in

LPPL Harus Inovatif dan Adaptif Hadapi Era Digital, KPID Jateng Dorong Kolaborasi dan Regenerasi Pendengar

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah, Mukhamad Nur Huda, saat melakukan pengawasan di LPPL Radio Merapi FM 93.6 MHz Kabupaten Boyolali, Selasa (29/7/2025).Foto:dok

BOYOLALI  (Jatengdaily.com) – Di tengah derasnya arus informasi digital yang makin menguasai ruang publik, Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) dituntut untuk terus berinovasi. Bukan sekadar bertahan, tapi mampu tampil relevan dan dekat dengan berbagai lapisan masyarakat, termasuk generasi milenial dan Gen Z.

Hal itu disampaikan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah, Mukhamad Nur Huda, saat melakukan pengawasan di LPPL Radio Merapi FM 93.6 MHz Kabupaten Boyolali, Selasa (29/7/2025).

“Inovasi dalam program siaran adalah hal yang mutlak. Di tengah gempuran informasi dari media digital, lembaga penyiaran yang tak beradaptasi akan ditinggal pendengarnya,” tegas Huda yang juga Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPID Jateng.

Menurutnya, LPPL perlu membuka ruang kolaborasi dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hal ini penting bukan hanya untuk memperluas cakupan informasi, tetapi juga sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada masyarakat.

Tak kalah penting, Huda juga menekankan pentingnya dukungan dari kepala daerah terhadap keberlangsungan dan pengembangan LPPL.

“Dukungan itu tak hanya soal anggaran, tapi juga menyangkut penguatan kapasitas SDM dan pemutakhiran perangkat siaran agar LPPL mampu bersaing di tengah perkembangan teknologi,” lanjutnya.

Senada, Komisioner KPID Jateng lainnya, Anas Syahirul Alim, menambahkan bahwa pengelolaan LPPL harus adaptif terhadap dinamika teknologi komunikasi yang terus berkembang.

“Mengelola radio tidak bisa lagi memakai pola lama. Pendengar saat ini sudah akrab dengan media baru. Maka LPPL harus mampu melakukan konvergensi dengan platform digital agar tetap relevan,” jelas Anas.

Ia juga mengingatkan pentingnya merancang program regenerasi pendengar secara sistematis. Pasalnya, sebagian besar LPPL masih identik dengan radio pemerintah daerah lama, yang pendengarnya berasal dari kalangan usia lanjut.

“Pendengar lama tetap harus dilayani dengan baik, tetapi regenerasi pendengar tidak boleh diabaikan. Harus ada program yang dirancang untuk menarik minat generasi muda, agar radio tetap hidup dan berkembang,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo Kabupaten Boyolali, Wulan Rahayuning Nastiti Natarini menyambut baik kunjungan dan masukan dari KPID Jateng.

“Kami sangat terbuka dengan saran-saran yang diberikan. Kolaborasi dengan OPD juga akan kami intensifkan. Semua masukan ini akan kami sampaikan kepada Bupati Boyolali untuk menjadi perhatian bersama,” kata Wulan.

Ia menambahkan, pihaknya optimis Merapi FM dan LPPL lain di Boyolali bisa terus berkembang dan memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.

Sebagai informasi, kunjungan ini merupakan bagian dari program pengawasan KPID Jateng bulan Juli yang difokuskan di wilayah selatan Jawa Tengah, mencakup Kabupaten Semarang, Salatiga, Sragen, Boyolali, Sukoharjo, dan Wonogiri. Sebanyak tujuh komisioner dibagi dalam tiga tim yang menyasar 12 lembaga penyiaran lokal. Tim yang terdiri dari Mukhamad Nur Huda dan Anas Syahirul Alim dijadwalkan mengunjungi LPPL Radio Buana Asri Sragen, Radio Karysma Boyolali, LPPL Radio Merapi FM, dan Radio CJDW FM Boyolali.

Melalui pengawasan ini, KPID berharap radio lokal dapat terus bertumbuh sebagai media yang tak hanya informatif, tapi juga adaptif, edukatif, dan mampu menjaga kedekatan emosional dengan masyarakat dari masa ke masa. St

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

Pemberian Amnesti untuk Hasto dan Abolisi bagi Tom Lembong dari Presiden Dinilai Sesuai Undang-Undang

Jalur Kereta Api di Stasiun Pegadenbaru Sudah Bisa Dilalui Kembali, Pasca KA  Argo Bromo Anjlok