in

Spirit Isra Miraj dan Menjaga Persaudaraan

Oleh: Multazam Ahmad

SETIAP 27 Rajab 1445 H, umat islam seluruh dunia memperingati Isra Miraj Nabi Muhamda Saw. Setelah Nabi diterpa berbagai cobaan yaitu meninggalnya San Paman Abu Thalib, Isteri tercinta Khadijah, siksaan, boikot oleh kaumnya sendiri serta banyak kesedihan lainnya.

Oleh karena itu Isra Miraj merupakan cara Allah untuk menghibur Nabi dengan perintah sholat lima waktu yang dapat melepas beban dan menenangkan hati.Salat selalu membawa keberkahan baik diduni hingga akhirat.

Isra Miraj juga merupakan awal membangun peradaban manusia yang berhubungan dengan hijrah makaniyah dan ma’nawiyah. Isra ialah perjalanan mendatar dan Mi’raj adalah perjalanan ke atas.

Itulah sebabnya Isra Miraj diawali dengan kalimat Subhanalladzi yang berarti Maha Suci Allah,dan dilanjutkan degan kalimat Biabdihi yaitu bukan sekedar ruh dan jasad.

“ Maha Suci (Allah),yang telah memperjalankan hamba-Nya (muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kamiperlihatkan sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.

Sesungguhnya Dia Maha Mendengar ,Maha Melihat.(QS.Al Isra :1)
Dengan kata lain Isra merupakan habluminannas atau hubungan antar umat manusia dan Miraj yaitu habluminallah hubungan manusia dengan Allah Swt.

Oleh karena itu keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain Manusia hidup di dunia butuh keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Seperti misalnya, sholatnya baik dan tepat waktu, berdzikir dan melaksanakan ibadah lainnya, namun saat yang sama gemar menyakiti saudara nya maka surga akan tertunda bahkan tertolak.

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. (QS. An Nisa : 36)”

Dalam ayat tersebut memberi kejelasan bahwa persaudaraan adalah sangat penting dan harus dijaga dengan baik. Dalam perspektif al quran Isra atau Habluminnas,ada lima ikatan dalam persudaraan.Pertama, ikatan persaudaraan kesamaan dalam rahim dan “sulbi”.

Artinya siapaun orangnya jika terlahir dari ibu yang melahirkan kita ,dan memiliki ayah yang sama maka ia adalah saudara kita. Kedua,Ikatan dibangun dengan kesamaan tempat tinggal dan domisili.

Artinya siapapun orangnya dan tinggal dilingkungan yang sama dengan kita adalah saudara kita. Namun akhir2 ini ikatan yang satu ini sering rusak atau luntur akibat keangkuhan manusia atau status yang dimiliki selalu di dewakan. Dia merasa yang paling tinggi yang paling berjasa.

Ketiga,Ikatan persaudaraan berdasarkan kesaman kewarganegaraan. Siapapun orangnya kalau satu warganegara Indonesia adalah saudara kita.Tanpa memandang agamanya. Keempat, Ikatan persaudaraan seiman.Semua orang yang seiman adalah bersaudara.(QS .Al Hujurat:10) .Kelima, ikatan dibangun berdasarkan Nenek Moyang kiata,yaitu Nabi Adam dan Hawa. Seperti pangilan dalam Al Quran: “Ya ayyuhannas” dan “Ya ayyuhal insan”.yang memiliki atri “Wahai seluruh makhluk yang berjenis manusia”.

Kelima ikatan persaudaraan ini perlu dijaga dengan baik.Sehingga kita benar2 merasa memiliki ikatan persaudara. Oleh karena itu setelah kita jaga persaudaraan,ada kewajiban dan hak dalam ikatan persaudaraan yakni:

Pertama, mendamaikan bila ada saudara yang bertikai.Jangan malah menjadi provokator. Kita memahami yang bertikai adalah saudara kita.

Kedua, kita dilarang menghina, merendahkan,memfitnah saudara kita. Ketiga ,kita dilarang Memberi julukan (labelling) yang jelik seperti panggilan kampret dan cebong dan lain sebagainya,Keempat,kita dilarang berburuk sangka sesama saudara. (QS.Al- Hujurat:11).

Dalam konteks Indonesia,bahkan hitungan jari sebentar lagi negara kita mengadakan pesta demokrasi (pemilu), akan memilih pemimpin presiden dan wakil,DPR dan DPD.Atas dasar persaudaraan ini ,kita mengajak semua pihak untuk menghormati proses politik yang ada sebagai seleksi sosial untuk menentukan siapa pemimpin kita.

Siapa pun yang jadi adalah pemimpin kita.Yang menang tidak sombong dan yang kalah tidak ngamuk. Kita memilih calon pemimpin yang menurut kita baik untuk negara yang pada giliranya negara kita makmur, adil,dan sejahtera. Wallahu a’lam .

Dr.H. Multazam Ahmad,MA
Sekretaris MUI Jawa Tengah
Ketua Dewan Masjid Indonesia Jawa Tengah dan Dosen Pascasarjan Unnes.

Intisari khotbah disampaikan di Masjid Raya Baiturrahman Jawa Tengah
Pada 9 Februari 2024. Jatengdaily.com-St

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

SMA Islam Al Azhar 15 Semarang Gelar Peringatan Isra Miraj 1445 H

Polisi Tetapkan Pacar Tamara Atas Kematian Anak Dante