DEMAK (Jatengdaily.com) – Kehamilan adalah suatu anugerah. Meski membahagiakan, tak jarang proses kehamilan menjadi momen membingungkan bagi sebagian perempuan. Terlebih bagi mereka yang baru pertama kali mengalami.
Maka itu lah kelas ibu hamil dibentuk. Bahkan masuk di antara 12 Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang wajib dilaksanakan, sebagaimana UU Nomor 23/2014.
Kepala Puskesmas Sayung I dr Eka Novaryanti Dalimunthe menjelaskan, kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara empat minggu sampai dengan 36 minggu atau menjelang persalinan. Rata-rata demi efektifitas, setiap kelas jumlah peserta dibatasi maksimal 10 orang.
“Adapun tujuan diselenggarakannya kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,” ujarnya, didampingi Promoter Kesehatan Puskesmas Sayung I Cep Irwan.
Selain itu juga agar para ibu hamil paham tentang cara perawatan kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan, dan cara merawat bayi baru lahir. Bahkan hingga mitos atau kepercayaan adat istiadat yang bisa membahayakan ibu hamil. Di samping sejumlah penyakit menular yang rentan memapar ibu hamil, dan atau membahayakan calon bayi.
“Tidak sedikit wanita yang mengkhawatirkan kenaikan bobot tubuhnya selama kehamilan. Sebaliknya, ada juga ibu yang khawatir karena justru mengalami penurunan berat badan saat hamil. Nah, di kelas prenatal atau ibu hamil ini semua ketakutan tersebut terjawab karena fasilitator akan menjelaskan perubahan tubuh selama kehamilan dilihat dari kacamata medis,” imbuhnya.
Melihat urgensinya, lanjut dr Eka, kelas ibu hamil rutin diadakan setiap bulan di 10 desa wilayah kerja Puskesmas Sayung I dan berkesinambungan. Seperti dilaksanakan belum lama ini di Desa Bedono Kecamatan Sayung, oleh Bidan Desa Haryani AMd Keb.
Kabar baiknya, sejak adanya kelas ibu hamil, jumlah ibu hamil sehat dan angka kelahiran selamat di wilayah kerja Puskesmas Sayung I selalu tinggi. “Tahun 2019 tercatat adanya 849 ibu hamil, 2020 sebanyak 812 ibu hamil dan 2021 sejumlah 740 ibu hamil. Alhamdulillaah semua bayinya lahir selamat, pun angka kepesertaan KB cukup baik,” kata Cep Irwan.
Selain dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan, pada akhir pertemuan juga diberikan kesempatan bagi peserta kelas ibu hamil untuk bertanya. Di samping juga adanya senam hamil sebagai ekstra kegiatan. Dengan demikian, tak hanya pengetahuan dan tambahan pengalaman, para ibu hamil yang sehat siap pula secara mental dalam menghadapi persalinan yang aman dan kelahiran selamat. rie-st