SEMARANG (Jatengdaily.com)- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, peran humas sangat dibutuhkan baik itu di pemerintahan, perusahaan swasta, BUMN, dan organisasi secara keseluruhan.
”Di era perkembangan informasi dan teknologi yang pesat saat ini, informasi harus cepat diketahui masyarakat, dan era digital mendukung untuk itu. Begitu mudahnya masyarakat mengakses informasi, melalui pencarian di dunia maya. Oleh karenanya, humas saat ini harus adaptif,” jelasnya, saat memberi sambutan secara daring, dalam acara Konvensi Humas Indonesia (KHI) bertemakan ‘Maju bersama untuk Indonesia,’ yang berlangsung di Patra Hotel, Sabtu (2/9/2023).
Lebih lanjut Menkominfo Budi Ari mengatakan, adaptif di sini, adalah bagaimana humas juga harus bisa beradaptasi dengan era digital yakni perkembangan Iptek dalam kaitannya untuk memberi informasi yang faktual, akurat dan aktual. Di satu sisi, peran humas harus bisa mempromosikan nilai budaya dan jati diri Indonesia yang bermartabat. Apalagi di Pemilu 2024, kami berharap humas mampu memberi infomransi yang sehat di ruang publik dan digital untuk berkontribusi aktif.
Sementara itu, bersamaan dengan KHI, untuk menjawab tantangan di era digital tersebut, Organisasi Profesi Kehumasan Indonesia (PERHUMAS) mengumumkan peluncuran hasil survey PERHUMAS Indicators, sebuah inovasi yang akan memberikan dampak positif bagi praktisi kehumasan dan komunikasi di Indonesia.
Ketua Umum PERHUMAS, Boy Kelana Soebroto, MCIPR, menjelaskan, PERHUMAS Indicators atau indikator PERHUMAS sebagai langkah penting dalam mengukur tingkat kepercayaan publik terhadap perusahaan swasta, BUMN, pemerintah, lembaga, serta tokoh publik di Indonesia. hasil riset komunikasi ini sebagai penentu keberhasilan keberlanjutan bisnis masa depan.
”Untuk mencapai hal ini, kami telah merumuskan delapan indikator utama dengan 26 sub indikator yang memberikan pandangan holistik dalam hal kepercayaan dan reputasi, sudut pandang yang penting dalam komunikasi,” paparnya.
Berdasarkan responden yang bekerja di pemerintahan, tidak ada perbedaan yang significant antara kepercayaan terhadap terhadap perusahaan BUMN, perusahaan swasta, maupun Lembaga Pemerintahan . Nilai kepercayaan untuk perusahaan swasta, BUMN, dan Pemerintah secara berturut-turut yaitu 5,34 , 5,13 , dan 4,70. Berdasarkan pekerja swasta, tingkat kepercayaan terhadap Perusahaan Swasta significant lebih tinggi dibandingkan dengan kepercayaan terhadap BUMN maupun Lembaga Pemerintahan.
Benny Butarbutar, Sekretaris Umum PERHUMAS selaku coordinator untuk PERHUMAS Indicator menambahkan pelaksanaan riset PERHUMAS Indicators telah berlangsung sejak April 2023, melibatkan lebih dari seribu responden dari seluruh provinsi di Indonesia.
Keanekaragaman demografi telah diperhitungkan dalam survei ini, serta partisipasi dari berbagai instansi dan latar belakang untuk mencakup dimensi reputasi secara menyeluruh. Hasil riset ini mengungkap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan publik, memberikan wawasan mendalam untuk memberikan rekomendasi yang solid,” ungkap Benny.
Riset PERHUMAS Indicators juga menghasilkan delapan indicator yaitu Performance Management Quality, Environmental Social Governance (ESG), Innovation, Leadership, Technology, People Management, Communication dan Crisis Management.
Salah satu indicator yaitu indikator ESG, tingkat kepercayaan terhadap perusahaan swasta sedikit lebih tinggi dibandingkan BUMN. Untuk perusahaan swasta, nilai tertinggi 5,06 pada sub-indikator Governance atau tata kelola dan yang terendah adalah Environmental atau Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL).
Sebaliknya, untuk BUMN, sub-indikator dengan tingkat kepercayaan tertinggi adalah Environmental yaitu 4,81 dan yang terendah adalah Governance atau Tata Kelola 4,67.
Salah satu aspek penting yang ditekankan dalam hasil riset ini adalah perlunya peningkatan kapabilitas praktisi Humas dan Komunikasi di berbagai sektor. Terutama di sektor BUMN, perlunya memperkaya kompetensi yang berkaitan dengan indikator crisis management, mengingat globalisasi menciptakan ketidakpastian dan kompleksitas dalam bisnis. Di sektor swasta, pemahaman dan kemampuan dalam mengatasi isu terkait kesejahteraan karyawan yang berpotensi menimbulkan krisis juga menjadi hal yang penting.
“Kami berharap hasil riset ini dapat menginspirasi perubahan yang lebih baik untuk Indonesia. Kami ingin hasil riset ini menjadi landasan bagi berbagai sektor bisnis khususnya praktisi, korporasi, pemerintah, lembaga, dan semua yang terlibat dalam komunikasi strategis untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan membangun reputasi yang kuat,” kata Boy Kelana.
PERHUMAS Indicators merupakan langkah pertama dalam upaya PERHUMAS untuk memberikan panduan bagi praktisi kehumasan di seluruh Indonesia. Hadir juga Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong. she