in

Vaksinasi dan Normalisasi Ekonomi

Oleh Irma Nur Afifah, SST, MSi
Statisti Muda BPS Kabupaten Kendal

KONFERENSI Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) triwulan 3 (q3) 2021 pada 27 Oktober lalu menyebutkan bahwa stabilitas sektor keuangan dalam kondisi normal dan sektor finansial dinilai efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi seiring menurunnya angka kasus Covid19, demikian ungkap Sri Mulyani. Sektor lainnya tentu tak bisa dipandang sebelah mata, geliat ekonomi mulai tumbuh seiring dengan penanganan melonjaknya varian delta yang cepat dengan hasil yang optimal, dengan tren kasus Covid19 menurun secara signifikan.

Sejalan dengan stabilitas keuangan negara, kondisi perekonomian pun membaik dengan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia q3 2021 tumbuh sebesar 3,51 persen, meski lebih rendah dari q2 (7.07 persen). Perkembangan tersebut sebagai dampak kinerja ekspor yang membaik dengan tetap kuatnya permintaan mitra dagang utama Indonesia, sebagaimana disampaikan oleh Margo Yuwono Kepala BPS dalam pers rilis pertumbuhan ekonomi 5 November lalu.

Vaksinasi yang gencar dilakukan merata di seluruh belahan negeri ini telah memberikan dampak sangat baik dan berkontribusi tinggi dalam menurunkan kasus Covid19 varian delta hingga terkendali. Optimisme geliat pergerakan ekonomi pun bertumbuh lebih baik, demikian pula pemulihan ekonomi dunia juga mulai terus berlanjut.

Capaian Vaksinasi COVID-19

Pemerintah berupaya keras memacu angka partisipasi vaksinasi Covid19. Guna membentuk hert immunity, idealnya sekitar lebih dari 70 persen penduduk telah divaksina. Berdasarkan data yang dikutip pada laman vaksin.kemenkes.go.id, secara nasional target vaksinasi sebesar 208.265.720 penduduk atau 76,50 persen terhadap populasi penduduk. Sasaran ini meliputi tenaga kesehatan, lansia, petugas publik, masyarakat rentan dan masyarakat umum usia 12-17 tahun. Capaian vaksinasi pada November minggu 2 tercatat dosis 1 sebesar 62,47 persen dan dosis 2 sebesar 40,25 persen. Upaya vaksinasi melalui regulasi sebagai syarat untuk memasuki suatu wilayah harus menunjukkan sertifikat telah di vaksin membuahkan hasil yang sangat baik.

Vaksinasi sejatinya bertujuan untuk mencegah penularan, atau apabila seseorang tertular tidak mengalami gejala yang buruk akibat terinfeksi virus. Meski demikian protokol kesehatan harus tetap diterapkan sebagai upaya pencegahan terbaik. Manfaat vaksinasi diantaranya adalah mencegah terkena atau mengalami gejala Covid19 yang berat, melindungi penyebaran Covid19 bagi orang lain, membantu melindungi generasi berikutnya, dalam arti untuk mencegah virus corona bermutasi dan bereplikasi sehingga memungkinkan menjadi lebih kebal terhadap vaksinasi. Sehingga upaya vaksin yang gencar dilaksanakan sangat penting untuk melindungi generasi selanjutnya dari penderitaan panjang terinfeksi virus ini. Vaksinasi terbukti efektif dalam mengendalikan kasus Covid19. Hal ini terlihat pada penurunan level penerapan PPKM dari level 4 menurun ke level 1 bahkan 0 di sejumlah wilayah.

Strategi APBN responsive dan fleksible digelontorkan untuk upaya penanganan Covid19 di bidang kesehatan dan bantuan sosial untuk keberlangsungan produksi UMKM terbukti efektif, dimana dengan situasi dan kondisi kesehatan yang berangsur normal, maka selain menurunkan kasus harian Covid19, juga menumbuhkan daya tahan masyarakat yang berimplikasi positif bagi akselerasi pemulihan ekonomi.

Capaian dan Normalisasi Ekonomi

Perkembangan Covid19 yang belum benar-benar bebas dari bumi ini, menyebabkan IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi, meski masih berada pada level moderat dari angka 6 persen menjadi di angka 5,9 persen. Namun demikian pada q3 2021, berbagai catatan peristiwa secara umum perekonomian global mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari Purchasing Managers Index (PMI) mencapai lebih dari 50 poin. Harga-harga komoditas makanan dan hasil tambang mengalami peningkatan, demikian pula ekonomi mitra dagang Indonesia yaitu Tiongkok, Amerika, Singapura, Korea Selatan, Hongkong dan Uni Eropa juga tumbuh positif, kinerja ekspor Indonesia pun tumbuh signifikan meski melambat dibanding q2.

Awal q3 bulan Juli-Agustus, PPKM diterapkan karena kasus Covid19 yang melonjak tinggi, hal ini membatasi mobilitas penduduk yang berdampak pula pada berbagai sektor, diantaranya transportasi udara domestik secara q to q melambat, secara y oy juga turun, namun tren q3 terjadi perbaikan di bulan September. Demikian pula dengan angkutan laut dan kereta api meski di awal q3 turun, di September menunjukkan perbaikan. Kegiatan pariwisata domestik pun turun, dimana TPK yang mencerminkan aktivitas sektor pariwisata, menurun dibanding q2, destinasi wisata secara q to q juga menurun di berbagai wilayah. Support ekonomi menurut kategori lapangan usaha, terbesar tumbuh 14,06 persen di kategori kesehatan, hal ini terkait dengan penanganan Covid19 yang masif dari peralihan APBN di bidang kesehatan.

Secara umum indikator ekonomi dapat dikatakan menuju tren pemulihan, PMI manufaktur masuk pada zona ekspansif, mobilitas penduduk meningkat, indeks penjualan masyarakat seperti kendaraan bermotor, semen, konsumsi listrik di sektor industri bisnis juga ekspansif, serta laju inflasi yoy tetap terkendali. Demikian pula catatan pendapatan negara q3 tumbuh, eksternal surplus neraca perdagangan meningkat serta cadangan devisa sebesar 146,86 milyar USD atau setara 8,9 bulan import barang dan jasa. Perkembangan yang sangat positif ini tidak terlepas dari upaya penguatan dan sinergi antara pemerintah dan lembaga terkait dalam rangka terus menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendorong dan mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

PPKM yang mulai dibuka sesuai tingkat level kasus Covid19, pelaksanaan vaksinasi yang masif dan ketatnya penerapan protokol kesehatan di beberapa wilayah memberikan catatan pemulihan aktivitas masyarakat dan aktivitas ekonomi yang menghasilkan penerimaan negara membaik dan membuat kondisi berangsur membaik dan Covid19 pun terkendali.

Seiring dengan hal tersebut sumbatan kran-kran ekonomi (baca: pasca PPKM) mulai terbuka kembali meski belum mengguyur deras, merupakan sinyal yang sangat baik bagi akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Demikian pula ke depan apabila seluruh elemen masyarakat bersinergi bangkit kembali dari keterpurukan akibat pandemi, niscaya ekonomi mampu kembali tumbuh untuk Indonesia yang makin tangguh.Jatengdailyt.com-st

Written by Jatengdaily.com

Hadirkan Pakar, MKn Unissula Gelar Pendidikan dan Pelatihan PPAT

Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Pembelajaran Ekstra bagi Santri TPQ