in

Siapakah Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh?

Gunoto Saparie

Oleh Gunoto Saparie

Siapakah sesungguhnya tokoh sastra Indonesia paling berpengaruh? Sebuah pertanyaan yang membuat kita tertegun. Akan tetapi, kurang lebih enam tahun lalu telah terbit buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, yang barangkali bisa menjadi acuan.Buku itu disusun oleh Acep Zamzam, Agus R. Sarjono, Ahmad Gaus, Berthold Damshäuser, Jamal D. Rahman, Joni Ariadinata, Maman S. Mahayana, dan Nenden Lilis Aisyah. Buku setebal 734 halaman itu diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (cetakan) dan Inspirasi.co (e-book).

Buku ini menunjukkan bagaimana 33 tokoh sastra Indonesia ini memiliki pengaruh karena karya-karya, kegiatan, dan pembaruan mereka. Tiap tokoh sastra tersebut memiliki pengaruh, baik di kalangan sastrawan maupun di luarnya. Jangkauan pengaruh mereka pun diulas, baik secara sosial, politik, dan kebudayaan.

Yang menarik, buku ini tidak hanya menimbang nama-nama yang populer saja namun juga nama-nama yang cenderung diabaikan atau dipinggirkan karena sesungguhnya memainkan peranan penting dalam kehidupan sastra dan budaya. Barangkali karena itulah, buku ini sempat menimbulkan kontroversi, karena banyak yang berbeda pendapat mengenai nama-nama yang disebut sebagai tokoh sastra berpengaruh.

Ada yang menyebut nama Denny JA dan Wowok Hesti Prabowo, misalnya, belum layak untuk disejajarkan Rendra atau Goenawan Mohamad. Polemik pun terjadi sampai berbulan-bulan di media massa dan media sosial. Hal itu adalah wajar, karena pendapat para editor dengan masyarakat pembaca tidak harus sama.

Sesungguhnyaintisari dari buku ini adalah profil 33 tokoh sastra Indonesia yang memiliki pengaruh, baik dari segi literer, budaya, sosial, dan politik. Mereka adalah Kwee Tek Hoay (1886-1952), Marah Rusli (1889-1968), Muhammad Yamin (1903-1962),  HAMKA (1908-1981),  Armijn Pane (1908-1970), Sutan Takdir Alisjahbana (1908-1994), Achdiat Karta Mihardja (6 Maret 1911-2010), Amir Hamzah (20 Maret 1911-1946), Trisno Sumardjo (1916-1969), dan H.B. Jassin (1917-2000).

Selain itu, juga Idrus (1921-1979), Mochtar Lubis (7 Maret 1922-2004), Chairil Anwar (26 Juli 1922-1949), Pramoedya Ananta Toer (1925-2006), Iwan Simatupang (1928-1970), Ajip Rosidi (31 Januari 1935), Taufiq Ismail (25 Juni 1935), Rendra (7 November 1935-2009), Nh. Dini (1936), Sapardi Djoko Damono (20 Maret 1940), Arief Budiman (3 Januari 1941-2020), Arifin C. Noer (10 Maret 1941-1995), Sutardji Calzoum Bachri (24 Juni 1941), Goenawan Mohamad (29 Juli 1941), Putu Wijaya (1944), Remy Sylado (1945), Abdul Hadi W.M. (1946), Emha Ainun Nadjib (1953), Afrizal Malna (1957), Denny JA (4 Januari 1963), Wowok Hesti Prabowo (16 April 1963), Ayu Utami (1969), dan Helvy Tiana Rosa (1970).

Membaca buku ini kita menemukan nama-nama yang memang sangat dikenal, namun sebagian lain tidak begitu dikenal dan bahkan diabaikan padahal sesungguhnya memiliki pengaruh atau dampak atas kehidupan masyarakat luas. Kita menemukan para tokoh sastra Indonesia yang berpengaruh melalui karya sastra, gagasan, pemikiran, kiprah, dan tindakannya. Pengaruh itu memberikan dampak cukup luas khususnya pada dinamika kehidupan sastra, dan umumnya pada dinamika kehidupan intelektual, sosial, politik, dan kebudayaan Indonesia yang lebih luas.

Para tokoh sastra yang diprofilkan di buku ini bukan hanya sastrawan, melainkan mencakup pribadi-pribadi yang dengan satu dan lain cara memberikan pengaruh pada kehidupan sastra atau kebudayaan Indonesia secara umum. Apa yang dilakukan tim penyusun buku ini tentu saja sangat tepat. Hal ini karena peranan sastra dalam kebudayaan tidak hanya dimainkan oleh sastrawan, melainkan juga oleh akademisi, pemikir, kritikus, penggiat sastra, dan lain-lain.

Betapa pun buku ini dapat memperkaya khasanah pustaka sastra Indonesia. Ia diharapkan bisa menjadi salah satu diorama dalam sejarah kesusastraan Indonesia. *Gunoto Saparie adalah Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah. Jatengdaily.com–st

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Ratusan Ikan Kakap Putih dari Ambon Diterbangkan ke Jakarta untuk Pasien COVID-19

Menteri Desa Peroleh Gelar Doktor HC dari UNY