in

Waduk Lalung Karanganyar Berubah jadi Hamparan Tanaman Padi

Waduk Lalung di Karanganyar yang menyusut volumenya, dimanfaatkan warga untuk menanam padi. Foto: yds

KARANGANYAR (Jatengdaily.com) – Waduk Lalung di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, juga mulai terdampak kekeringan. Sejak beberapa bulan terakhir volume air menyusut drastis.

Kini perairan waduk tinggal menyisakan di areal tengah dan pintu waduk saja. Sedangkan di pinggiran hingga hampir ke tengah berubah menjadi hamparan tanaman padi dan palawija, yang dikelola oleh warga setempat.

“Kalau bulan-bulan seperti sekarang, Juni sampai Agustus memang Waduk Lalung mesti kering. Nanti bisa lebih kering lagi (kerontang). Ini sudah biasa dan malah bisa dimanfaatkan warga untuk menanam padi,” kata Mbah Karto (70) warga setempat baru-baru ini.

Menurut Mbah Karto yang mengaku ikut membantu membangun tanggul waduk sekitar tahun 1960-an tersebut, dulu waduk tersebut bisa menampung air yang lebih banyak. Namun dari tahun ke tahun waduk dinilainya rusak dan dangkal sehingga sekarang tak bisa menampung air banyak.

“Ini waduk ketoke (kayaknya) peninggalan Belanda atau Jepang. Tapi saya ikut membantu membangun lagi (perbaikan) dengan ngunggahke tanggul,” kata Mbah Karto.

Waduk Lalung menurut data teknis yang ada dibangun sekitar tahun 1940. Waduk ini mempunyai elevasi normal 164,75 meter dengan volume air normal sekitar 5 jutaan meter kubik. Namun pada musim kemarau ini, data dari Pusdataru Provinsi Jateng, pada minggu ke V Mei (28 Mei-3 Juni 2019) volume air Waduk Lalung 2,24 juta meter kubik atau tinggal separuhnya.

Mengeringanya Waduk Lalung memang menjadi berkah tersendiri bagi warga setempat. Mereka bisa menanami areal waduk yang biasanya tenggelam dengan tanaman padi atau palawija. Bahkan bulan-bulan ini sudah memasuki masa panen, artinya mereka sudah bisa menanami sejak tiga bulan lalu.

Selain ditanami padi oleh warga, Waduk Lalung ternyata juga masih menjadi jujugan warga untuk berwisata murah. Mereka sering memanfaatkan untuk sekadar rekreasi menikmati panorama waduk maupun untuk menyalurkan hobi memancing.

“Kalau banyak yang memancing, juga berkah bagi warga setempat. Karena bisa menjual makanan atau minuman ke orang-orang yang sedang memancing,” kata Mbah Karto. yds

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Kabupaten Semarang Antisipasi Eksodus Penghuni SK

FOTO: Bendung Colo, dari Irigasi, Pengendali Banjir hingga Objek Wisata