in

Memperingati Hari Ibu: Doa Ibu Menembus Langit

Oleh : Nur Khoirin YD

Ada pelajaran yang menarik dari perhelatan sepak bola dunia di Qatar ketika kesebelasan Maroco secara mengejutkan berhasil masuk semi final, setelah berhasil menumbangkan club-club besar seperti Belgia, Portugal dan Spanyol. Usai Maroco mengalahkan Belgia dengan skor 2-0, perhatian penonton tertuju kepada pemain andalan Maroko, Achraf Hakimi yang menghampiri sang Ibu yang duduk di tribun penonton. Dalam foto yang viral di media sosial, Hakimi terlihat menghampiri, memeluk dan mencium kening sang Ibu dengan berkata, “Terimakasih ibu, Aku mencitaimu ibu”. Sang ibupun kemudian membalas dengan bangga mencium pipi putranya yang masih basah penuh keringat itu.

Pemandangan haru tersebut tidak hanya dilakukan oleh Hakimi, pemain-pemain Maroko lainnya juga tak canggung untuk menunjukan kebahagiaannya bersama sang Ibu di stadion usai pertandingan. Gelandang serang Maroko kelahiran Prancis, Sofiane Boufal, bahkan mengajak sang Ibu untuk menari di atas lapangan, pasca mereka mengalahkan Portugal di perempatfinal. Tak ketinggalan, pelatih Walid Reragui usai pertandingan melawan Spanyol di 16 besar juga kedapatan naik ke atas tribun, untuk menghampiri dan merayakan kemenangan bersama bersama sang ibu, Fatima yang datang langsung dari Prancis.

Berkat doa ibu
Kemenangan Maroco atas club-club besar dunia tersebut oleh banyak kalangan, khususnya oleh umat Islam, adalah berkat doa dari ibu-ibu mereka yang tulus, baik yang turut hadir dan menyaksikan di stadion maupun yang berada di rumah. Menurut perhitungan nalar, Maroko tidak mungkin mengalahkan Potugal maupun spanyol yang memiliki reputasi dunia yang bertabur bintang seperti Cristiano Ronaldo. Tetapi kenyataan berkata lain. Dua tim itu yang semula sangat percaya diri yakin akan menang dengan gampang, ternyata harus menerima kenyataan pait kalah. Selain karena faktor teknik dan strategi yang tepat, diyakini adalah karena faktor semangat dan doa. Mereka percaya, bahwa doa ibu menembus langit dan bumi.

Seorang muslim sangat yakin, bahwa doa kedua orang tua, khususnya ibu sangat mujarab. Banyak hadits yang menjelaskan besarnya kekuatan doa ibu dan termasuk dari tiga doa yang tidak tertolak oleh Allah. Dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Abu Dawud dalam buku Malaikat Itu Bernama Ibu yang ditulis oleh Mohammad Taufik, Rasulullah saw bersabda : “Tiga doa mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang terdzalimi”.

Dalam Hadits yang lain disebutkan, “ridha Allah SWT tergantung pada ridla kedua orang tua, dan murka tergantung murka kedua orang tua” (HR. Bukhari dan Muslim).Salah satu dosa yang balasannya disegerakan di dunia adalah durhaka kepada orang tua. Hal ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah saw : ”Setiap  dosa akan di akhirkan (ditunda) balasannya oleh Allah SWT hingga hari kiamat, kecuali al-baghy (zalim), durhaka kepada orang tua, dan memutuskan silaturahim, Allah akan menyegerakan di dunia sebelum kematian menjemput.” (HR. Al Hakim, Al Mustadrak No 7345). Doa kedua orang tua sangat berpengaruh dalam kunci kesuksesan anak-anaknya. Rasulullah saw bersabda:

“Doa orangtua untuk anaknya sama seperti doa nabi terhadap umatnya.” (HR. Ad Dailami).
Dalam Al Qur’an disebutkan, bahwa perintah berbuat baik kepada kedua orang tua menempati kedudukan kedua setelah perintah menyembah Allah swt. Hal ini disebutkan berulangkali dalam Al Qur’an, seperti dalam QS. Al Baqarah : 83, An Nisa’ : 36, Al Isra’ : 23, Luqman : 14, Al An’am : 151, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada orang tua (birrul walidain), khususnya ibu, hukumnya wajib bagi setiap individu. Termasuk jika kedua orang tuanya berbeda keyakinan. Doktrin ini harus terus dipegangi sampai kapanpun, meskipun langit akan runtuh.

Pelajaran untuk Barat
Aksi para pemain Maroko di stadion Qatar yang menghampiri ibu-ibu mereka dengan cara memeluk, mencium dan mengucapkan terimakasih, setelah berhasil menumbangkan lawan-lawannya pada ajang Piala Dunia, memberi pelajaran berharga kepada masyarakat dunia Barat yang tidak mengenal budaya birrul walidain. Para penonton tidak hanya kagum dengan strategi dan gaya permainan Tim Maroko di lapangan yang berhasil mengalahkan Spanyol, tetapi mendapatkan pemandangan yang unik yang tidak pernah mereka bayangkan.

Bagaimana bisa terjadi seorang pemain bola sekelas Hakimi yang lari melompat ke tribun penonton menemui ibunya yang sudah nampak tua renta itu. Adalah pemandangan yang kontras. Apa yang dilakukan oleh para pemain dari Eropa dan Amerika setelah sukses mencetak gol adalah menemui pacar-pacar mereka yang cantik seksi, memeluk dan menciumi, dan mungkin dilanjutkan pesta bir dan seks bebas.

Sementara ibu-ibu mereka yang sudah renta mereka kirim ke panti-panti jompo. Jangankan menerima ciuman hangat setiap saat dari putra putrinya yang sangat diharapkan oleh perasaan manusiawi, dikunjungi saja mungkin tidak pernah. Mereka tersadar, tertunduk, perasaannya manusiawinya melayang jauh, mengingat masa kecil dalam pelukan dan kasih sayang full dari ibunya. Ibunya yang peras keringat banting tulang bekerja untuk membiayai pendidikan dan latihannya. Tetapi sekarang nasib ibunya entah di mana, sedang apa, sehat atau sakit, atau bahkan sudah wafat. Mereka yang sudah terbiasa hidup dalam tradisi sekuler, agama tidak penting, membayangkan ketika sudah tua nanti akan mengalami hal yang buruk dan menakutkan, hidup di panti jompo sendirian. Alangkah indahnya budaya Islam yang mewajibkan anak-anak berbakti kepada orang tuanya tanpa batas. Mereka mendapatkan pelajaran dan mulai berfikir mencari pandangan baru.

Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember adalah momentum untuk meningkatkan kualitas berbakti kepada orang tua. Bagaimana caranya, kita disemangati oleh ajaran Rasulullah saw. Beliau bersabda, : “Dia celaka! Dia celaka!”. Salah seorang sahabat bertanya, “Siapakah yang celaka wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab : “Siapa yang mendapati kedua atau salah satu dari orang tuanya dalam usia lanjut, tetapi dia tidak berusaha masuk surga (dengan merawat orangtuanya sebaik-baiknya).” Para sahabat bertanya lagi, wahai Rasulullah, bagaimana jika sudah tidak punya ibu bapak lagi? Apakah yang harus dilakukan?”.

Nabi kemudian menjawab : “Hendaklah ia bersedekah untuk keduanya dengan menjamu makan, membaca Al-quran, atau mendoakan mereka. Apabila hal itu ditinggalkannya, maka sesungguhnya ia telah durhaka. Dan siapa pun yang durhaka terhadap ibu bapaknya, maka sungguh dia telah berbuat maksiat. (HR. Muslim). Selamat hari ibu. Baktiku untukmu, kasih sayangmu menguatkan, nasihatmu menerangi, dan doamu mengiringiku.

DR. H. Nur Khoirin YD., MAg, Ketua BP4 Propinsi Jawa Tengah/Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo/Advokat/Mediator/Arbiter Syari’ah. Tinggal di Jl. Tugulapangan H.40 Tambakaji Ngaliyan Kota Semarang. Jatengdaily.com-st

Written by Jatengdaily.com

Dibuka Seleksi 49.549 Formasi Calon PPPK Kemenag, Ini Ketentuan Daftarnya

Perkuat Portofolio Bisnis Data Center, TelkomGroup Bangun NeutraDC Hyperscale Data Center Batam