Oleh: Indah Purnamasari, S.E
Statistisi Muda di BPS Provinsi Jawa Tengah
AIR SUSU IBU (ASI) merupakan makanan pertama bayi yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. ASI memiliki manfaat sangat besar untuk jangka panjang, karena ASI adalah nutrisi terbaik dan terlengkap bagi bayi. ASI mengandung protein dan zat-zat gizi berkualitas tinggi serta mengandung zat antibodi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi, melindungi tubuh bayi dari alergi dan diare serta penyakit infeksi lainnya.
Banyaknya manfaat ASI bagi bayi mendorong pemerintah untuk menganjurkan seorang ibu supaya dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi sejak dilahirkan sampai 6 bulan, tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan/minuman lain. Setelah bayi berusia 6 bulan ke atas, bayi boleh diberikan dengan makanan tambahan dan ASI tetap diberikan hingga usia 2 tahun.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 yang dilaksanakan oleh BPS menunjukkan bahwa anak usia kurang dari 2 tahun yang pernah disusui di Jawa Tengah sebanyak 97,27 persen. Capaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2020 dengan persentase anak berusia kurang dari 2 tahun yang pernah disusui sebesar 97,45 persen.
Berdasarkan wilayah tempat tinggal, di perkotaan persentase anak usia kurang dari 2 tahun yang pernah disusui lebih tinggi dibandingkan di perdesaan. Hal ini tidak terlepas dari tingginya pengetahuan ibu-ibu di perkotaan mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Selain itu, saat ini semakin banyak perkantoran di perkotaan yang menyediakan fasilitas bagi ibu menyusi untuk memerah ASI, sehingga ibu bekerja tetap bisa memberi ASI pada bayi mereka.
Indikator perbaikan edukasi ASI juga terlihat dari persentase bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif. Pemberian ASI dikatakan eksklusif jika hingga usia 6 bulan bayi hanya mengkonsumsi ASI saja tanpa tambahan makanan/minuman lainnya. Edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi hingga umur enam bulan sudah mulai disadari oleh para ibu dan dilaksanakan.
Hal tersebut terlihat dari persentase pemberian ASI eksklusif yang mengalami peningkatan dari 76,30 persen tahun 2020 menjadi 78,93 persen pada tahun 2021. Peningkatan kesadaran pemberian ASI eksklusif tidak hanya terjadi di perkotaan, akan tetapi juga di perdesaan. Ibu-ibu di perdesaan yang sudah sadar akan pentingnya ASI cenderung melanjutkan pemberian ASI hingga 6 bulan tanpa makanan tambahan lain atau ASI eksklusif.
Hal ini sangat menggembirakan mengingat dalam masyarakat perdesaan, masih banyak ditemui anggapan bahwa bayi boleh diberikan makanan selain ASI tanpa menunggu usia 6 bulan.
Idealnya pemberian ASI tidak hanya sampai 6 bulan. Seorang ibu dianjurkan dapat menyusui bayinya selama 2 tahun, karena semakin lama bayi mendapatkan ASI akan memberikan kekebalan/proteksi yang lebih kuat. Rata-rata lama bayi yang disusui mengalami peningkatan dari 10,25 bulan pada tahun 2020 menjadi 10,60 bulan pada tahun 2020.
Peningkatan ini terjadi di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Rata-rata lama bayi yang disusui di wilayah perdesaan mengalami peningkatan 0,18 bulan yaitu dari 10,43 bulan pada tahun 2020 menjadi 10,61 bulan pada tahun 2021.
Sementara di wilayah perkotaan, rata-rata lama bayi disusui meningkat dari 10,06 bulan pada tahun 2020 menjadi 10,60 bulan pada tahun 2021. Peningkatan di wilayah perkotaan mencapai 0,54 bulan, jauh lebih tinggi dari peningkatan di wilayah perdesaan yang hanya mencapai 0,18 bulan.
Hal ini cukup menggembirakan, mengingat banyaknya edukasi, kesempatan dan fasilitas untuk menyusui dan memompa ASI di perkotaan. Secara tak langsung hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu di perkotaan sudah memanfaatkan kondisi tersebut secara maksimal untuk menyusui anaknya hingga usia 2 tahun.
Mengacu pada data tersebut, faktor yang cukup mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah faktor pengetahuan ibu mengenai pentingnya pemberian ASI. Upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat dilakukan dengan konseling atau penyuluhan/edukasi.
Konseling akan lebih efektif dilakukan sejak prenatal hingga ibu menyusui, dan semakin efektif bila dibarengi dengan pendampingan oleh keluarga dekat (suami dan orangtua) dan konselor yang sudah diberi pelatihan serta tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI. Komunitas ibu hamil menyusui juga dapat mendukung keberhasilan pemberian ASI.
Dukungan Pemerintah
Dukungan dari pemerintah terhadap gerakan ASI Eksklusif ini dilakukan dengan melalui regulasi, anggaran, bahkan hingga dukungan moral. Salah satu upaya signifikan yang telah dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah mengeluarkan PP No. 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI Eksklusif.
Melalui PP ini, pemerintah pemerintah memformalkan hak perempuan untuk menyusui (termasuk di tempat kerja) dan melarang promosi pengganti ASI. Peraturan pemerintah No. 33 ini kemudian ditunjang oleh peraturan baru melalui Permenkes RI No. 39 tahun 2013 tentang susu formula dan produk bayi lainnya dan Permenkes RI No. 15 tahun 2013 tentang penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI agar melindungi para ibu yang meninggalkan bayinya bekerja di luar rumah masih dapat memberikan ASI pada bayinya baik memberikan secara langsung ataupun dengan memerah ASI.
Peran pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan ibu terkait ASI eksklusif sebaiknya Dinas Kesehatan melalui puskesmas dan posyandu melakukan program konseling yang intensif kepada ibu disertai keluarga terdekatnya melalui metode yang menarik sehingga meningkatkan daya kunjung ibu ke pelayanan kesehatan.
Konseling ini dilakukan sedini mungkin yaitu mulai dari kehamilan trimester pertama sampai pasca persalinan. Pemerintah pusat sebaiknya membuat sanksi yang tegas kepada pemerintah daerah dan penyedia fasilitas umum yang tidak menjalankan peraturan tentang ASI agar hak anak untuk mendapatkan ASI eksklusif dapat terpenuhi.
Sebagai masyarakat umum, kita juga dapat turut berperan mendukung keberhasilan pemberian ASI di antaranya dengan memberikan kesempatan bagi ibu yang akan melakukan laktasi di tempat kerja dan di tempat umum, menjaga diri untuk tidak berkata yang menjatuhkan mental ibu menyusui, tidak membanding-bandingkan antar ibu dan juga bayinya, serta memberikan semangat dan motivasi bagi ibu menyusui.
Mari kita dukung pemberian ASI, mari kita dukung terciptanya generasi yang sehat dengan mendukung ibu menyusui. Jatengdaily.com-yds