MAGELANG (Jatengdaily.com) – Sudah menjadi pengetahuan umum, pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan perekonomian nasional bahkan internasional. Di antaranya bertambahnya jumlah pengangguran dikarenakan PHK secara massal, imbas pengurangan produksi.
Berkurangnya jumlah lapangan kerja, yang diperparah penurunan daya beli masyarakat menjadi beban berat dirasakan para laku usaha. Sehingga dalam keadaan seperti ini bisnis online menjadi solusi bisa bertahan, sekaligus memulihkan perekonomian di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unggulan Program Studi Manajemen Bisnis Internasional Politeknik Negeri Semarang (Polines) Misbakhul Arrezqi SE MM menyampaikan, produk kerajinan tangan merupakan salah satu andalan ekspor Indonesia yang menyerap banyak tenaga kerja. Hanya saja, produk tersebut termasuk usaha ekspor import yang terdampak dikarenakan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Sehingga diperlukan inovasi untuk bertahan pada kondisi ekonomi yang menurun karena pandemi Covid-19.
Sehubungan itu Polines menyelenggarakan ‘Pelatihan E-Business Bagi Anggota Asosiasi Eksportir dan Produsen Handycraft Indonesia’ di Magelang. Kota berhawa sejuk itu dipilih, karena Magelang termasuk daerah destinasi wisata internasional dengan jumlah kunjungan tertinggi di Jawa Tengah.
“UMKM bidang kerajinan jumlahnya banyak karena potensi wisata yang tinggi. Namun merebaknya Covid-19 merubah keadaan sangat drastis, seiring Danya PPKM. Sehingga UMKM di bidang kerajinan kesulitan melakukan proses penjualan karena sedikitnya wisatawan, di samping penurunan daya beli perekonomian global,” ujarnya, Kamis (29/9).
Sementara kemampuan utama dalam berbisnis adalah kemampuan untuk menjual. Sedangkan kemampuan menjual memiliki berbagai aspek, mulai dari riset pasar, perencanaan strategi, penganggaran, komunikasi, ketepatan memilih target dan segmentasi pasar hingga evaluasi dari eksekusi yang dilakukan.
“Kemampuan menjual dalam masa pandemi Covid-19 yang sangat dibutuhkan adalah E-Business. Dengan memiliki kemampuan bisnis digital para pelaku UMKM dapat melakukan penjualan retail secara online, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga bisa tetap menjalankan usahanya meskipun terdampak secara ekonomi,” imbuh Misbakhul Arrezqi, yang juga narasumber dalam pelatihan yang diikuti Asosiasi Eksportir dan Produsen Handycraft Indonesia di Magelang, serta utusan dari Program Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda (PPKKP).
Dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, peserta diharapkan mempunyai kemampuan mencari peluang usaha, pasar potensial, riset pasar, hingga membuat konten dan SEO. Selain itu melakukan promosi organik maupun berbayar dan pembuatan sistem bisnis online.
“Dengan kemampuan E-Business peserta diharapkan bertahan bahkan bertumbuh perekonomiannya dan bangkit bisa menghadapi pandemi Covid-19 khususnya dengan melakukan penjualan secara retail baik dalam pasar domestik maupun manca negara,” pungkasnya. rie-yds