Oleh: Irma Nur Afifah, SST MSi
Statistisi Muda BPS Kabupaten Kendal
KAWASAN Industri Kendal (KIK) yang terletak di Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal telah resmi naik status menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), pada 18 Desember 2019 ( PP No 85/2019) dan menjadi proyek strategis nasional. Status KEK artinya memiliki keunggulan untuk menjaring investor berinvestasi di Kendal lebih besar dan mendongkrak kinerja ekonomi Kendal.
Pelantikan Kepala Daerah Kab/Kota Jateng serentak telah dilaksanakan pada 26 Februari 2021 lalu oleh Gubernur, termasuk Kendal. Bupati Kendal Dico M Ganinduto seorang milenial dengan usia masih muda 31 tahun, mencanangkan program 100 hari pada pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19 dengan upaya meningkatkan infrastruktur dan menjadikan Kendal sebagai pusat industri dan pariwisata.
Pertumbuhan ekonomi Kendal 2020 kontraksi -1,53 % sebagai dampak COVID-19, meski lebih baik dari pertumbuhan Jateng (-2,65 %), ini merupakan tantangan cukup berat bagi Kendal memulihkan ekonomi hingga tumbuh positif. Akankan target ini tercapai mengingat pandemi tak kunjung usai?
KEK memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi yang memiliki daya tarik investasi. KEK Kendal selain lokasi strategis karena berdekatan dengan ibukota Jateng, kemudahan akses ke Bandara A Yani, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, perlintasan tol Trans Jawa, jalur pantura Jawa dan dilewati jalur kereta api double track Jakarta-Semarang-Sub (kek.go.id), juga digadang sebagai sumber potensial mendorong pertumbuhan ekonomi 7 % (target pra pandemi), atau setidaknya tumbuh positif.
KEK Kendal berorientasi ekspor impor, high tech product pendukung industri 4.0. Awal 2021 tercatat 66 tenant berinvestasi di KEK, 16 in operation, 9 in contruction dan sisanya in permit, demikian disampaikan humas KEK Khairul Imam. Tenant di KEK cukup variatif mulai industri makanan, furnitur, elektronik, peralatan rumah tangga, alat angkutan hingga jasa-jasa.
Kawasan ini dibangun dengan fasilitas tata ruang tidak sekedar zona industri, namun dirancang mencakup infrastruktur pendukung, seperti lapangan golf, pusat kota, shoping center, pusat mode, sampai bungalow mewah. Suatu kondisi sangat potensi bagi kinerja ekonomi Kendal.

Potensi Ekonomi Kendal
Pertumbuhan ekonomi Kendal 2020 menyiratkan pekerjaan rumah berat selama pandemi, mengingat share kategori industri yang memegang peran paling dominan yaitu 42,29 %, disusul pertanian 19,24 % dan perdagangan 11,90 %, faktanya ketiga kategori tersebut konstraksi. Tercatat angka pertumbuhan industri kontraksi -0,86 % sebelumnya tumbuh 5,7 %, perdagangan -3,83 % sebelumnya 5,22 % dan pertanian kontraksi -1,09 % sebelumnya 4,63 %, belum lagi kategori strategis lain seperti transportasi -32,20 %, akomodasi -4,31 % dan jasa-jasa -7,21 % sebagai dampak pandemi (BPS 2020).
Sejatinya output industri berkontribusi paling besar pada agregasi output total, pertumbuhan pra pandemi juga cukup tinggi di atas 5 %. Itulah mengapa awal kepemimpinannya Dico langsung meninjau kawasan potensial KEK untuk melihat dan memantau perkembangan KEK guna mendukung program Kendal sebagai pusat industri dan rumah investasi.
Adanya KEK memberikan peluang tidak saja menggerakkan UMKM, juga membuka peluang lapangan kerja yang diharapkan menurunkan angka pengangguran. Adanya KEK bukan tidak mungkin dapat memulihkan kembali pertumbuhan ekonomi Kendal dari kategori industri.
Selain itu secara geografis Kendal memiliki potensi alam yang lengkap, mulai dari pantai, hutan dan pegunungan, selaras dengan program Dico untuk meningkatkan sektor pariwisata. Namun tak dapat dipungkiri sektor ini pun terdampak cukup signifikan akibat pandemi, sehingga perlu langkah strategis untuk menggiatkannya kembali.
Guna memulihkan ekonomi akibat pandemi, Dico menyusun RPJMD berbasis isu aktual di lapangan, dan membentuk tim akselerasi pembangunan. Sebagai milenial, target Dico selain pengembangan KEK sebagai prioritas pusat industri, juga penerapan program inovatif, dengan target milenial. Di antaranya menumbuhkan usaha jasa pariwisata, restoran dan wirausaha melalui industri kreatif seperti kriya, fashion, desain, film, video dan fotografi, seni pertunjukan, musik, penerbitan, radio dan televisi, layanan computer dan piranti lunak, serta riset dan pengembangan (kemenparekraf.go.id).
Sebagai bonus hasil SP2020, menunjukkan bahwa dominasi penduduk Kendal pada usia produktif 25,31 % Gen Z dan 24,93 % milenial (BPS 2020). Sumber daya yang perlu menjadi perhatian ekstra, agar tepat guna, sebagai motor penggerak ekonomi paling potensi menuju Kendal makin andal dan maju.
Optimistis harus selalu ada demi kemajuan pembangunan penggerak roda perekonomian. Setiap peluang yang ada seyogyanya dimanfaatkan dengan tepat, sehingga arah kebijakan Kendal menuju Kendal Berdaya Saing dan Kendal semakin andal dengan titik berat pada investasi, pusat industri dan pariwisata, tata kelola pemerintah profesional bukanlah hal mustahil untuk diwujudkan, dan yang penting cita-cita mewujudkan Kendal Permata Pantura bukan sekedar slogan belaka. Jatengdaily.com-yds
GIPHY App Key not set. Please check settings