in ,

Prospek Produk Lokal Jawa Tengah di Kancah Perdagangan Internasional

Oleh: Dwi Indriastuti Y, S.ST, M.M
Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Jawa Tengah

SAAT ini perdagangan menjadi semakin mudah dan terbuka, perbedaan jarak, waktu, dan negara bukan lagi menjadi hambatan bagi terciptanya sebuah transaksi dalam perdagangan internasional. Pedagang dan pembeli yang melakukan perdagangan tidak perlu utuk saling bertemu, bahkan tidak mengenal satu sama lain, mereka dihubungkan atau dikenalkan melalui media promosi dan/atau perwakilan dagang dari masing-masing negara.

Sehingga perdagangan internasional dapat dikatakan sebagai kegiatan yang terkait dengan transaksi barang dan/atau jasa yang terjadi antar negara dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan, atau secara garis bersar sering disebut sebagai kegiatan ekspor dan impor.

Sejatinya, perdagangan internasional ibarat dua mata pisau. Di satu sisi perdagangan internasional dapat memberikan dampak yang positif, namun disisi lainnya juga memiliki dampak negatif. Dampak positif dari perdagangan internasional adalah mempererat hubungan antar dua negara atau lebih, saling membantu antar negara sehingga dapat mempercepat proses pembangunan di negara masing-masing, mendapatkan devisa dari para investor asing mempermudah dalam memperoleh barang/produk yang tidak bisa atau sulit diproduksi oleh negara sendiri, memperluas peluang dan kesempatan kerja karena terbukanya lapangan kerja, dan yang paling utama adalah dapat meningkatkan kesejahteraan suatu negara melalui pendapatan nasional.

Namun sayangnya perdagangan internasional juga memiliki beberapa dampak negatif yang muncul dari semakin mudahnya arus barang antar negara. Salah satu yang selalu menjadi perhatian masyarakat adalah pasar Jawa Tengah yang semakin dibajiri pleh produk-produk dari luar negeri. Hal ini tentu saja dapat mengancam eksistensi produk buatan dalam negeri jika tidak mampu bersaing dengan produk luar negeri.

Ditambah globalisasi yang semakin merasuki hidup kita, kemajuan teknologi dan informasi menjadikan kita lebih terbiasa dengan budaya dan produk asing. Selain itu adanya pola pikir bahwa barang dari brand luar dianggap sebagai sesuatu yang lebih prestise jika dimiliki. Brand tersebut bisa dengan mudah kita temukan di berbagai pusat perbelanjaan, brand seperti fashion, makanan, kosmetik, elektronik, furnitur, dan lain sebagainya.

Jawa Tengah memiliki potensi ekspor non migas yang sangat besar. Pangsa pasar ekspor non migas Jawa Tengah adalah ke negara Amerika, Jepang dan China. Berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Tengah tercatat bahwa neraca perdagangan non migas selalu mengalami surplus selama lima bulan berturut-turut dari Januari hingga Mei 2023, yaitu sebesar 160,64 juta dollar; 357,17 juta dollar; 190,38 juta dollar; 192,62 juta dollar dan 168,00 juta dollar.

Di mana artinya nilai ekspor non migas lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor non migas. Namun jika dibandingkan secara kumulatif ekspor nonmigas Jawa Tengah mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya, pada Januari-Mei 2022 ekspor non migas Jawa Tengah sebesar 4.823,46 juta dollar menjadi 4.032,78 juta dollar di Januari-Mei 2023 atau turun sebesar 16,39 persen.

Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan I Tahun 2023 juga mengalami peningkatan yaitu sebesr 5,04 persen dimana komponen ekspor barang dan jasa mengalami peningkatan sebesar 3,91 jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2022 serta mengalami peningkatan sebesar 1,14 persen jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa prospek produk lokal Jawa Tengah masih cukup bagus dan mampu bersaing di kancah perdagangan internasional. Momentum ini harus terus dijaga oleh pemerintah dengan beberapa langkah dintaranya adalah dengan mendorong UMKM untuk berani go internasional dengan cara memberikan subsidi tarif ekspor, mempermudah izin ekspor, dan membatasi masuknya barang-barang impor.

Pemerintah juga harus dapat meningkatkan inovasi dari produk lokal dengan cara memberikan pelatihan dan keterampilan bagi penggerak UMKM agar produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasar nasional maupun pasar internasional. Selain itu, pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama untuk menggalakkan program cinta produk lokal dan bangga menggunakan produk lokal.

Jika produk lokal menjadi tuan rumah di negaranya sendiri, maka akan semakin banyak lapangan kerja baru yang tercipta, dan semakin banyak tenaga kerja yang terserap, sehingga kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat. Jatengdaily.com-yds

Written by Jatengdaily.com

Kasus Meninggalnya Tahanan di Banyumas, Anggota Polri Yang Terlibat Ditahan

Donor Darah 5 Tahun PT LKM Demak Sejahtera