SEMARANG (Jatengdaily.com)- Dinas Kesehatan Jateng meminta warga waspada terhadap penyakit Leptopirosis yang sering muncul setelah bersentuhan dengan genangan banjir.
Petugas kesehatan diminta lebih peka bila menemui gejala penyakit ini pada penderita. Bahkan, lebih baik langsung diindikasi terkena leptospirosis agar penangananya tak terlambat.
“Perawat, bidan, dan dokter harus lebih peka bila menemui gejala mengarah ke leptospirosis. Agar penanganan bisa lebih cepat. Karena kalau lambat diagnosanya, telat atau keliru, bisa fatal. Jadi kami sudah bekali petugas kesehatan agar tanggap penanganan langsung,” kata Sub Kordinator Penyakit Tidak Menular dan Menular pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Arvian Nevi dalam keterangannya, dilansir Minggu (23/10/2022).
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan. Leptosirosis salah satunya bisa ditularkan dari air kencing tikus. Tercatat, hingga Agustus 2022 sudah ada 374 orang terkena leptospirosis.
“Itu leptosirosis bisa dari tikus yang terinfeksi atau ada virusnya. Jadi kalau musim hujan ada genangan banjir, tikus ini lari karena tempat tinggalnya kena air, air kencingnya juga pasti ikut ketinggalan. Ini air kencing yang tertinggal dan bercampur dengan genangan dan bisa menyebabkan terkena leptospirosis,” ungkapnya.
Mesti bisa menyebabkan infeksi, terang Arvian, ada kondisi khusus untuk virus dari air kencing tikus itu bisa masuk ke badan hingga menyebabkan leptospirosis. Yakni bila di tubuh seorang itu memiliki luka terbuka.
“Jadi kuman itu bisa masuk ke manusia dengan catatan kalau ada luka. Bahkan luka terbuka sekecil apa pun. Misalnya hanya goresan, itu juga bisa masuk,” terangnya.
Terkait dampak terkena leptospirosis, gejalanya nyaris sama dengan penyakit pada umumnya. Berikut gejalanya:
- Demam tinggi hingga menggigil.
- Nyeri kepala.
- Nyeri otot khususnya di daerah betis.
- Sakit tenggorokan disertai batuk kering.
- Mata merah dan kulit menguning.
- Mual hingga muntah-muntah dan disertai diare.
“leptospirosis ini tingkat kematianya juga lebih tinggi dari demam berdarah (DB). DB hanya 2-3 persen. leptospirosis hampir 50 persen lebih. Jadi kalau ada dua kasus, satu bisa meninggal,” tandasnya. adri-she