Oleh: Shinta Mutiara Dewi
BULAN Ramadan tahun ini suasananya masih sama dengan tahun kemarin yaitu dalam suasana pandemi covid-19. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat santri untuk menyambut bulan kemenangan ini dengan melakukan berbagai kegiatan positif di pesantren. Hal tersebut sebagai bentuk syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan umur panjang dan terealisasinya do’a yang sering kita panjatkan di bulan Rajab, Allahumma bariklana fi rajaba wa sya’bana wa baligna Ramadhana (Ya Allah berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah (umur) kami hingga bulan Ramadan).
Wujud syukur kita selain mempersiapkan diri juga dengan menyiapkan protokol kesehatan dalam melaksanakan rangkaian kegiatan di bulan Ramadan, seperti melaksanakan shalat tarawih, tadarrus, buka sahur bersama, dan lain-lain.
Ramadan merupakan karunia dari Allah SWT yang diberikan kepada umat muslim yang didalamnya memberikan kesempatan untuk memperoleh pahala yang tak terbatas. Sehingga bulan ramadhan ini dijadikan sebagai moment untuk berlomba-lomba meningkatkan amal ibadah. Bagi yang belum mondok biasanya mengikuti pesantren kilat, yaitu mondok selama sebulan di bulan Ramadhan. Namun dengan adanya pandemi covid ini sebagian besar pondok belum dapat melakukan pelajaran tatap muka. Sehingga kebiasaan pesantren kilat pun kini masih ditiadakan.
Pandemi covid-19 ini telah menurunkan sinergitas santri dalam dunia pendidikan maupun peran sosial. Namun hal tersebut tidak berlaku di Pesantren Life Skill Daarun Najaah Semarang. Pesantren ini terus membangun sinergitas santri walaupun ditengan wabah covid-19. Hal ini terealisasi dengan beberapa kegiatan yang dilakukan menjelang ramadhan yaitu haul dan haflah akhirussanah dan kajian-kajian kitab yang dilakukan selama bulan ramadhan.
Pesantren Life Skill Daarun Najaah merupakan pesantren modern yang memperdalam kajian ilmu falak. Pesantren ini dikhususkan bagi mahasiswa dengan metode pembelajaran yang mengasah bakat serta skill yang dimiliki setiap santri dengan tetap bernuansa salafiah dengan mengkaji kitab-kitab, hal ini bertujuan agar setelah lulus dari pesantren santri diharapkan dapat berkontribusi didalam masyarakat dan siap dilapangan pekerjaan.
Sinergitas santri tercermin dengan meriahnya kegiatan haul dan haflah akhirussanah ke-9 Pesantren Life Skill Daarun Najaah dengan rentetan kegiatan, yaitu upacara pembuka haflah, lomba maskot, lomba masak, lomba musik religi, wisata edukasi di Miniatur Kampung Surga, Kunjungan Produksi di Virgin, lomba pawai, lomba pentas seni, lomba virtual da’i dan rebana, Seminar Beasiswa Nasional, dan Seminar Entrepeneur.
Dalam aspek pendidikan, Pesantren Life Skill Daarun Najaah telah memasukkan Maharotul Hayyah dalam kurikulum pendidikannya, yaitu belajar sesuai dengan bakat atau skill yang dimiliki. Dalam mewujudkan sinergitas santri, terdapat enam pelatihan skill yang dikembangkan yaitu, jurnalistik, kewirausahaan, agriculture dan hidroponik, rebana, bahasa arab, bahasa inggris, dan pelatihan falak.
Bulan Ramadan ini, Pesantren Life Skill Daarun Najaah membangun sinergitas santri dengan mengadakan kegiatan yang mengajak santri untuk meraih berkahnya bulan Ramadhan. Pertama, kajian kitab, yaitu Ta’limul Muta’alim, Sirrul Jalil, Munahus Tsaniah, Ghayah Wat Taqrib. Kajian kitab dilaksanakan selepas sholat tarawih berjamaah, yang diajar langsung oleh Kiai dan ustadz. Disusul dengan kajian kitab Maqasidus Shaum yang diajar langsung oleh Pengasuh Pesantren yaitu Dr KH Ahmad Izzuddin MAg, yang dilaksanakan selepas jamaah shalat Subuh.
Kedua, khataman Quran, yaitu yang dilaksanakan setiap sore hari yang dilakukan secara bergantian antara santri putri dan santri putra yang dilaksanakan di Mushollatorium At-Taqi. Kegiatan ini sebagai wujud kita mencintai al-qur’an dan dianjurkan dibulan Ramadan untuk memperbanyak bacaan Alquran.
Ketiga, buka dan sahur bersama. Kebersamaan inilah yang membangun jiwa santri menumbuhkan rasa saling memiliki antara satu dengan yang lain. Setiap kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan yaitu memakai maker, mencuci tangan dan memakai hand sanitizer.
Seorang santri harus bisa menyesuaikan diri dalam setiap situasi dan kondisi. Adanya pandemi covid-19 tidak boleh menyurutkan semangat santri untuk terus bersinergi mengembangkan kualitas diri. Bulan Ramadan merupakan ajang meningkatkan kualitas ibadah kita untuk meraih gelar takwa, untuk itu dalam melakukan kegiatan tetap melakuy protokol kesehatan.
Shinta Mutiara Dewi, Mahasiswa Hukum Keluarga Islam FSH UIN Walisongo dan Santri Life Skill Daarun Najaah–Jatengdaily.com–st
GIPHY App Key not set. Please check settings