in

Meningkatkan Kemuliaan di Bulan Rajab

Oleh : H. Nur Khoirin YD

KETUA BP4 Propinsi Jawa Tengah, DR H Nur Khoirin YD MAg, Jumat 10 Rajab 1443/H, 11 Februari 2022 siang ini akan menyampaikan Khutbah Jumat, di Masjid Al Islamic Center Manyaran, Kota Semarang. Simak tausiyahnya.
,
1. Di setiap hembusan nafas, marikah kita selalu bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang tidak terukur, atas hidayah iman dan Islam sehingga kita diberikan kekuatan dan kesehatan untuk melaksanakan ibadah jum’ah. Selanjutnya marilah kita selalu berikhtiar meningkatkan taqwallah. Menjalankan ibadah dan thoah sebagai kebutuhan jiwa, sebagaimana kebutuhan makan, minum, bertempat tinggal, olah raga, rekreasi, dan kebutuhan-kebutuhan fisik yang lain, jika tidak terpenuhi maka ada yang tidak sempurna dalam diri kita. Meningkatkan kualitas ibadah kita dari yang hanya sebatas seremonial dan formalitas, menjadi ibadah yang nikmat dan membekas, menjadi diri kita memiliki kemulyaan di sisi Allah dan di hadapan manusia.

2. Hari-hari ini kita sudah berada dalam bulan Rajab 1443H. Terdapat empat bulan haram yang memiliki kemuliaan di luar bulan Ramadhan, yaitu yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Penyebutan bulan haram pada bulan rajab dan ketiga bulan lainnya karena pada bulan ini umat islam dilarang berperang. Dalam Al-Quran surah At-Taubah ayat 36 Allah berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُم
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.

3. Diantara kemulyaan bulan rajab adalah sebagai berikut :
1) Bulan mulia (haram), dihormati, karena umat Islam dilarang perang.
2) Bulan agung, Rajab adalah “Rajam” yang berarti melempar. Dinamakan rajam karena pada bulan ini musuh dan setan-setan dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak bisa mendzalimi para wali Allah dan orang-orang shalih.

3) Bulan damai, 3) bulan Rajab  juga dikenal dengan sebutan “Al-Ashamm” yang artinya “yang tuli”, karena pada bulan ini tidak terdengar gemerincing senjata pasukan perang.
4) Bulan terjadinya peristiwa Isra Miraj (malam ke 27), Isra Miraj merupakan peristiwa penting bagi Nabi Muhammad saw dan umat Islam. Beliau melakukan dua perjalanan penting dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem. Lalu dilanjut menuju Sidratul Muntaha atau langit ke tujuh, untuk menerima perintah shalat 5 waktu yang wajib ain bagi semua ummatnya.

5) Bulan Allah, “Rasulullah SAW bersabda : Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulannya umatku”. Amalan yang anjurkan di bulan Rajab : puasa Sunnah (tanggal 1,2,3), memperbanyak sodaqah, bertaubat atas dosa-dosa dengan memperbanyak membaca istighfar.

6) Bulan Rajab semakin dekat dengan bulan Ramadan. Rasulullah bahkan menganjurkan umat Islam untuk berdoa di bulan Rajab agar dipertemukan dengan bulan 1000 bulan yakni bulan Ramadan. Allahumma bariklana fi rajaba wa sya’bana wa balighna ramadhana. (Ya Allah berkahi bulan rajab dan bulan Sya’ban, dan pertemukan kami pada bulan Ramadhan).

4. Untuk meningkatkan kemulyaan diri di bulan Rajab ini, Imam Syafi’I dalam kitab Manaqib Asy-Syafi’i Lil Baihaqi, menjelaskan bahwa terdapat 3 cara/kiat yang dapat meningkatkan kemuliaan seseorang, yaitu :

1) Berusaha menyembunyikan kemiskinan. Imam Syafi’i berkata :

كثمان الفقر حتى يظن الناس من عفتك أنك غني
“Menyembunyikan kemiskinan sehingga orang mengira anda adalah orang yang kaya.” Seseorang yang mulia ialah mampu menyembunyikan kemiskinannya dan bukan orang yang mengeksploitasi kefakirannya agar orang lain berbelas kasihan. Buatlah orang-orang disekitar anda menyangka anda adalah orang berkecukupan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk iffah, menjaga kehormatannya dan juga agar tidak merepotkan orang lain.

2) Berusaha menyembunyikan kemarahan. Imam Syafi’i juga berkata :

وكثمان الغضب حتى يظن الناس أنك راض
“Menyembunyikan kemarahan sehingga orang mengira anda rela atau tidak marah dan tidak apa-apa.” Tanda kemuliaan seseorang ialah mampu menyembunyikan kemarahannya. Sehingga orang disekitarnya menganggap dia ridha, dan tidak ada kemarahan sedikitpun ketika sedang menghadapi sesuatu yang tidak disenangi. Hal ini sebagai upaya meminimalisasi konflik dan permusuhan, dan munculnya prasangka buruk dari orang lain.

3) Berusaha menyembunyikan kesulitan. Imam Syafi’i juga berkata :

وكثمان الشدة حتى يظن الناس أنك متنعم
“Menyembunyikan kesulitan sampai orang menduga dirinya orang yang selalu senang.” Ciri orang yang mulia antara lain adalah mampu menyembunyikan kesulitan dan kesusahannya. Sehingga orang disekitarnya menyangka, bahwa dia orang yang penuh kenikmatan dan kecukupan.

Di bulan Rajab ini, semoga Allah swt selalu memberikan kita tetap sihah, rizqi yang melimpah halalan thayyibah, keluarga harmonis sakinah, saudara dan tetangga yang akur ramah, hati yang saadah dan Istiqomah, sehingga sampai dibulan Ramadhan nanti yang penuh maghfiroh dan rahmah. Amiin ya rabbal ‘alamin.

DR. H. Nur Khoirin YD., MAg, Ketua BP4 Propinsi Jawa Tengah/Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo/Advokat Syari’ah/Mediator/Arbiter Basyarnas/Sekretaris Bidang Humas dan Kerjasama MAJT/Ketua Bidang Kaderisasi dan Remaja MRBR/Anggota Komisi Hukum dan HAM MUI Jateng/Pengurus Badan Wakaf Indonesia Jateng, Tinggal di Jl. Tugulapangan H.40 Tambakaji Ngaliyan Kota Semarang, Telp. 08122843498. Jatengdaily.com-st

 

 

 

Written by Jatengdaily.com

Pascabencana Longsor di Wonosobo, Warga Diminta Waspada Daerah Potensi Gerakan Tanah

Pantau Aktivitas Merapi, Tiga Desa Kemalang Klaten Rutinkan Ronda Malam