in

Pandemi Covid-19 Masih Belum Berakhir

Oleh: Aisyah Asy Syifaa Un Naajibah

PERINGATAN Hari Jadi Jawa Tengah ke-71 yang dirayakan pada 15 Agustus 2021 lalu semestinya dirayakan dengan suka cita. Sayangnya, sudah dua tahun ini hari jadi Jawa Tengah diperingati di tengah maraknya pandemi covid-19. Jumlah kasus covid-19 di Jawa Tengah juga masih menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Per tanggal 15 Agustus 2021 kasus covid-19 di Jawa Tengah sudah mencapai 4.144 kasus. Di bulan Juni dan Juli 2021, rumah sakit sampai kehabisan tempat untuk menampung pasien covid-19. Tabung oksigen sempat habis di pasaran, kalau pun ada harganya melonjak tajam hingga menyentuh sepuluh kali lipat. Kasus covid-19 ini juga membuat banyak gedung dialihfungsikan menjadi tempat isolasi mandiri, antara lain: rumah dinas walikota, beberapa hotel, gedung Islamic Centre dan lain-lain.

Aktivitas di luar rumah menjadi sangat banyak berkurang. Kegiatan lebih banyak dilakukan di dalam rumah. Tak hanya bekerja, sekolah pun daring. Jangankan bertamasya, perjalanan untuk liburan, perjalanan dinas pun amat sangat dibatasi. Ketika sudah mulai sedikit ada pelonggaran aktivitas dan perjalanan, kasus covid-19 yang melandai di kuartal 3 dan 4 tahun 2020 kembali melonjak sejak awal tahun 2021.

Dari waktu ke waktu virus covid-19 semakin bervariasi dan bermutasi. Sampai saat ini, terdapat sekitar 10 varian baru covid-19 hasil mutasi. Contoh varian terbaru yang masuk di Indonesia yaitu Varian Delta. Dilansir dari Kompas.com, menurut Dr. Ashish Jha, dekan Brown University School of Public Health, ada lima hal yang harus dilakukan untuk menghadapi varian delta: segera dapatkan vaksinasi covid-19, koordinasi global untuk menghadapi pandemi covid-19, dosis tambahan vaksin covid-19, menghadapi varian delta dan melewati pandemi dengan aman, dan penting untuk mengenali asal-usul virus.

Salah satu dari kelima hal tersebut adalah dengan vaksinasi covid-19. Pada tanggal 6 Agustus 2021, program vaksinasi covid-19 di Jawa Tengah telah mencapai 18,83 persen. Artinya sekitar 5,4 juta warga yang telah divaksin.

Selain itu, himbauan pemerintah untuk menekan dan menurunkan covid-19 yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan, antara lain: memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilatas, dan menghindari makan bersama. Protokol kesehatan 6M tersebut agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan wabah segera berlalu dan aktivitas pulih seperti sediakala.

Namun demikian, sesungguhnya pandemi covid-19 tidak hanya memberi sisi negatif. Jika mau menelisik, covid-19 barangkali merupakan cara Tuhan untuk memperbaiki bumi, salah satu indikasinya antara lain berkurangnya global warming atau pemanasan global selama pandemi. Dalam suatu penelitian dilansir dari Kompas.com (terbit pada 13 Desember 2020) terungkap bahwa pandemi covid-19 telah menurunkan emisi karbondioksida (CO2) tahunan terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

Studi itu menunjukkan bahwa emisi emisi karbon global tahun 2020 turun sekitar 7 persen atau sekitar 2,4 miliar ton. Positif negatifnya pandemi covid-19 semoga menyadarkan manusia akan pentingnya merawat bumi dan menjaga kebersihan diri. Aisyah Asy Syifaa Un Naajibah, Pelajar MTS Negeri 1 Surakarta.NISN: 0081169650. Jatengdaily.com-st

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Cegah Lost Generation Akibat Pandemi, MUI Jateng Gelar Webinar Hadirkan Tiga Rektor PTN

Siswa SD Isba 2 Semarang Raih Medali Perak di Ajang WYIIA, Prof Rofiq Merasa dapat Imun Baru