Oleh Ahmad Rofiq
PEMERINTAH RI, cq. Kementerian Agama RI bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional XXVIII di Kota Padang, 12-21 November 2020. Pilihan Provinsi Sumatera Barat sebagai tuan rumah, tentu sudah melalui proses Panjang. Sumbar yang dikenal dengan pepatah-petitih “Adat Basandi Syara’ – Syara’ Basandi Kitabullah” ini, diharapkan memberikan resonansi positif kepada bangsa Indonesia ini, dari pucuk pimpinan hingga rakyat di seluruh pelosok nusantara, dan tersinari oleh hidayah, obat, dan penerang dari Al-Qur’an, wahyu yang terakhir Allah turunkan pada Rasul-Nya untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Karena itu, meskipun masih dalam suasana Pandemi Covid-19, event untuk menyiapkan SDM Unggul, Profesional, dan Qur’ani, tetap dilaksanakan secara langsung (luring). Karena itu, semua peserta, Pembina, Pelatih, Official, dan Dewan Hakim, harus menjalani swab dua hari sebelum berangkat, untuk memastikan seluruh peserta bebas dari terpapar Covid-19, selama perhelatan MTQ ini berakhir.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mengirim kafilah sebanyak 89 orang, terdiri dari 50 peserta, pelatih, official, dan Pembina. Mereka sudah disiapkan berbulan-bulan, dan demikian juga provinsi yang lain. Tentu kafilah Jawa Tengah, berharap, selain mereka akan meraih prestasi yang unggul, syukur bisa di tiga besar, apalagi bisa juara umum. Meskipun sangat disadari, bahwa kejuaraan tentu tidak segala-galanya, karena ada yang substansinya lebih penting dari event penyelenggaraan MTQN XXVIII ini, adalah terwujudnya SDM Unggul, Profesional, Qur’ani, agar Indonesia maju.
Indonesia sebagai negara yang penduduk Muslimnya terbesar di dunia, 87,2% dari 273,5 juta penduduk,sebesar 229 juta jiwa. Namun faktanya, apalagi dalam secara politik dan ekonomi, warga yang 87,2 % tersebut, tidak atau belum memiliki peran strategis yang benar-benar merealisasikan kaidah tasharruf al-imam ‘ala r-ra’iyyah manuthun bi l-mashlahah. Kegalauan dan kegelisahan ini, boleh jadi juga dirasakan oleh banyak pihak, karena kalau sudah urusan politik dan ekonomi, atau dibalik ekonomi dan politik, dua-duanya selalu menarik, peranannya sangat strategis, dan menentukan arah perjalanan bangsa ini ke depan.
Rasulullah saw menegaskan: “Khairukum man ta’allama l-Qur’ana wa ‘allamahu” artinya “sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya (kepada orang lain)” (Riwayat Al-Bukhari). Momentum MTQ Nasional yang digelar secara rutin dua tahunan ini, merupakan even untuk menguji apakah para santri, hafidh, hafidhah, pensyarah, dan lain sebagainya, mereka sudah benar, sekaligus pembelajaran, bagi mereka yang usahanya, dirasakan masih kurang. Bahwa ada Sebagian Ulama yang tidak setuju apabila hafalan atau kemahiran memahami Al-Qur’an dimusabaqahkan, adalah hal yang wajar. Namun demi syiar Al-Qur’an dan misi mulia, membangun generasi muda Qur’ani, unggul, dan professional.
Resonansi Positif
Al-Qur’an diturunkan sebagai misi risalah nubuwwah Muhammad saw, untuk mewujudkan kasih sayang bagi penghuni alam raya ini (rahmatan lil ‘alamin, QS. Al-Anbiya’: 107). Namun mengapa bangsa yang negaranya kaya raya dengan sumber daya alam melimpah, di darat, laut, udara, namun masih banyak yang belum bisa menikmati hasil kekayaan alamnya.
Karena itu, even MTQ Nasional XXVIII ini,diharapkan mampu memberikan resonansi – atau baca radiasi positif – kepada seluruh elemen bangsa ini, mulai dari para pemimpin hingga rakyat paling bawah, agar mereka bisa kembali kepada khithah-fitrah-nya, yang menurut Ibnu Sina, hanya berfikir, berangan-angan, dan menjalankan usaha dan amalannya, hanya pada yang baik, benar, dan indah. Karena itulah hakikat dari fitrah manusia, yang Allah limpahi amanat sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini.
Allah ‘Azza wa Jalla menegaskan: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami (Allah) akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami (Allah) siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS. Al-A’raf (7): 96).
Mari kita cermati dan renungkan bersama secara saksama dan arif bijaksana pesan ayat 96 QS. Al-A’raf tersebut. Janji Allah dengan “sungguh” akan melimpahkan keberkahan kepada mereka, dari langit dan bumi, dengan syarat apabila para penduduk bumi – Indonesia – ini beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Karena itu, mariulah kita bertanya pada diri kita semua, baik dalam kapasitas personal maupun official, sesuai jabatan yang diamanatkan pada diri kita.
Apakah iman dan taqwa kita, hanya berkutat pada urusan individual saja, sehingga ketika sebagai pejabat, kita kemudian “mendustakan” kebenaran hakiki, dan tega atau rela melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya kita lakukan? Dan karena itu, perjalanan kehidupan bangs aini, rasanya belum banyak keberkahan yang bisa kita rasakan bersama.
Selamat bermusabaqah, khususnya Kafilah Jawa Tengah, semoga MTQ Nasional XXVIII ini, mampu menghasilkan prestasi yang gemilang dan berlimpah keberkahan bagi bangsaini. Semoga pancaran dan keberkahan Al-Qur’an yang segera berkumandang dari bumi “Adat Basandi Syara’ – Syara’ Basandi Kitabullah” ini, akan memancarkan resonansi positif, sebagai penyiram keberkahan bagi bangsa ini, dan mampu menumbuhkan hati dan fikiran yang tersinari nilai dan ajaran Al-Qur’an, dan meluruskan kembali niat dan ikhtiar mewujudkan baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Allah a’lam bi sh-shawab. Hotel Grand-Inna, Padang Sumatera Barat, 13 November 2020.
Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA., alumnus Madrasah TBS Kudus, Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Tengah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Guru Besar Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Ketua DPS Bank Jateng Syariah,Ketua DPS RSI-Sultan Agung Semarang, Ketua Bidang Pendidikan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Ketua II YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, dan Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat. Jatengdaily.com–st
GIPHY App Key not set. Please check settings