in

BPOM Ungkap Kadar Garam Yodium untuk Stunting Tidak Penuhi Syarat

Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang mengungkap bahan makanan yang digunakan program stunting di Jateng tidak memenuhi syarat keamanan. Sebab dari sejumlah garam yang diproduksi khusus untuk stunting memiliki kadar yodium di bawah standar.Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang mengungkap bahan makanan yang digunakan program stunting di Jateng tidak memenuhi syarat keamanan. Sebab dari sejumlah garam yang diproduksi khusus untuk stunting memiliki kadar yodium di bawah standar.

“Yang tidak memenuhi syarat itu garam paling tinggi. Karena yodiumnya belum memenuhi syarat,” kata Kepala BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, Jumat (22/12).

Dia menjelaskan, terdapat tiga jenis bahan pangan yang diawasi BPOM dalam penyediaan bahan pangan untuk pemenuhan gizi pada program stunting. Di antaranya garam, bahan yang diawasi yaitu tepung terigu dan minyak goreng.

Pengawasan produk minyak goreng untuk meneliti kadar fortifikasi yang terkandung di dalamnya. Sedangkan pada tepung terigu, menurutnya BPOM turut mengawasi untuk kadar zat besinya.Dari hasil uji laboratorium, minyak goreng dan tepung terigu yang diproduksi untuk program stunting sudah memenuhi standar kelayakan pangan.

“Ini terkait dengan produknya, yang terkait dengan stunting kita awasi. Pertama dengan minyak goreng untuk fortifikasinya, garam yang mengandung yodium dan tepung terigu yang mengandung zat besi. Inilah yang kita awasi jangan sampai tidak memenuhi syarat,” ujarnya.

Khusus untuk garam yang tidak memenuhi standar, pihaknya akan melakukan intervensi pada tahun depan. Hasil pemeriksaan sementara garam yang digunakan untuk program stunting diproduksi dari pabrik wilayah Pati, Rembang dan sekitarnya.

“Garam produsennya di Jateng letaknya ada di Pati, Rembang dan sekitarnya. Inilah yang kita intervensi tahun depan. Ini PR kita. Memang garam untuk yodiumnya dan fortifigan tidak terkait langsung dengan stunting, tapi ini pendukung. Jangan sampai garam yang kita gunakan tidak ada gizinya. Tidak ada yodiumnya dan menjadikan masyarakat kekurangan yodium, karena yodium berperan untuk mengatasi stunting,” tuturnya.

Lintang mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk mengoptimalkan produksi garam supaya standar kualitasnya memenuhi syarat. Ia mengingatkan bahwa jangan sampai garam yang beredar berbentuk krosok yang tidak ada gizinya.

“Peran pemda mendukung produksi garam yang memenuhi syarat. Jangan yang beredar garam krosok yang tidak ada gizinya. Intervensi kami melalui desa pangan aman. Kita berikan pengetahuan dan pemahaman agar mengonsumsi pangan aman,” tutur Lintang.Adri-st

Written by Jatengdaily.com

Ahmad Saiful Umam Hafiz 30 Juz, Pesantren Tahfidz Al-Qur’an MAJT-Baznas Jateng Ukir Sejarah Baru

Kapolda Jateng Cek Kesiapan Pos Terpadu Tol Kalikangkung, Arus Mudik Masih Landai