SEMARANG (Jatengdaily.com) — Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag Semarang) kembali membuktikan komitmennya sebagai kampus yang berdampak bagi masyarakat. Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, Program Studi D3 Bahasa Jepang Fakultas Bahasa dan Budaya (FBB) menjalin kolaborasi strategis dengan pelaku UMKM lokal, UD Vitaher, guna mendorong ekspor produk kecantikan berbahan herbal ke pasar Jepang.
Kegiatan kolaboratif ini berlangsung di Kamaria Store, Jl. Sidodadi Timur No. 32, Semarang — pusat usaha dari UD Vitaher yang dikenal memproduksi beragam produk spa berbahan alami. Dengan mengusung tema “Optimalisasi Ekspor Produk Spa ke Jepang melalui Alih Bahasa Buku Panduan dan Spesifikasi Produk dalam Bahasa Jepang,” tim dosen dan mahasiswa terlibat langsung dalam proses alih bahasa dokumen penting ke dalam bahasa Jepang.
Dokumen yang dialihbahasakan mencakup panduan penggunaan serta spesifikasi teknis produk-produk spa dan kecantikan yang diproduksi oleh UD Vitaher. Proses ini dilakukan secara profesional dan kontekstual, mengingat Jepang merupakan salah satu negara dengan standar tinggi terhadap informasi produk dan regulasi ekspor-impor.
Ketua tim pengabdian, Sri Muryati, S.S., M.Hum., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya bagian dari tridarma perguruan tinggi, tetapi juga menjadi sarana nyata penerapan ilmu bahasa dan budaya Jepang yang dipelajari di bangku kuliah.
“Kami ingin menjembatani dunia akademik dan industri. Ini adalah wujud nyata dari keilmuan yang kami ajarkan di kelas — tidak hanya teori, tetapi juga aplikatif dan memberi manfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Kolaborasi ini mendapat sambutan positif dari pihak UD Vitaher. Dr. Dewi Rinawati, pemilik Kamaria SPA sekaligus pimpinan UD Vitaher, menyampaikan apresiasi atas kontribusi tim UNTAG Semarang.
“Pasar Jepang sangat selektif, baik dari sisi kualitas produk maupun dokumentasi. Kehadiran tim dari UNTAG sangat membantu kami mempersiapkan dokumen-dokumen sesuai standar internasional. Ini menjadi langkah awal penting dalam rencana ekspor kami,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi contoh konkret sinergi antara institusi pendidikan tinggi dengan pelaku usaha lokal. Tidak hanya memperkuat posisi UMKM di pasar internasional, tetapi juga membuka ruang pembelajaran langsung bagi mahasiswa dalam situasi dunia kerja yang sesungguhnya.
Melalui pendekatan edukatif dan aplikatif ini, Program Studi D3 Bahasa Jepang UNTAG Semarang menunjukkan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya berorientasi pada ruang kelas, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat dan penguatan daya saing produk lokal di kancah global.
Dengan kolaborasi semacam ini, harapan besar disematkan agar produk-produk unggulan Indonesia dapat menembus lebih banyak pasar internasional, khususnya Jepang, sekaligus menciptakan SDM yang adaptif dan kompeten secara global.St
0



