in

Tegal Kota Bahari Berpotensi Perdagangan

Oleh: Harimurti SST

Statistisi Ahli Muda BPS Kota Tegal Provinsi Jawa Tengah

Terletak di Pantai Utara Jawa Tengah, Kota Tegal merupakan Kota Bahari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bahari berarti mengenai laut atau segala sesuatu yang berhubungan dengan laut. Alasan Tegal menjadi Kota Bahari tentu berkaitan Wilayah Tegal terletak di Kawasan Pesisir Utara Jawa Tengah, berbatasan dengan Pemalang, Brebes, dan Slawi. Kota Tegal menghadap Laut Jawa di sebelah Utara, kehidupan di Kota Tegal tidak dapat dipisahkan dari sektor kelautan.

Kota Tegal merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa Tengah yang berada di barat laut dan terletak di pantai utara pulau Jawa. Secara astronomis terletak pada 109004’28” sampai 109009’41” garis Bujur Timur dan 06050’21” sampai 06054’00” garis Lintang Selatan, dan secara geografis terletak pada pertigaan jalur Purwokerto – Jakarta dan Semarang – Jakarta.

Pada tahun 1987, Kota Tegal mengalami pemekaran wilayah yang berasal dari Kabupaten Tegal, yang kemudian ditambah lagi dengan wilayah Kabupaten Brebes, yang dikenal dengan sebutan “Bokong Semar”. Selanjutnya luas wilayah Kota Tegal pada tahun 2020 mengalami perubahan kembali sesuai dengan hasil kegiatan Penegasan Batas Daerah Kota Tegal dengan Kabupaten Tegal yang dilaksanakan pada tahun 2020.

Luas wilayah Kota Tegal mulai tahun 2020 adalah 39,24 km2, atau sekitar 0,12 persen dari luas Jawa Tengah. Kota ini terbagi menjadi 4 Kecamatan dengan 27 Kelurahan. Adapun wilayah Kecamatan terluas adalah Margadana yaitu sebesar 13,29 km2 atau sekitar 33,87 persen dari luas wilayah Kota Tegal.

Kota Tegal memiliki ketinggian dari permukaan laut ± 3 meter, dengan struktur tanah didominasi oleh tanah pasir dan tanah liat. Topografi wilayah ini merupakan dataran rendah dengan hulu sungai ke Laut Jawa. Tidak ada satupun kelurahan yang berada di lereng/puncak maupun lembah. Sedangkan untuk keberadaan sungai, Kota Tegal dialiri empat sungai yang melewati 15 kelurahan (55,56 persen). Empat sungai tersebut adalah Ketiwon, Kaligangsa, Gung, dan Kemiri. Sedangkan kelurahan yang berbatasan langsung dengan laut sebanyak 4 kelurahan.

Keadaan Iklim Rata-rata suhu udara di Kota Tegal pada tahun 2022 sebesar 27,80C. Dengan rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Juli yaitu 24,30C, sedangkan rata-rata suhu udara tertinggi mencapai 32,80C yang terjadi pada bulan September.

Kelembaban udara di Kota Tegal pada tahun 2022 berkisar antara 71 persen hingga 89 persen, dengan curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Curah hujan tertinggi sebanyak 320,5 mm3 terjadi pada bulan Maret dengan hari hujan sebanyak 19 hari.

Adapun pada bulan Agustus merupakan bulan dengan curah hujan terendah dengan jumlah hari hujan sebanyak 1 hari. Sedangkan rata-rata persentase penyinaran matahari Kota Tegal Tahun 2022 adalah 69%.

Dengan rata-rata penyinaran matahari terendah pada bulan Februari sebesar 45% dan yang tertinggi pada bulan September sebesar 89%. Pada bulan dengan curah hujan tinggi, persentase penyinaran matahari cenderung rendah, sedangkan pada bulan dengan curah hujan rendah, persentase penyinaran matahari cenderung tinggi.

Kecepatan angin pada tahun 2022 berkisar antara 1,0 – 2,1 knot. Dalam kurun waktu 2020-2022, rata-rata kecepatan angin di Kota Tegal cenderung menurun dari 3,6 knot menjadi 3,2 knot.

Penyematan kota bahari bagi Kota Tegal telah ada sejak 1950-an berkat industri galangan kapal yang berkembang. Industri di Tegal memang banyak ditopang sektor maritim atau kelautan, di mana sejumlah perusahaan menempatkan fasilitas galangan kapal di sepanjang garis pantai, khususnya di sekitar Pelabuhan Tegal.

Sebagai kota pesisir, Tegal juga menjadi salah satu sentra perikanan utama di Pantai Utara (Pantura) dan memiliki banyak industri kecil yang mengolah hasil perikanan.

Tegal Kota Bahari merupakan singkatan dari Bersih, Aman, Hijau, Asri, Rapi, dan Indah. Singkatan ini diharapkan menjadi sebuah representasi dari Kota Tegal. Selain kota bahari, dulu Tegal disebut kota Jepangnya Indonesia.

Julukan ini dikaitkan dengan sejumlah industri pengecoran dan pengerjaan logam yang dibangun pada 1940-an untuk mencukupi kebutuhan perang tentara Jepang. Hingga kini, industri di Kota Tegal yang berbasis industri logam banyak digerakkan sektor UMKM.

Tidak sedikit industri kecil di Kota Tegal menjadi pemasok spare part dan komponen mesin untuk beberapa perusahaan otomotif besar di Jakarta.

Selain Kota Bahari Tegal juga merupakan Kota Perdagangan. Perdagangan di Kota Tegal sangat potensial. Perdagangan merupakan proses tukar menukar barang dan jasa berdasar kesepakatan. Pada awalnya pertukaran tersebut dilakukan dengan barter, sedangkan pada masa sekarang menggunakan uang.

Pada tahun 2022 prasarana perdagangan yang ada di Kota Tegal meliputi enam department store, 55 pasar swalayan dan minimarket, serta 14 pasar umum. Kegiatan perdagangan di Kota Tegal juga besar peranannya terhadap perekonomian Kota Tegal. Pada tahun 2022 sejumlah Rp628 miliar rupiah investasi dalam negeri masuk untuk kegiatan perdagangan di Kota Tegal, yang menciptakan 7.312 proyek dan menyerap 15.456 tenaga kerja.

Jika melihat keseluruhan nilai investasi yang masuk, pada tahun 2022 lebih dari Rp2,9 triliun investasi dalam negeri masuk ke dalam perekonomian Kota Tegal, dengan mayoritas investasi ditanamkan pada sektor tersier yang meliputi sektor listrik, gas, dan air, sektor konstruksi, sektor perdagangan dan reparasi, sektor hotel dan restoran, sektor transportasi, gudang dan komunikasi, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran, serta sektor jasa lainnya.
Investasi yang ditanamkan di Kota Tegal juga tidak terbatas berasal dari dalam negeri.

Pada tahun 2022, lebih dari Rp265 miliar rupiah investasi asing masuk ke Kota Tegal, dengan mayoritas investasi ditanamkan pada sektor sekunder yang meliputi berbagai jenis industri pengolahan.
Dukungan sektor perdagangan di Kota Tegal juga berasal dari investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN), dengan nilai investasi sebesar Rp184 miliar rupiah di sektor primer, dan Rp203 miliar rupiah di sektor sekunder, dan Rp 2.542 miliar dari sektor tersier.

Nilai investasi sektor primer terbesar pada sektor Perikanan sebesar Rp 175 miliar, selaras dengan tegal sebagai kota Bahari. Paling kecil pada sektor pertambangan dengan nilai investasi 16 juta rupiah.
Untuk nilai investasi sektor sekunder terbesar pada sektor kendaraan bermotor dan alat transportasi lain sebagai wilayah yang berada di jalur Perdagangan nasional, kemudian disusul industri kimia dan farmasi sebagai kota transit dan wisata, nilai investasi besar juga pada sektor industri makanan dengan nilai investasi Rp 34 miliar, dimana Tegal termasuk Kota Kuliner Utama di Jawa.

Sebagai Kota dengan potensi Perdagangan, nilai investasi di sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp 628 miliar. Ditambah investasi sektor jasa lainnya sebesar Rp 1.292 miliar, semakin memperkuat Perdagangan Kota Tegal.

Potensi perdagangan Kota Tegal semakin besar dengan investasi penanaman modal asing di sektor industri makanan sebesar Rp42 miliar, ditambah investasi di sektor industri barang dari kulit dan alas kaki Rp42 miliar.

Kota Tegal sebagai Kota Bahari semakin kuat di bidang perdagangan karena adanya sarana transportasi kereta api dengan Stasiun Utama Tegal sebagai icon, angkutan jalan raya untuk penumpang dan barang, dan adanya pelabuhan Laut Jawa. Jatengdaily.com-St

Written by Jatengdaily.com

Mahasiswa Farmasi Unissula Teliti Preferensi Masyarakat terhadap Rumah Sakit Syariah

Anies-Muhaimin Pasangan Pertama Daftar Pilpres 2024 ke KPU