UNGARAN (Jatengdaily.com) – Suasana hangat dan penuh semangat memenuhi Aula Kantor Desa Kawengen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang pada Selasa, 29 Juli 2025. Di hari itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Semarang (USM) bersama Puskesmas Kalongan menggelar sosialisasi bertema “Membangun Komitmen Antarwarga dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan DBD (Demam Berdarah Dengue) di Desa Kawengen”.
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tapi merupakan wujud nyata kepedulian bersama untuk menjaga kesehatan lingkungan. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Kawengen, Marjani, beserta jajaran perangkat desa, Muhammad Ilham Yusuf Bachtiar dari Puskesmas Kalongan selaku narasumber, Febrian Wahyu Christanto sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN USM, serta 33 mahasiswa KKN dan sekitar 30 ibu-ibu kader PKK dari seluruh dusun di Desa Kawengen.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan doa bersama dan laporan dari perwakilan mahasiswa KKN, Nadhif Ivan Rafi’i. Dalam sambutannya, Nadhif menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam mencegah penyebaran DBD.
“Setiap tahun DBD selalu menjadi ancaman, baik di musim kemarau maupun penghujan. Kami ingin warga Desa Kawengen lebih aktif dalam mengambil tindakan kolektif untuk mencegah penyebarannya,” ujar Nadhif.
Kepala Desa Kawengen, Marjani, turut menyampaikan rasa prihatin dan harapannya agar tragedi yang pernah menimpa warganya tidak terulang kembali. Ia mengenang peristiwa menyedihkan tahun 2024 lalu, ketika seorang siswa SD di desanya meninggal dunia akibat komplikasi DBD.
“Sehat itu mahal, sehat itu penting. Tragedi itu harus jadi pengingat bagi kita semua. Jangan sampai ada korban lagi,” ungkap Marjani dengan nada serius.
Materi inti disampaikan oleh Muhammad Ilham Yusuf Bachtiar dari Puskesmas Kalongan. Ia menegaskan bahwa pencegahan DBD harus dimulai dari rumah, dengan menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air secara rutin, dan menyingkirkan barang-barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk.
Ilham juga memberikan edukasi penting bahwa fogging bukanlah solusi utama. “Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentiknya. Jadi sifatnya hanya sementara. Cara paling efektif tetaplah dari pembersihan lingkungan secara berkala,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut konkret, tim KKN USM bersama Puskesmas Kalongan melakukan pembagian benih ikan Nila—yang dikenal sebagai pemakan jentik nyamuk—kepada seluruh peserta sosialisasi. Selain itu, benih ikan juga langsung disebarkan ke titik-titik rawan pertumbuhan jentik, seperti wilayah RT 004/RW 004 dan sumber mata air di Dusun Watupawon.
Dosen Pembimbing Lapangan, Febrian Wahyu Christanto, berharap program ini tidak berhenti pada kegiatan hari itu saja. Ia menekankan pentingnya menjaga kesinambungan melalui kerja bakti rutin.
“Kalau kerja bakti pemberantasan jentik dilakukan secara teratur, satu minggu atau satu bulan sekali, insyaAllah dampaknya akan besar. Kita mulai dari hal kecil, seperti menguras bak mandi, tapi dilakukan bersama-sama,” tutur Febrian.
Dengan adanya kegiatan ini, harapan besar pun tumbuh: agar Desa Kawengen bisa menjadi contoh desa sehat yang bebas dari DBD. Lebih dari itu, semangat gotong royong dan kepedulian antarmasyarakat kembali dikuatkan—karena di balik keberhasilan sebuah program kesehatan, ada kebersamaan yang tak ternilai. St