Masjid Raya Baiturrahman Bermitra 3 Masjid

Oleh Ahmad Rofiq
PADA 15 Desember 2020 lalu merupakan tanggal bersejarah bagi Masjid Raya Baiturrahman Semarang. Itulah hari ulang tahun ke-46 Masjid dengan Arsitektur bentuk Limasan ini, telah ditetapkan sebagai warisan dan cagar budaya Kota Semarang. Karena itu, tidak bisa diubah lagi strukturnya dan perlu dirawat dan dilestarikan.
Masjid Raya ini mulai dibangun 10 Agustus 1968 dengan pondasi masjid sebanyak 137 buah, dan diresmikan 15 Desember 1974 oleh Presiden Soeharto. Bangunan di atas lahan seluas 11.765 m2, merupakan pusat ibadah, dakwah, dan kegiatan sosial lainnya. Di sebelah utaranya terdapat sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan wadah berhimpunnya para Ulama, zuama, dan cendekiawan Muslim, penjaga umat, pengayom, dan mitra strategis dan kritis pemerintah dalam membangun khaira ummah melalui amar ma’ruf dan nahi munkar.
Menyambut even hari ulang tahun, sebagai momentum muhasabah – introspeksi diri – bagi pengurusnya, pengurus Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrahman Semarang, merupakan gabungan dari Yayasan Masjid Raya Baiturrahman dan Yayasan Islamic Center Manyaran Semarang, berpusat di Jl. Pandanaran 126 Simpang Lima Semarang, digelar Focus Discussion Group (FGD) tentang Kerjasama 3 Masjid, Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Agung Semarang, dan Masjid Agung Jawa Tengah, 12/12/2020.
Alhamdulillah, saya diamanati menjadi ketua II yang membidangi Pendidikan YPKPI di Masjid Raya Baiturrahman dan Ketua Bidang Pendidikan di Masjid Agung Jawa Tengah diminta sebagai narasumber dalam FGD tersebut.
Tiga Masjid Tiga Maziyah
QS. At-Taubah (9): 18 menggariskan, bahwa “sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali hanya kepada Allah, maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk”, maka para pendiri dan pengurus Masjid Raya Baiturrahman membentuk Yayasan dan Lembaga Pendidikan.
YPKPI sangat menyadari bahwa melalui Lembaga Pendidikan formal, selain Pendidikan informal berupa masjlis taklim, dan majelis-majelis pengajian lainnya, seperti Gambang Syafaat dengan Kyai Kanjeng asuhan Cak Nun (Emha Ainun Najib), juga di even-even hari besar Islam, selalu diadakan pengajian dan kegiatan syiar Islam lainnya.
Rasulullah saw mengingatkan kita, “barang siapa membangun masjid semata karena Allah, akan membangunkan rumah baginya di surga” (Bukhari (450) dan Muslim (533). Tentu ini apabila dikaitkan dengan sabda Rasulullah saw: “Baitii jannatii” artinya “rumahku adalah surgaku”, akan menjadi spirit dan motivasi penting, bahwa Masjid Raya Baiturrahman Semarang, melalui Lembaga Pendidikan formal, memiliki komitmen yang tinggi untuk menyiapkan generasi muda yang unggul, berakhlak mulia, memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage), berdaya saing tinggi, namun “berhati” masjid. Artinya, generasi millennial yang menguasai perkembangan teknologi informasi, namun hati mereka “terpatri” atau “bergantung” di masjid, sebagai formulasi penggemblengan sumber daya manusia, seperti yang disiapkan oleh Rasulullah saw.
Riwayat dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: “Ada tujuh orang yang akan mendapat perlindungan dari Allah di saat tidak ada perlindungan, yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam mengabdi kepada Allah Ta’ala, seseorang (laki-laki) yang hatinya “digantungkan” di masjid, dua orang laki-laki yang bersaudara saling mencintai karena Allah dan berpisah juga karena Allah, seorang laki-laki yang dipanggil atau diajak oleh perempuan yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, makai a berkata “sungguh aku takut kepada Allah”, seorang laki-laki yang bersedekah dengan sedekah yang disembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kananya, dan seorang laki-laki yang senantiasa berdzikir kepada Allah hingga menangis dan melelehkan air matanya” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Karena itu, format kerjasama tiga masjid Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Agung Semarang, dan Masjid Agung Jawa Tengah, yang sebenarnya sudah berlangsung lama, seperti menyalurkan bantuan sosial pada korban bencana alam, bantuan warga fuqara-masakin, dan lain-lain, bisa diupdate dan diperluas dalam matra kegiatan dengan juga tiga kekhasan (maziyah/mazaayaa) masing-masing selain memakmurkan masjid sebisa mungkin juga memakmurkan jamaah. Masjid Raya Baiturrahman yang lebih dahulu memiliki dan mengelola Sekolah Formal dengan nama Hj. Isriati Baiturrahman dari KB/TK 1-2, SD 1-2, SMP, dan SMK Islamic Center Masjid Raya Baiturrahman, bisa memperkuat dan menaikkan grade dan kelebihannya dalam menyiapkan lulusan yang berhati Al-Qur’an. SD hafal juz ‘Amma (juz 30), SMP hafal surat Yasin, Al-Fath, Al-Waqi’ah, Ar-Rahman, dan Al-Mulk, dan SMK ditambah surat-surat lainnya.
Masjid Agung Kauman sebagai Masjid Tertua dan “Terkaya” karena mendapat amanat mengelola Bondo Wakaf yang cukup besar, relative “memiliki” jamaah tetap, selain warga Kauman, juga para pedagang pasar Johar, juga “didampingi” pesantren tahfidh “Raudhatul Qur’an” asuhan Gus Khammad Ma’shum, bisa “berbagi” para hafidh-hafidhahnya kepada Masjid Raya Baiturrahman dan Masjid Agung Jawa tengah.
Masjid Agung Jawa Tengah yang meskipun termuda, namun Masjid yang menjadi ikon Moderasi Islam di Indonesia ini, sedang bersiap-siap menyelenggarakan Lembaga Pendidikan Madrasah/Sekolah terpadu, berbasis Tahfidh Al-Qur’an. Karena selain untuk menjawab tuntutan masyarakat Semarang dan Jawa Tengah, akan lahirnya generasi milenial yang hafal Al-Qur’an, dan memiliki kapasitas intelektual dan keberagamaan yang moderat. Bangsa ini sangat membutuhkan calon generasi masa depan yang handal yang memiliki keunggulan kompetitif dan siap memimpin, berkahlak mulia (karimah), dan jauh dari korupsi, kolusi, dan nepotis.
Selamat Ultah Masjid Raya Baiturrahman ke-46, selamat membangun Kerjasama Tripartit dengan keunggulan masing-masing, Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Agung Semarang, dan Masjid Agung Jawa Tengah. Menyiapkan generasi millennial berhati masjid, berotak Qur’ani, beramal shalih, dan unggul prestasi, dan berintegritas akhlaqul karimah. Allah a’lam bi sh-shawab.
Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA, Ketua II (Bidang Pendidikan) Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baitutrahman Semarang, Ketua Bidang Pendidikan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Guru Besar Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Tengah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, dan Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat. Jatengdaily.com–st