SEMARANG (Jatengdaily.com)- Kondisi perekonomian Indonesia saat ini, dinilai sedang tidak baik-baik saja. Situasi itu sudah berlangsung berhari-hari. Bahkan berbulan-bulan. Salah satu indikatornya, nilai tukar rupiah ke dolar yang dari hari ke hari terus naik dan sudah mencapai Rp 16 ribu.
Pandangan ini disampaikan oleh politikus PDI Perjuangan yang juga anggota DPR RI, Samuel Wattimena di hadapan seratusan konstituennya yang juga anggota UMKM di Kelurahan Kalicari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Minggu, 15 Desember 2024.
”Hal ini tidak perlu ditakuti, apalagi sampai panik. Meskipun, efek dari kenaikan nilai tukar ini bisa membuat apa-apa jadi naik,” katanya.
Pertemuan ini, adalah rangkaian safari pertama Samuel menyapa konstituennya usai dilantik 1 Oktober 2024 lalu dengan memanfaatkan masa reses DPR RI.
Pada, Minggu, 15 Desember 2024, Samuel tidak hanya datang menyapa warga dan UMKM di Kalicari ini, tetapi juga sudah menghadiri lomba lari Semarang 10 K bersama Walikota Semarang Hevearita Gunaryanto Rahayu, dan mmenyapa warga Kelurahan Muktiharjo Kidul di Kecamatan Pedurungan.
Maklum, Pedurungan adalah kecamatan yang paling tinggi memberikan suara untuk kemenangan Samuel di Dapil 1 Jawa Tengah.
Bang Samuel mengatakan, yang perlu dilakukan para pelaku UMKM adalah menyikapi hal ini dengan baik. Sebab, katanya, situasi ini tak mungkin dihindari, tetapi justru harus dihadapi.
‘’Lalu UMKM menyikapinya seperti apa? Dalam situasi ini, justru sekarang waktu yang tepat untuk para pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas produk kita ada,’’ tambah Anggota Komisi VII DPR RI dari Dapil 1 Jawa Tengah (Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga) ini.
‘’Sebab jika semakin menurun kualitasnya akan semakin tidak menjual produk-produk kita,’’ tambah pria yang juga desainer ini.
Dengan ditambah dengan branding yang bagus dan memadai, Samuel meyakini, bahwa kondisi yang tidak baik-baik saja saat ini bisa menjadi momentum bagus bagi UMKM di Indonesia untuk tampil lebih baik.
Tiga poin penting yang ditekankan oleh Sammuel dalam meningkatkan kemampuan UMKM yaitu dipelajari, dipahami, didata, produk kita, sehingga bisa menjual dengan baik.
Harapannya, paling tidak ke depan apa yang kita miliki atau kita produksi ini akan dicari orang ketika orang ke Kota Semarang.
Dalam kesempatan itu, Samuel mendatangkan salah satu pelaku UMKM yang sekarang sudah menjelma menjadi pemilik banyak pusat kuliner mulai dari Rumah Makan hingga resto, Diva.
Diva adalah owner dari RM Ayam Goreng dan Tumpang Koyor Bu Yusro Salatiga. Saat ini bisnisnya sudah berkembang dengan memiliki enam gerai dan resto dengan berbagai usaha.
Pengusaha muda ini bercerita, awal mula membuka usaha adalah bertiga bersama kakaknya dan iparnya, hanya dengan 4 meja. Kini setelah 11 tahun, usahanya ini sudah berkembang dengan memiliki enam gerai, termasuk gerai dengan produk yang berbeda.
‘’Jadi sebelum kita terjun, jika putuskan dulu, bisnis kita ingin jadi pemimpin pasar, penantang pasar atau hanya sekedar jadi follower saja,’’ katanya.
Jika ingin jadi pemimpin pasar kita harus memiliki sesuatu yang berbeda yang bisa dijual dibandingkan prodak yang sama yang sudah mendapatkan tempat.
‘’Kita masih ingat orang jualan air putih, semua orang tertawa air putih dijual lebih mahal dibandingkan bensin. Tapi ownernya tahu yang dijual bukan air putih tapi higienitasnya,’’ lanjut dia.
Dari itu, lanjut Diva, pelaku usaha jika ingin sukses haru punya tiga hal, yaitu Karakter, Kemampuan, dan Strategi yang tepat.
‘’Dan satu hal yang perlu saya ingatkan, kuatkan pondasi dulu yang kuat sebelum membuka cabang-cabang,’’ pungkas Diva. St