SEMARANG (Jatengdaily.com) – Di lantai 8 Menara Universitas Semarang (USM), tepatnya di ruang telekonferensi yang dipenuhi layar besar dan meja-meja diskusi, puluhan peserta dari berbagai negara duduk berbaur.
Mereka datang dari Asia hingga Eropa, membawa semangat yang sama: belajar, berdialog, dan berbagi gagasan demi masa depan yang lebih berkelanjutan.
Selama dua hari berturut-turut, International Office (IO) USM menggelar Summer Space, sebuah ajang pembelajaran lintas negara yang menjadi titik temu ide-ide segar.
Program ini diikuti para peserta dari jaringan University Mobility in Asia and the Pacific (UMAP) dan membahas isu-isu strategis terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s).
Hari pertama, suasana langsung hangat ketika Prof. Dr. Ir. Mudjiastuti Handajani, MT menyampaikan materi “Smart City untuk Mendukung SDG’s 7”.
Ia mengajak peserta melihat kota pintar bukan hanya sebagai kumpulan teknologi canggih, melainkan ekosistem yang cerdas memanfaatkan energi secara efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan.
“Sensor dan aplikasi digital hanyalah alat. Esensinya ada pada kesadaran kolektif untuk memastikan semua orang punya akses energi terbarukan,” tegasnya.
Sesi berikutnya, Prof. Dr. Ir. Kesi Widjajanti, SE, MM membedah “Sustainable Economic Growth dalam Mendukung SDG’s 8”. Ia mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi sejati tidak cukup diukur dari angka semata.
“Kualitas pekerjaan, distribusi pendapatan yang adil, dan inovasi yang ramah lingkungan adalah fondasi keberlanjutan,” ujarnya, memancing anggukan setuju dari peserta.
Bagi Kepala Satuan International Office USM, Faisal Yusuf, Summer Space bukan sekadar forum diskusi, tetapi jembatan yang menghubungkan pemikiran global dan lokal.
“Kami ingin setiap peserta pulang dengan ide-ide yang bisa langsung diadaptasi di negaranya,” katanya.
Salah satu peserta, Abbygail Ching dari Filipina, mengaku mendapat perspektif baru. “Saya baru benar-benar memahami bahwa Smart City dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan saling terhubung. Tidak bisa berdiri sendiri,” ujarnya dengan senyum lebar.
Tak hanya duduk di ruang diskusi, peserta juga terjun langsung ke lapangan, mengunjungi titik-titik di Kota Semarang yang telah menerapkan konsep kota pintar dan mengembangkan ekonomi kreatif.
Ada rasa takjub ketika teori yang mereka dengar di ruang telekonferensi berubah menjadi kenyataan yang bisa disentuh.
Melalui Summer Space, USM menegaskan dirinya sebagai kampus yang berpikir global, beraksi lokal, dan berkomitmen pada kolaborasi lintas negara demi mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Di ruang itu, bahasa, budaya, dan latar belakang berbeda justru menjadi warna yang menyatukan visi: membangun masa depan yang adil dan lestari untuk semua. St