in

Semarang Kota Terpanas, Akal Kita Terbatas

Prof Dr H Nur Khoirin MAg

Oleh : H. Nur Khoirin YD

HARI-hari ini Kota Semarang terasa sangat panas.Menurut catatan BMKG, kota paling panas di Indonesia adalah Semarang yang suhunya mencapai 39 derajat celsius, disusul Majalengka Jawa Barat.

Faktor utama penyebab suhu udara panas di Indonesia adalah musim kemarau yang panjang, posisi semu matahari yang bergerak ke selatan ekuator, dan faktor-faktor alam lainnya, seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara. Menurut prediksi BMKG udara panas ini masih akan berlangsung sampai awal Nopember diperkirakan sudah mulai turun hujan dibeberapa daerah. (https://www.cnbcindonesia.com/ ).

Kita perlu membayangkan, seandainya musim kemarau ini tidak berhenti, setengah tahun lagi, atau bahkan setahun kedepan baru turun hujan, apa yang akan terjadi?

Sungai-sungai, sumur, dan sumber air mati, rumput-rumput dan tumbuhan memutih kering, burung-burung dan binatang juga mati kehausan. Berbagai penyakit juga datang menyerang, dan kehidupan manusia tergoncang. Lalu kemana kita akan protes dan mengadu? Akal siapa yang bisa menghentikan kemarau panjang ini?.

Sebaliknya, jika terjadi hujan besar banjir bandang, angin kencang yang memporak-porandakan, akal siapa yang mampu menghentikan? Maka sampailah pada dasar kesadaran, bahwa ternyata manusia ini kecil dan lemah di hadapan Allah yang Besar dan Yang Maha memiliki segala kekuatan.

Ilmu kita sedikit
Manusia adalah makhluk yang hebat, ciptaan paling sempurna, karena diberi akal untuk berfikir. Dengan akal itulah manusia membangun peradaban yang maju, menciptkan pengetahuan dan teknologi sehingga hidup menjadi mudah. Ini benar adanya, tidak bisa disangkal.

Tetapi manusia sesungguhnya hanya diberikan ilmu sangat sedikit jika dibandingkan dengan ilmu Allah yang Maha Luas tanpa batas. Wamaa utiutum minal ilmi illa qolila (dan kamu tidak diberi ilmu kecuali sedikit). Manusia hanya mengetahui realitas kehidupan ini sangat terbatas.

Temuan atau hasil pemikiran manusia sangat relatif kebenarannya. Bisa benar bisa salah. Bisa baik untuk suatu waktu, tetapi belum tentu baik untuk waktu yang lain. Sekedar ilustrasi, seorang calon ibu keguguran janinnya yang sudah lama ditunggu. Ketika dikonsultasikan ke dokter tentang apa yang menyebabkan keguguran?

Dokter yang ahli itu tidak tahu pasti, mungkin janinnya buruk, cacat jika lahir, mungkin ibunya yang kurang sehat, mungkin karena benturan keras kecelakaan, dan kemungkinan yang lain. Demikian ketika seseorang mengalami sakit perut diare, mencret. Apa sebabnya? Makan karena makan terlalu pedes, salah makan, salah obat, kurang istirahat, dan kemungkinan-kemungkinan yang lain.

Meskipun seorang dokter tetapi tidak bisa memastikan. Rerumputan dan semak-semak disekitar kita, jangankan manfaatnya, namanya saja kita tidak tahu. Banyak buah-buahan yang kita belum tahu khasiatnya. Kita biasa makan manggis adalah dagingnya yang putih. Ternyata yang banyak manfaat adalah kulitnya yang justru kita buang.

Maka kita dipertintahkan untuk selalu membaca, iqra’, melakukan penelitian dan pengkajian mendalam terhadap alam semesta, utk menguatkan iman.

Iman kita akan semakin kuat dengan berdzikir dan berfikir. Kita selalu berdoa, Allahumma shumti fikron wa nuthqi dzikron (Ya Allah, jadikan diamku adalah berfikir, dan bicaraku adalah dzikir). Hasil pembacaan kita terhadap alam semesta harus berakhir dengan pengakuan kemahabesaran Allah. Kita ini merasa sangat kecil tidak dan lemah. Inilah ciri-ciri ulil albab, yaitu :

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Al Imron : 191)

Akal harus disertai tawakkal
Jangkauan akal kita terbatas. Banyak rahasia Allah swt yang akal kita tidak mampu menjangkau. Misalnya tentang kapan turun hujan, qiyamat, kematian, masa depan. Allah swt berfirman :

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ࣖ

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok[1187]. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman 34)

Kita ini kecil dan lemah di hadapan Allah yang maha kaya, maha kuasa, maha perkasa. Sampai hari ini akal atau teknologi modern belum bisa memprediksi kapan akan terjadi gempa.

Teknologi juga tidak bisa meramal kapan orang akan sakit dan mati. Banyak realitas kehidupan ini yang tidak terjangkau oleh akal. Apa yang kita ikhtiarkan tidak semua terpenuhi. Tetapi apa yang kita menghindari atau menjauhui, sering kali malah menghampiri.

Akal saja tidak cukup. Harus disertai doa dan berserah diri (tawakkal). Apa yang bisa kita pikirkan dengan akal, kita ikhtiar yang maksimal. Tetapi hal-hal yang tidak bisa diakal, nalar kita tidak sampai, maka kita pasrah dan tawakkal.

Kita harus yakin, bahwa dalam hidup ini ada yang mengatur, ada campur tangan Allah swt. Keyakinan ini harus tertanam dalam jiwa. Isnyallah hidup ini akan menjadi tenang. Jika kita berhasil, apa yang kita inginkan terwujud, maka kita bertambah bersyukur. Tetapi jika gagal, maka kita akan tetap bersabar.

Khutbah Jum’ah di Masjid Al Muqarrabin Perum Bukit Permata Puri Ngaliyan Semarang, 21 Rabiul Awal 1445H/6 Oktober 2023M.

Prof. DR. H. Nur Khoirin YD, MAg, Guru Besar Hukum Islam UIN Walisongo Semarang/Ketua BP4 Propinsi Jawa Tengah/Advokat Syari’ah/Mediator/Arbiter Basyarnas/Sekretaris II Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah/Ketua Bidang Kaderisasi dan Remaja Masjid Raya Baiturrahman, Tinggal di Jl. Tugulapangan H40 Tambakaji Ngaliyan Kota Semarang. Jatengdaily.com-St

 

 

Written by Jatengdaily.com

Perkuat Data, Komisi A Diskusikan Raperda Penanganan Konflik Sosial

Polines Dukung Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah