SEMARANG (Jatengdaily.com) – Suasana hangat terasa di sebuah ruang pertemuan Resto Gama Semarang, Sabtu (16/8/2025) siang.
Sekitar 30 pengurus Pimpinan Wilayah (PW) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Tengah berkumpul dalam rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Ketua PW DMI Jateng, Prof. Dr. Ahmad Rofiq, M.A.
Pertemuan itu dihadiri jajaran lengkap, mulai dari Sekretaris PW DMI Jateng, Prof. Dr. Imam Yahya, Bendahara Dr. Hj. Mardiyah, SKM., M.Kes., hingga dua Ketua Perhimpunan Remaja Masjid DMI (PRIMA DMI) Jawa Tengah—Nanang Aji Saputro (2025–2029) dan Ahsan Fauzi (2019–2023).
Mereka duduk berdampingan, berbagi pandangan untuk membangun masjid yang tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga hidup sebagai pusat peradaban umat.
Prof. Ahmad Rofiq menegaskan, ada 11 program unggulan yang akan digarap DMI Jateng periode 2024–2029. Mulai dari penataan organisasi berbasis digitalisasi, pengembangan akustik masjid, hingga program ekonomi dan sosial yang berpihak pada jamaah.
Tidak ketinggalan, ada agenda pelatihan fungsi kemasjidan, gerakan lingkungan hijau, masjid ramah jamaah, serta program kebersihan dan kesehatan masjid.
“Rapat ini rutin kita adakan, tapi kali ini bertepatan dengan semangat 17 Agustus. Kita ingin mengidentifikasi sekaligus memperkuat 11 program unggulan DMI Jateng sebagai agenda bersama,” ujar Prof. Ahmad Rofiq.
Ia menambahkan, DMI Jateng juga sudah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga, di antaranya Baznas, Bulog, dan RSI Sultan Agung. Ke depan, kerja sama itu akan diwujudkan dalam lomba-lomba yang melibatkan masjid, seperti masjid bersejarah, masjid sehat, hingga masjid ramah anak di tingkat kabupaten/kota.
Namun, rapat tidak hanya membahas program besar. Dalam sesi laporan, Rizal—pengurus bidang akustik—mengungkap kondisi yang cukup memprihatinkan. Dari tujuh armada mobil akustik yang dimiliki, hanya tiga yang masih berfungsi, yakni di Semarang, Grobogan, dan Purworejo.
“Ini menjadi tantangan kita bersama, agar pelayanan akustik masjid bisa menjangkau lebih luas,” katanya.
Di tengah berbagai agenda internal, DMI Jateng juga tak melupakan isu kemanusiaan dunia. Mereka turut menggalang dana untuk masyarakat Gaza, Palestina, yang kini tengah dilanda krisis. Hingga saat ini, dana yang terkumpul sudah mencapai Rp80.409.505 dan penggalangan masih terus dibuka.
“Kita tidak bisa berpangku tangan. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat solidaritas kemanusiaan,” tutur Prof. Ahmad Rofiq.
Rapat koordinasi itu pun berakhir dengan semangat kebersamaan. Di balik diskusi yang serius, terselip optimisme bahwa DMI Jateng akan semakin hadir bagi jamaah, masyarakat, bahkan dunia. St