SEMARANG (Jatengdaily.com) – Sebagai khalifah manusia memiliki beberapa tugas utama. Manusia diberi amanat untuk menjadi pengganti Allah dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam demi kemaslahatan hidup.
Selain itu, manusia bertugas mengelola lingkungan dan sumber daya dengan bijaksana, memastikan bahwa semua makhluk hidup dapat hidup dengan harmonis.
Hal itu dikemukakan oleh dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Sultan Agung Semarang Dr. Ir. Mohammad Agung Ridlo, M.T. di depan jamaah salat tarawih di Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih, Ngaliyan, Semarang, Selasa malam, 18 Maret 2025.
Mohammad Agung mengatakan, manusia juga harus mengisi bumi dengan kesejahteraan. Ini berarti, manusia harus menjaga keadilan, kejujuran, dan kesejahteraan sosial. Manusia pun perlu menjaga kelestarian alam, agar tetap seimbang dan aman untuk generasi mendatang. Termasuk menciptakan keamanan dan keseimbangan ekosistem yang ada.
Agung juga mengingatkan bahwa saat ini terdapat berbagai tantangan serius yang mengancam peran kita sebagai khalifah. Misalnya, kegiatan reklamasi laut, yaitu pengurugan laut untuk pembangunan sering kali mengabaikan dampak lingkungan yang luas, baik legal maupun ilegal.
Selain itu, juga pencemaran udara, seperti aktivitas industri dan kendaraan bermotor menyebabkan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Termasuk juga deforestasi, yaitu penebangan hutan secara liar untuk perkebunan, pembangunan infrastruktur, permukiman dan fungsi-fungsi lain dapat merusak habitat alami dan keanekaragaman hayati.
“Ada juga kerusakan daratan akibat ulah manusia yang sering kali merusak tanah dan ekosistem tanpa mempertimbangkan dampaknya. Kasus-kasus ini menunjukkan adanya kemungkaran yang perlu diperangi. Melakukan amar makruf nahi mungkar, baik dalam skala besar maupun kecil, sangat penting,” ujar Sekretaris Umum Satupena Jawa Tengah ini.
Selain isu-isu besar tersebut, demikian Agung, perhatian terhadap masalah-masalah kecil di sekitar kita juga sangat penting. Konsep “khoirunnas anfa’uhum linnas,” yang berarti “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia,” mengajak setiap individu untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan peduli terhadap sesama. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih baik dan penuh kasih sayang.
Menurut pengurus ICMI Orwil Jawa Tengah ini, contoh-contoh konkret dari kepedulian ini, misalnya kepedulian terhadap tetangga. Menanyakan apakah ada tetangga yang kelaparan atau membutuhkan bantuan, sehingga kita dapat memberikan dukungan secara langsung.
Di samping itu, juga perbaikan lingkungan sekitar. Jika kita mengetahui ada rumah tetangga yang bocor atau rusak, kita bisa menawarkan bantuan untuk memperbaikinya, menunjukkan solidaritas dan kepedulian.
“Kita pun perlu melakukan edukasi diri dan orang lain tentang pentingnya membuang sampah padam tempatnya, serta mengajak komunitas untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang harmonis dan saling mendukung,” tambahnya.St