MAGELANG (Jatengdaily.com) – Rangkaian agenda kegiatan nasional sepuluh tahunan yaitu pelaksanaan pendataan lengkap Sensus Pertanian (ST2023) memasuki babak akhir. Setelah dilakukan pengolahan, validasi dan verifikasi, hasil pendataan lengkap ST2023 yang pelaksanaan lapangannya dilakukan bulan Juli-Agustus 2023 lalu selanjutnya mulai dilakukan persiapan penyampaian hasil.
Kondisi data hasil ST2023 harus mampu menjelaskan dan terjelaskan oleh fenomena yang ada. Oleh karenanya diperlukan sinkronisasi dan masukan dari berbagai pihak untuk melengkapi data yang ada. Di antaranya dari dinas instansi terkait dan praktisi yang lebih fokus dalam mengelola bidang pertanian.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BPS Jateng, Dadang Hardiwan saat menyampaikan welcome speech pada Workshop Evaluasi Data Hasil Pengolahan ST2023 BPS Provinsi Jawa Tengah, Selasa, 14/11/2023.
Workshop dalam rangka mempersiapkan berbagai hal terkait rilis tersebut dilaksanakan selama dua hari 14-15 November 2023, di Hotel Atria Magelang.
Workshop dibuka secara resmi oleh Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (STPHP) BPS RI Kadarmanto.
Dalam sambutannya Kadarmanto menyampaikan ucapan terimakasihnya atas kerja keras, kekompakan dan komitmen seluruh jajaran BPS Provinsi Jawa Tengah serta kolaborasi dari berbagai pihak.
“Suksesnya pelaksanaan ST2023 Provinsi Jawa Tengah tak lepas dari kerjasama dan peran serta yang baik antara BPS, pemerintah daerah dan tentunya pelaku usaha pertanian, utamanya para petani di Jawa Tengah”.
Acara diikuti tidak kurang dari 260 orang peserta yang berasal dari tim ST2023 BPS RI, tim ST2023 BPS Provinsi Jawa Tengah, tim teknis dan diseminasi ST2023 BPS Kabupaten/Kota, serta dinas/lembaga teknis daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota terkait se-Jawa Tengah.
Harapannya pada saatnya rilis dilakukan data hasil ST2023 mampu tersosialisasi dan dapat dimanfaatkan oleh stakeholder, pengguna dan masyarakat luas.
Acara juga menghadirkan dua narasumber yang berasal dari unsur pemerintah dan petani. Agus Wariyanto, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah menjadi pembicara pertama.
Dalam paparannya Agus Wariyanto menyampaikan perlu hati-hati dalam membaca data. Perlu penjelasan dan pengetahuan bagaimana definisi dan konsep dari data tersebut.
“Misalnya untuk jumlah kambing, yang dimaksud kambing disini seluruh jenis kambing atau jenis kambing lokal, domba atau yang mana. Jangan sampai kemudian jika dibandingkan berbeda langsung disikapi tanpa melihat konsep dan definisinya”, katanya.
Sementara Agus Wibowo salah seorang petani milenial Jawa Tengah sekaligus direktur Agro Lestari Merbabu menekankan bahwa data pertanian yang valid akan menjadikan pengelolaan sumber daya pertanian yang lebih efisien serta mampu mengoptimalkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
“Data pertanian yang valid juga akan mampu meningkatkan akses pasar dan harga yang lebih adil bagi petani.Ujungnya kesejahteraan petani akan lebih baik”, katanya.
Hadirnya petani milenial ini juga diharapkan mampu memotivasi para anak muda untuk tidak takut terjun dan bekerja di bidang pertanian. Pertanian yang tidak hanya mengandalkan fisik tetapi juga dengan perhitungan yang matang melalui pemanfaatan data dan informasi yang ada.
Dengan ketertarikan kaum muda pada sektor pertanian memberi harapan cerah akan keberlangsungan dan ketahanan ketersediaan kebutuhan pokok.St