DEMAK (Jatengdaily.com) – Bertambah usia dan menjadi tua itu pasti. Namun menjadi sehat dan produktif di usia senja adalah pilihan. Dalam rangka meningkatkan angka harapan hidup, di samping membantu masyarakat yang membutuhkan perawatan jangka panjang (PJP), Dinas Kesehatan Kabupaten Demak menyelenggarakan pelatihan pendamping atau caregiver bagi lanjut usia (lansia). Sebab untuk mewujudkan kesehatan lansia yang maksimal, diperlukan profesi khusus yang menangani masalah keperawatan lansia di luar disiplin ilmu keperawatan medik logis umum.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Kurniawan Arifendi didampingi Kabid Kesehatan Masyarakat Sri Pudji Astuti menjelaskan, di antara permasalahan dasar lansia adalah masalah kesehatan akibat proses kemunduran fungsi tubuh yang terjadi bertahap. Sehingga berujung kerusakan jaringan atau organ. Bahkan berkembang pada permasalahan fisik fisiologis, mental, spiritual, ekonomi, dan sosial.
Karena kondisi-kondisi menahun tersebut, mengakibatkan ketidakmampuan lansia dalam melakukan kegiatan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehinggga dibutuhkan perawatan jangka panjang (PJP), serta pendamping atau pemberi asuhan dan bantuan yang disebut caregiver.
“Mengenai PJP, caregiver mempunyai peran sangat penting dalam pendampingan dan perawatan lansia agar kebutuhannya dapat terpenuhi, mencegah terjadinya komplikasi, serta mempertahankan kualitas hidup lansia,” ujarnya, Rabu (28/9).

Baca Juga:Ganjar Minta Masalah SMKN 1 Karangjambu Tak Ditumpangi Cerita Lain
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai tugas memberikan ketrampilan dan ilmu kepada masyarakat sebagai caregiver lansia informal. Sehubungan itulah perlu adanya transfer ilmu kepada tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit tentang caregiver, yang nantinya bisa ditindaklanjuti di tingkat masyarakat, agar terwujud kesahatan lansia yang baik.
“Terlebih merawat lansia tak sekadar membantu memenuhi kebutuhan kesehatan fisik, diperlukan pula kasih sayang dan perhatian khusus agar mereka merasa ‘diuwongke’,” imbuh Sri Pudji Astuti, yang selama pelatihan selalu mengingatkan peserta yang terdiri dari dokter, perawat dan programmer lansia di puskesmas dan RSUD untuk melaksanakan standar protokol kesehatan pencegahan covid-19.
Adapun materi yang disampaikan para narasumber dari Dinas Kesehatan serta Tim Geriatri RSUD Sunan Kalijaga dan RSUD Sultan Fatah Demak meliputi kebijakan peran caregiver dalam PJP bagi lansia, proses penuaan serta dampaknya pada kesehatan lansia, perawat lansia dengan masalah khusus, serta pertolongan pertama pada keadaan darurat yang sering terjadi pada lansia (hipoglikemi).
Selain itu kesehatan jiwa bagi lansia, berikut pemenuhan kebutuhan psikosoial dan spiritual. Perawatan lansia secara umum, serta pemenuhan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) dan Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-hari (AIKS).
“Sehubungan banyaknya materi dan peserta yang merupakan utusan 27 Puskesmas dan dua RSUD, maka pelatihan yang dibiayai APBD ini dibagi menjadi tiga gelombang tau kelompok. Masing-masing gelombang dialokasikan waktu tiga hari untuk teori dan praktek,” imbuh Sub Koordinator Kesga Gizi Asih Ariani.
Setelah mengikuti pelatihan mengenai caregiver informal dalam memberikan PJP bagi lansia, diharapkan peserta mampu mentransfer ilmu dan keterampilan yang diperoleh kepada kader atau keluarga atau relawan caregiver. Sehingga terlaksana PJP bagi lansia yang optimal, dan meningkat derajat kesehatannya. rie-st