Oleh : Nur Khoirin YD
PUASA adalah ibadah yang paling berat jika dibandingkan dengan ibadah-ibadah pokok lainnya dalam Islam. Ibadah salat misalnya, hanya merupakan gerakan dan ucapan tertentu, tidak boleh berbicara hanya beberapa menit saja. Ibadah zakat cukup menyerahkan sebagian harta kepada amil, malah bisa dipoto dan masuk koran segala. Ibadah haji meskipun berat dalam biaya dan tenaga, tetapi selama pelaksanaannya serasa enjoy, bisa makan minum dan bahkan berbelanja.
Sedangkan ibadah puasa, harus menahan lapar dan dahaga sehari penuh. Juga tidak boleh berhubungan suami istri disiang hari. Kalau bukan karena niat yang kuat untuk mendapatkan ampunan dan kemulyaan dari Allah, maka sungguh jarang ada yang kuat untuk melaksanakannya. Tetapi beratnya puasa ini justru menimbulkan sensasi yang diminati.
Karena ibadah puasa yang sangat berat ini, dan hanya dirinya yang mengetahui, maka balasannya langsung dari Allah swt sendiri yang menjadi saksi. Dalam Hadits Qudsi disebutkan, ”Ashshumu li wa ana ’ajzi bih” (puasa adalah untukku dan Aku yang akan langsung memberi balasannya). Orang yang berpuasa dengan ikhlas karena Allah dijanjikan diampuni semua dosanya, baik yang sudah berlalu maupun yang akan datang.
Dakwah bil maqashid
Membuminya ibadah puasa ini adalah karena keberhasilan pendekatan dakwah yang efektif. Puasa tidak hanya didakwahkan dengan dalil kutiba alaikumusshiyam (diwajibkan atas kamu puasa).
Tidak hanya melalui pendekatan normatif dan teologis, sebagai salah satu rukun Islam, wajib hukumnya, dosa bagi yang meninggalkannya, pahala surga bagi yang melakukan, dan siksa neraka bagi yang meninggalkan. Tetapi dengan pendekatan filosofis dan rasional, yaitu dengan mengungkapkan maqasidut tasyri’(maksud hukum yang mendalam), asrarut tasyri’(rahasia syari’ah yang tersembunyi), dan hikmatut tasyri’(hikmah yang tersirat).
Puasa dikaji secara ilmiah dari berbagai sudut pandang dan aspek; aspek medis, psikis, dan sosial. Kemudian semua menghasilkan kesimpulan yang saling mendukung dan menyempurnkan. Secara medis puasa menyehatkan fisik, secara psikologis puasa menyehatkan jiwa, puasa dapat menumbuhkan kepedulian sosial, puasa melatih kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab, puasa meningkatkan etos kerja, dan temuan-temuan ilmiah lain yang positif. Bahkan para ahli non muslim juga ikut mengkaji puasa dalam perspektif mereka, sehingga hasilnya lebih obyektif dan tanpa prasangka.
Peran media dalam mendakwahkan puasa juga sangat penting. Koran, majalah, tv, medsos, wa, internet, radio, baliho, spanduk, dll. Meskipun barangkali niat utama mereka adalah untuk merebut pasar, seperti supermarket dihiasi aksesori nuansa ramadhan, lagu-lagu rohani Islam. Pengusaha memanfaatkan momen dengan memasang spanduk untuk memperbaiki citra, dalam rangka meningkatkan kepercayaan pasar.
Politisi juga pasang iklan untuk menaikkan popularitas dalam rangka mendongkrak perolehkan suara. Tetapi ini semua memberi nuansa syi’ar Islam, dan turut mempopulerkan ibadah ramadhan, sehingga semakin dimengerti dan diminati.
Maka jadilah ibadah puasa ini sangat populer dan diminati. Konon banyak orang non muslim yang ikut melaksanakan puasa. Karena puasa memberilan dampak yang langsung bisa dirasakan. Puasa adalah latihan yang memberikan sensasi tersendiri. Sensasinya lapar dan dahaga, sensasinya berbuka, dan sensasinya makan sahur. Orang sudah biasa lapar karena telat atau tidak sempat makan, tetapi bisa langsung makan kapan saja, tidak ada yang melarang.
Sedangkan lapar karena puasa, meskipun lemah lunglai tidak bertenaga dan dihadapannya hidangan ada, tetapi ia baru boleh makan ketika maghrib tiba. Orang makan enak juga sudah biasa, tetapi makan berbuka ketika perut sangat lapar, nikmatnya luar biasa. Setelah berbuka, badan kembali segar, hati merasa senang dan puas, karena ternyata mampu melewati rintangan yang berat tanpa halangan.
Keberhasilan yang diperoleh tanpa perjuangan, maka nikmatnya kurang. Tetapi keberhasilan yang dicapai dengan perjuangan dan air mata, maka nikmatnya membekas. Inilah sensasi puasa yang tidak dimiliki oleh ibadah-ibadah yang lain, seperti shalat, zakat, dan ibadah haji sekalipun.
Penelitian membuktikan
Ajaran-ajaran Islam yang lain mestinya harus didakwahkan dengan cara seperti puasa ini, agar menjadi populer dan diminati. Seperti zakat, larangan riba, minuman keras dan narkotika, larangan zina, korupsi, suap, monopoli, dan ajaran-ajaran syari’ah lainnya.
Dakwah dengan pendekatan normatif, mendahulukan dalil, halal haram, pahala dosa, sah tidak sah, untuk sekarang ini dirasa kurang efektif, dan bahkan memberi kesan yang tidak baik. Menimbulkan kesan negatif pada sebagaian orang luar. Kesan mereka, ajaran Islam itu rumit, ribet, banyak aturan, sedikit-sedikit dosa dan haram. Ini berakibat orang luar tidak tertarik, orang dalam juga dilanda bosan dan lari.
Kebenaran ajaran Islam harus kita buktikan dengan kajian-kajian ilmiah dan penelitian yang mendalam. Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh hasil penelitian. Sudah terbukti minuman keras dan narkoba akan merusak akal, jiwa, banyak yang mati mendem, zina seks bebas akan menimbulkan virus HIV, AIDS, merusak rumah tangga, dan menghancurkan martabat, babi membawa flu babi, H1N1, dan menularkan karakter-karakter buruk, anjing menularkan rabies, riba akan menimbulkan ketidakadilan, kezaliman, dan merusak tatanan ekonomi.
Seluruh perintah dan larangan Syari’ah pasti tujuannya adalah untuk mewujudkan maslahat dan menghindari mafsadat. Oleh karena itu, marilah kita dakwahkan ajaran Islam yang indah ini, dengan cara-cara yang menarik. Insyaallah ajaran Islam akan menjadi solusi bagi semua problem kehidupan. Orang mengamalkan Islam dengan penuh kesadaran dan bukan lagi sebagai beban rutinitas yang memberatkan.
Materi Khutbah Jum’ah ini disampaikan di Masjid Al Hasib BPK Propinsi Jawa Tengah, Tanggal 6 Ramadan 1443H/8 April 2022.
DR. H. Nur Khoirin YD., MAg, Ketua BP4 Propinsi Jawa Tengah/Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo/Advokat Syari’ah/Mediator/Arbiter Syari’ah/Sekretaris Bidang Humas Masjid Agung Jawa Tengah/Ketua Bidang Remaja dan Kaderisasi Masjid Raya Baiturrahman/Ketua Dev. Litbang Badan Wakaf Indonesia Jawa Tengah, Tinggal di Jl. Tugulapangan H.40 Tambakaji Ngaliyan Kota Semarang, Telp. 08122843498. Jatengdaily.com-st