SEMARANG (Jatengdaily.com) – Di sebuah aula megah Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Rabu (23/7/2025) siang itu, tepuk tangan menggema.
Dua remaja berwajah sumringah naik ke panggung—mereka adalah Emmanuel Christian Sunjaya dan Nathaniel Satya Christian, siswa SMA BOPKRI Pati, yang baru saja diumumkan sebagai juara 1 dan juara 2 dalam kompetisi desain infografis tingkat SMA/SMK/MA se-Jawa Tengah.
Kompetisi ini bukan ajang biasa. Mengusung tema “Sexual Harassment and Legal Protection For The Digital Generation”, Juris Visual Fest 2025 menantang peserta untuk menuangkan ide dan kepedulian sosial ke dalam bahasa visual yang menarik dan mudah dipahami.
Bagi Emmanuel—akrab disapa Nuel—dan Nathaniel, proses menuju kemenangan ini tak lepas dari dorongan seorang guru pembimbing, Wahyu Kartika Dewi, S.Sn. Setiap kali mereka mulai ragu, Wahyu selalu mengingatkan pesan yang menjadi mantra penyemangat, “Fortis Fortuna Adiuvat”—keberuntungan berpihak pada yang berani mencoba.
“Apa pun risikonya, kita hantam sampai berhasil,” ujarnya berulang-ulang di ruang kelas, mengobarkan keberanian murid-muridnya.
Kepala SMA BOPKRI Pati, Ismoyo Hadi, S.S., S.Pd, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
“Prestasi kalian adalah bukti nyata bahwa kreativitas, ketekunan, dan semangat belajar bisa menghasilkan karya luar biasa. Terima kasih sudah membawa nama baik sekolah dan menjadi inspirasi bagi teman-teman lainnya. Teruslah berkarya, jadilah terang di tengah dunia,” katanya dengan mata berbinar.
Bagi keluarga, kemenangan ini juga punya kisah tersendiri. Nawang S.H, ibu dari Nuel, mengisahkan bahwa kebiasaan putranya bermain game online sempat membuatnya khawatir. Namun, arah berubah ketika minat itu dialihkan ke desain grafis.
“Dengan ketekunan, dia belajar sendiri, mencoba berbagai aplikasi, dan ternyata sekarang membuahkan hasil,” ujarnya, tak kuasa menyembunyikan rasa haru.
Dari kebiasaan bermain game, Nuel menemukan dunia baru—dunia yang mengajarinya bagaimana mengubah piksel menjadi pesan yang menggugah, dan warna menjadi bahasa universal.
Hari itu, di Semarang, dua anak muda dari Pati membuktikan bahwa keberanian mencoba, dukungan guru, dan doa keluarga bisa menjadi kombinasi yang mengantar pada panggung juara. Dan mungkin, ini baru awal dari perjalanan panjang mereka di dunia kreativitas digital. St