama. St















