in

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Webinar Moderasi Beragama

KKN UIN Walisongo Gelar Webinar “Peningkatan Sikap Moderasi Beragama dalam Masyarakat di tengah Pandemi". Foto:dok Indana Zulfa

SEMARANG (Jatengdaily.com) – KKN UIN Walisongo Posko 38 menggelar webinar moderasi beragama yang bertema peningkatan sikap moderasi beragama dalam masyarakat di tengah pandemi. Sabtu (31/10/2020).

Acara webinar ini dimulai pukul 09.00 WIB secara daring melalui aplikasi zoom meeting dengan peserta sebanyak 65 orang. Webinar menghadirkan dua pemateri, Ahmad Roihuddin SE dan Endang Supriadi MA, dimoderatori Muhammad Yassir Makruf  Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Yassir mengatakan, moderasi beragama sangat dibutuhkan dalam kehidupan, terutama pada negara dengan kebudayaan dan agama yang beraneka ragam. Hal ini disebabkan, keberadaannya mampu mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Tujuan dari seminar moderasi beragama ini untuk membangkitkan semangat bangsa Indonesia terutama generasi milineal dalam mewujudkan NKRI yang kuat dan maju meski dalam suasana pandemi, komitmen kebangsaan melalui dasar negara, sikap toleransi,  anti kekerasan (tidak ada agama apapun yang mengajarkan suatu kekerasan),” kata Yassir.

Sementara, Roihuddin mengatakan, kita sebagai makhluk sosial harus bisa menyikapi permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia, apalagi di era milineal zaman industri. Sikap dalam moderasi beragama yang bisa ditanamkan adalah sabar, ikhtiar, menghindari kemadharatan serta saling tolong menolong.

Adapun Endang Supriadi menambahkan, ada empat indikator moderasi beragama yakni komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Menyadari bahwa perbedaan adalah sunatullah, keanekaragam adalah fitrah bangsa, pancasila adalah cermin nilai asli masyarakat dan mengajarkan agama yang ramah, toleran serta menghargai keberagaman. Sehingga kita harus melihat lingkungan, jangan terlalu individualis.

Peduli terhadap lingkungan itu sangat diperlukan agar kita tidak merasa paling benar. Tanamkan sikap toleran dan moderat pada diri sendiri agar tidak terjebak pada persoalan yang bermunculan terkait persoalan radikal di masyarakat.

“Dan dengan adanya pancasila yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, perbedaan bukanlah suatu penghalang bersatunya tiap individu di Indonesia, melainkan perbedaan itulah yang mempersatukan kita. Perhatian semacam inilah yang perlu ada dan menjadi pedoman untuk masyarakat Indonesia saat ini, terlebih ketika pandemi covid-19 yang masih bergentanyangan  di bumi Indonesi. Dengan mengingat kebiasaan baru memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak”. Penulis Indana Zulfa–st

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Faktor Cuaca Pemicu Banjir Cilacap Meluas

Mahasiswi UIN Walisongo Sosialisasi Cegah Covid-19