Membangun Literasi Statistik, BPS Provinsi Jateng Gelar Talkshow Bersama Media

talkshow

Kepala BPS Provinsi Jateng, Dr Dadang Hardiwan SSi MSi menyerahkan piagam penghargaan kepada Sunarto, redaktur Jatengdaily.com, . Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Masyarakat luas mempunyai hak untuk tahu sejauhmana perkembangan dan kondisi wilayah, dalam hal ini Jawa Tengah, yang tercermin dalam data yang dikeluarkan oleh BPS. Utamanya data-data strategis seperti pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto/PDRB), inflasi, kemiskinan, ketenagakerjaan, indeks pembangunan wilayah, nilai tukar petani dan sebagainya. Disamping data tersebut merupakan alat pemerintah dalam mengevaluasi, memantau dan merencanakan kebijakannya.

Para narasumber Amir Machmud NS, Ketua PWI Jawa Tengah, Dadang Hardiwan, Kepala BPS Provinsi Jateng, Syakir Kurnia, staf pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip dan moderator Nina Izwan dari TVRI Jateng, pada talkshow bersama media, Rabu (10/10). Foto:dok

Hal ini disampaikan oleh Dadang Hardiwan, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah dalam sambutan sekaligus narasumber pada acara “Talkshow Membangun Literasi Data Statistik di Era Digital”. Acara ini diselenggarakan di Wimarion Hotel Jalan Wilis No. 2A Candisari, Semarang, 11/10/2023 sebagai rangkaian peringatan Hari Statistik Nasional (HSN). Dalam kesempatan tersebut Dadang juga menyampaikan secara detail makna dan manfaat dari berbagai data indikator statistik yang dihasilkan BPS.

Talkshow dihadiri tidak kurang dari 30 peserta dari berbagai media, baik media cetak, media online, televisi serta radio yang ada di Jawa Tengah. Harapannya awak media menjadi lebih paham terhadap kegiatan dan hasil-hasil kegiatan BPS serta manfaatnya bagi pemerintah dan masyarakat secara luas.

Pada kesempatan yang sama hadir juga sebagai narasumber adalah Syakir Kurnia, staf pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip dan Amir Machmud NS, Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah sekaligus dosen Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Syakir mengatakan bahwa berbicara literasi statistik maka bagaimana memberi pemahaman yang sesuai pada kita semua dari data yang basisnya statistik yang telah diberi ruh atau nyawa. Kita menjadi paham apa maksud dari data tersebut.

“Data statistik yang telah mempunyai ruh tersebut kemudian menjadi informasi dan pijakan target bagi pemangku kepentingan. BPS berperan memotret kondisi yang terjadi dengan metodologi statistik beserta fenomena-fenomena yang ada untuk kemudian menjadi konsumsi penanggungjawab. Contohnya inflasi, BPS menghitung dari survei yang dilakukan, selanjutnya tanggung jawab untuk mencapai target yang diharapkan adalah Bank Indonesia atau pemerintah daerah”, lanjutnya.

Sementara Amir Machmud yang didapuk sebagai pembicara terakhir menyatakan bahwa menjadi sebuah kegelisahan ketika ada oknum media yang hanya mementingkan adanya dialektika, menyederhanakan kualitatifikasi dan ujungnya kehilangan nilai kualitatifnya.

Tahapan media seringkali hanya sampai di permukaan dari 3 (tiga) tahapan yang mestinya dilalui. Yaitu hakikat, dimana terpenuhinya standar siapa, kapan dan dimana. Kedua, syariah. Yaitu mengulik hal-hal di belakang fakta-fakta serta yang ketiga adalah makrifat, yaitu kualitas dengan melakukan investigasi atau klarifikasi.

“Yang disampaikan jurnalis harus mampu keluar dari koridor ruang perdebatan dan mampu membuktikan apa yang sebenarnya terjadi dari materi yang diperdebatkan”,ujarnya.

Menurut Amir, kebenaran adalah tujuan jurnalisme, yaitu kebenaran yang hakiki yang memenuhi level makrifat sehingga mampu mempertanggungjawabkan dari apa yang disampaikan. Data BPS menjadi salah satu rujukan yang terpercaya dari berita yang akan disampaikan. Dimana data BPS merupakan fakta kondisi yang sebenarnya terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Acara tersebut seakan menjadi ajang mempertemukan ‘tumbu oleh tutup’. Dimana media punya suara, BPS mempunyai bahan untuk disuarakan. Suara yang disampaikan menjadi lebih bermakna dan memberi nilai ibadah ketika kebenaran yang tercermin pada data tersebut mampu tersampaikan kepada pihak yang berhak, yaitu masyarakat luas.

Acara yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari itu terasa cepat dan seakan tidak cukup untuk membahas berbagai hal yang sangat menarik tersebut. Keterbatasan waktu yang tersedia memaksa moderator Nina Izwan dari TVRI untuk mengakhiri acara dan menyisakan rasa penasaran untuk disambung di waktu yang lain.

Setelah talkshow selesai BPS melanjutkan kegiatan dengan memberikan anugerah kepada media, serta membagikan suvenir bagi peserta yang beruntung. Dua media mendapatkan anugerah, yakni Jatengdaily.com dan Tribun.com. Media Jatengdaily.com sebagai media yang menayangkan rubrik opini/artikel gagasan terbanyak hasil analisis insan statistik BPS Provinsi Jateng tahun 2023. St